Selasa, 08 Januari 2008

Kematian

Bismillahirahmanirahim
Salamun Alaykum…..
Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, meminta pertolongan-Nya dan memohon ampunan dari-Nya serta meminta perlindungan kepada-Nya dari kejahatan diri dan kejelekan amalan kita. Siapa yang Allah tunjuki, maka tak akan ada yang dapat menyesatkannya, dan siapa yang Allah sesatkan maka tak ada yang dapat menunjukinya. Saya bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak untuk disembah kecuali Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
Tulisan ini dari buku klasik berjudul Al Barzakh Al Kabir ditulis ulama klasik terkemuka, mempunyai kontribusi yang besar terhadap khazanah perpustakaan dunia islam dan beliau adalah guru para ulama-ulama besar, beliau adalah Jalal al-Din al-Suyuthi. Dilahirkan di Kairo tahun 849 H dan meninggal tanggal 17 Jumadilawal 911 pada usia 62 tahun. Yarhamuhullah!
Buku ini mengupas MASALAH KEMATIAN.... seperti kita ketahui Kematian pasti datang, namun hanya Allah SWT sajalah yang mengetahui waktunya. Kerahasiaan waktu mati sungguh suatu rahmat yang besar bagi manusia. Bila Anda mengetahui bahwa tepat setelah tiga hari atau 72 jam lagi Anda akan mati, umpamanya, mungkin Anda akan menghabiskan sisa umur Anda dalam ketakutan, kesedihan, kebingungan, stres, atau bahkan 'mati' sebelum Anda mati.
Semoga Allah merahmati penulis buku ini, penterjemah dan penerbitnya, serta abang, sohib, sekaligus guru saya Habib Alwin Assegaff
Dan semoga kita yang masih hidup mendapat manfaat darinya
Selamat membaca.....

BAB 1
KEUTAMAAN MATI
Ulama berkata: Kematian bukanlah kepergian murni, bukan pula kefanaan hakiki. Tetapi, kematian adalah sekadar terputusnya hubungan roh dengan badan, perpisahan antara keduanya, dan perubahan kondisi serta perpindahan tempat saja.
1. Abu Nu'aima meriwayatkan sebuah nasihat berharga dari Bilal ibn Sa'ad sebagai berikut, "Wahai manusia yang kekal dan abadi, Anda tidak diciptakan untuk kefanaan dan kesementaraan. Tetapi Anda diciptakan untuk kekekalan dan; keabadian. Pada hakikatnya, Anda hanya mengalami perpindahan tempat dari suatu tempat ke tempat lain."
aAhmad ibn 'Abdillah al-Ashfahani, wafat 430 H.
2. Al-Thabranib dalam al-Mu'jam al-Kabir, dan al-Hakimc dalam al-Mustadrak, meriwayatkan bahwa 'Umar ibn 'Abd al-'Aziz berkata, "Kamu diciptakan untuk dikekalkan dan diabadikan, tetapi untuk itu, kamu akan mengalami perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain."
bAbu al-Qasim Sulaiman ibn Ahmad, wafat 360 H.
cMuhammad ibn 'Abdillah ibn Muhammad, wafat 405 H.
3. Al-Hakim dalam al-Mustadrak, al-Thabrani dalam al-Kabir, dan Ibn Abi al-Dunya a meriwayatkan bahwa 'Abdullah ibn 'Amr berkata, " Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, 'Kematian adalah hadiah paling istimewa bagi muslim1
aAbu Bakr Abdullah, wafat 221 H.
1Hadits ini daif. Ibn al-Mubarak meriwayatkannya dalam al-Zuhd, halaman 299; al-Hakim, jilid 4, halaman 319, dan lain-lain. Di dalam sanadnya ada perawi bernama 'Abd al-Rahman ibn Ziyad al-Afriqi dan beliau daif. Hadits ini dinilai sahih oleh al-Hakim. Penilaian ini ditolak oleh al-Dzahabi, beliau berkata, "Ibn Ziyad al-Afriqi statusnya daif."
(Hadits daif atau lemah ialah hadits yang tidak memenuhi syarat hadits sahih atau syarat hadits hasan—IS.)
4. Al-Hakim juga meriwayatkan dari al-Husain ibn 'Ali as. bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Kematian adalah minyak wangi orang Islam.2
2Lihat Firdaus al-Akbar no. 6718, dan Kanz al-Ummal no. 42136.
5. Al-Hakim juga meriwayatkan dari 'Aisyah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda,
"Kematian adalah suatu keberuntungan. Maksiat adalah suatu musibah. Kemiskinan adalah suatu ketenangan. Kekayaan adalah suatu siksaan. Akal adalah pemberian Tuhan. Kebodohan adalah suatu kesesatan. Penindasan membawa penyesalan. Ketaatan mendatangkan ketenangan. Menangis karena takut kepada Allah membawa kebebasan dari api neraka. Banyak tertawa menyebabkan kehancuran badan. Dan orang yang bertobat dari suatu dosa bagaikan orang yang tanpa dosa."3
3Hadits daif. Ada dalam Firdaus al-Akhbar no. 6714. Di sanadnya terdapat seorang perawi bernama Muhammad ibn Muslim yang mudallis dan meriwayatkan hadits dengan 'An'anah, serta 'Ali ibn Zaid yang daif. Namun penggalan akhir hadits ini, yaitu "Dan orang yang bertobat dari suatu dosa bagaikan orang tanpa dosa" adalah hadits hasan dari Ibn Mas'ud, yang diriwayatkan Ibn Majah
(Mudallis ialah perawi yang meriwayatkan hadits menurut cara yang diperkirakan bahwa hadits itu tiada bemoda. 'An'anah ialah cara penerimaan hadits dengan lafal 'an dan 'an (dari seseorang dan dari seorang)—IS.)
6. Ahmadb dan Sa'id ibn Manshur, dalam al-Sunan dengan sanad yang sahih, meriwayatkan dari Mahmud ibn Lubaid bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Ada dua hal yang dibenci oleh manusia. Pertama, kematian, padahal mati lebih baik daripada hidup dalam fitnah. Kedua, kemiskinan, padahal kemiskinan akan memudahkan perhitungan pada hari kiamat nanti4
bAhmad ibn Hanbal, wafat 241 H.
4Hadits sahih. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (5/427, 428), al-Turmudzi (2037), Ibn Hibban (2474, menurut penomoran dalam Mawarid [judul lengkapnya, Mawarid al Zham'an fi Zawa'id Shahih Ibn Hibban, karya al-Hafizh ibn Abu Bakr al-Haitsami, wafat 807 H—pen.]), al-Hakim (4/309) dan lain-lainnya.
(Hadits sahih ialah hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang adil, sempurna ingatannya, sanadnya bersambung, tidak ber-'illat (bercacat), dan tidak janggal—IS.)
7. Imam al-Bukharia dan Imam Muslimb meriwayatkan bahwa Abu Qatadah berkata, "Sebuah keranda mayat melintas di hadapan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam, lalu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, 'la selamat dan menyelamatkan yang lain.' Seorang sahabat bertanya, 'Wahai Rasulullah, siapakah yang selamat dan menyelamatkan?' Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam menjawab, 'Orang yang wafat. Bila ia muslim, maka selamat dari nestapa dan siksa dunia, dan pergi menuju rahmat Ilahi. Bila ia orang durhaka, maka ia telah menyelamatkan; negara, manusia, tumbuh-tumbuhan, dan binatang.'"5
aMuhammad ibn Isma'il ibn Ibrahim alju'fi, wafat 256 H.
bAbu al-Husain ibn al-Hajjaj al-Naisaburi, wafat 261 H.
5Hadis sahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari (11/362), Muslim (656), lain-lain.
8. Ibn Mubarak dan al-Thabrani meriwayatkan dari 'Abdullah ibn 'Amr ibn 'Ash bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Dunia adalah penjara dan musim kemarau bagi muslim. Bila ia meninggal dunia, maka ia meninggalkan penjara dan musim kemaraunya."6
6Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Ibn al-Mubarak dalam al-Zuhd (598), Ahmad (2/197), al-Hakim (4/315) dan lain-lain
9. Al-Nasa'ic meriwayatkan dari 'Ubadah ibn al-Shamit bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Jiwa manusia yang sudah wafat dan mendapat kedudukan yang lebih baik di sisi Allah niscaya tidak akan mau kembali lagi ke dunia, sekalipun diberi segala kenikmatan dan isi dunia. Kecuali orang yang mati syahid. la ingin hidup kembali di dunia untuk mendapatkan pahala mati syahid lagi. Hal ini karena ia telah melihat betapa besar pahala yang diberikan Allah kepadanya."7
cAbu 'Abd al-Rahman Ahmad ibn Syu'aib ibn 'Ali, wafat 303 H
7Hadits sahih. Diriwayatkan oleh al-Nasa'i (6/23).
10. Ibn Mubarak dan Ibn Abi al-Dunyaa meriwayatkan bahwa 'Abdullah ibn 'Amr berkata, "Dunia adalah surga bagi kafir dan penjara bagi muslim. Ketika roh seorang muslim keluar dari tubuhnya, roh itu bagaikan orang yang dikeluarkan dari penjara. la segera berjalan jalan dan bertamasya di muka bumi."8
aAbu Bakr Abdullah, wafat 281 H.
8Hadits daif. Diriwayatkan oleh Ibn al-Mubarak dalam al-Zuhd (597), Ibn Abi al-Dunya dalam Dzhammi al-Dunya (108), karena di sanadnya ada perawi bernama 'Atha' al-Tha'ifi yang majhul (biografinya tidak diketahui).
11. Ibn Abu Syaibahb dalam al-Mushannaf meriwayatkan bahwa 'Abdullah ibn 'Umar berkata, "Dunia adalah penjara muslim dan surga orang kafir. Bila seorang muslim wafat, maka ia mendapatkan kebebasannya dan berjalan-jalan di surga sesuka hatinya."9
bAbu Bakr Abdullah ibn Muhammad al-Kufi, wafat 235 H.
9Hadis sahih.
12. Abu Nu'aim meriwayatkan dari Ibn 'Umar bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam berkata kepada Abu Dzar, "Wahai Abu Dzar, dunia adalah penjara bagi muslim. Kuburan adalah tempat tinggalnya yang aman. Dan surga adalah tempat kembalinya. Sebaliknya. Abu Dzar, dunia adalah surga bagi kafir. Kuburan adalah tempatnya disiksa. Dan neraka adalah tempat kembalinya."10
10Hadits sahih.
13. Ibn Abi Syaibah dalam al-Mushannaf meriwayatkan bahwa Ibn Mas'ud berkata, "Kejernihan dunia sudah habis, dan yang tersisa hanyalah kekeruhannya. Maka kematian adalah hadiah istimewa bagi sedap muslim."11
11Hadis daif. Diriwayatkan oleh al-Thabrani dalam al-Kabir (no. 8774 dan 8775), karena di sanadnya ada perawi bernama Yazid ibn Abu Ziyad yang daif.
14. Ibn Abi Syaibah dan al-Marwazc meriwayatkan bahwa Thawus berkata, "Yang menyelamatkan agama seorang muslim adalah kuburannya."
cMuhammad ibn Nashr, wafat 294 H.
15. Ibn Abi Syaibah, Ibn al-Mubarak dalam al-Zuhd, al-Marwazi, dan Imam Ahmad dalam al-Zuhd meriwayatkan bahwa al-Rabi' ibn Khaitsam berkata, "Kematian adalah hal gaib terbaik yang dinanti-nantikan seorang muslim."
16. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Malik ibn Mighwal berkata, "Sebuah riwayat yang saya terima menyatakan bahwa kematian adalah kegembiraan pertama bagi muslim. Hal itu karena ia melihat pahala dan anugerah Allah."
17. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Ibn Mas'ud berkata, "Muslim tidak akan mendapatkan ketenangan sebelum ia bertemu dengan Allah SWT."
18. Sa'id ibn Manshur dan Ibn Jabir meriwayatkan bahwa Abu al-Darda' berkata, "Kematian adalah hal terbaik bagi setiap muslim dan kafir. Siapa yang tidak membenarkan pendapatku ini, maka bacalah firman Allah SWT
'Dan apa yang ada di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti;' (QS: Ali 'Imran:198)
'Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka bahwa pemberian tangguh Kami (berupa umur panjang dan penundaan siksa) adalah lebih baik bagi mereka.'" (QS: Ali 'Imra: 178)
19. Ibn Abi Syaibah dalam al-Mushannaf, 'Abd al-Razzaq dalam al-Tafsir, al-Hakim dalam al-Mustadrak, al-Thabrani dan al-Marwazi dalam al-Jana'iz meriwayatkan bahwa Ibnu Mas'ud berkata,
"Mati lebih baik daripada hidup, apakah bagi jiwa yang baik maupun yang jahat. Bila ia baik, maka dasarnya adalah firman Allah dalam surat Ali 'Imran ayat 198,
'Dan apa yang ada di sisi Allah lebih baik bagi orang-orang yang baik.'
Bila ia jahat, maka dasarnya adalah firman Allah dalam surat Ali 'Imran ayat 178,
'Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka (berupa umur panjang dan penundaan siksa) adalah lebih baik bagi mereka."
20. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Ja'far al-Ahmar berkata, "Siapa yang tidak merasa kematian lebih baik baginya, maka kehidupanpun tidak lebih baik baginya."
21. Al-Ashbahani dalam al-Targhib meriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam berkata, "Jika engkau ingin menjaga wasiat ku, maka jadikanlah kematian sebagai sesuatu yang paling engkau sukai.12
12Hadits da’if. Diriwayatkan oleh al-Thabrani dalam al-Shaghir (2/32-33)karean sanadnya ada perawi yang bernama Ali ibn Zaid ibn Jud’an, dia daif
22. Ibn Sa'ad meriwayatkan bahwa al-Hasan berka "Menjelang wafatnya, Hudzaifah berkata, 'Sang kekasih mendatangiku dan aku dalam keadaan miskin. Penyesalan tidak berguna lagi. Segala puji bagi Allah yang mencabut nyawaku sebelum terjadi fitnah.'"
23. Ibn Nu'aim di dalam bukunya al-Hidayah meriwayatkan bahwa 'Abd Rabbih berkata kepada Makhul, "Anda suka surga?" Makhul balik bertanya, "Siapa yang tidak suka?" 'Abd Rabbih berkata lagi, "Kalau begitu, senangilah kematian, karena engkau tidak akan melihat surga sebelum mati."
24. Ibn Sa'ad dan Ibn Abi Syaibah meriwayatkan bahwa 'Ubadah ibn al-Shamit berkata, "Saya mengharapkan orang yang saya cintai itu sedikit hartanya dan cepat ajalnya."
25. Al-Thabrani meriwayatkan bahwa Abu Malik al-Asy'ari berkata, " Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda,
“Ya Allah, jadikanlah kematian itu sesuatu yang disenangi oleh orang yang meyakini bahwa aku adalah utusan-Mu.'"13
13Kami belum menemukan al-Thabrani meriwayatkan hadits ini. Hadits ini diriwayatkan dalam al-Firdaus (no. 1983).
26. Abu Nu'aim meriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Kematian adalah penghapus dosa bagi seriap muslim."14 Riwayat ini dinilai sahih oleh Ibn al-'Arabi.
14Hadits maudhu', diriwayatkan oleh al-Qudha'i dalam Musnad al-Syihab (no, 171-173), dan Ibn al-Jauzi dalam al-Maudhu'at (3/218-219). Lihat catatan pinggir (Hamisy) Musnad al-Syihab.
Imam al-Qurthubi berkata, "Hal itu disebabkan rasa sakit dan perih yang dirasakannya pada saat sekarat, karena Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, 'Tidak ada hal menyakitkan yang menimpa seorang muslim, baik sekadar tertusuk duri ataupun yang lebih besar dari itu, kecuali dengan itu Allah SWT menghapus sebagian kesalahannya.'15 Kematian, tentu, memiliki pengaruh yang lebih besar dalam menghapus dosa, karena rasa sakit saat sekarat lebih perih daripada tiga ratus kali pukulan pedang!"
15Hadis sahih, diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari.
27. Ibn al-Mubarak di dalam al-Zuhd, Ahmad di dalam al-Zuhd, dan Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Masruq berkata, "Yang paling aku cemburui adalah muslim yang berada di dalam kubur. la telah selamat dari azab Allah dan dari segala kesusahan serta kepedihan dunia."
28. Ibn Abi Syaibah dan Ahmad meriwayatkan sebagai berikut, "Tidak ada yang lebih baik bagi muslim selain liang kubur. Di situ ia selamat dari segala keluh kesah dunia dan dari azab Allah."
29. Ibn al-Mubarak meriwayatkan bahwa al-Haitsam ibn Malik berkata, "Kami berdiskusi di majelis Aifa' ibn 'Abdah, yang juga dihadiri oleh Abu 'Athiah al-Madzbuh. Mereka membicarakan masalah nikmat. Aifa' bertanya, 'Siapakah orang yang paling merasa nikmat?' Mereka menjawab, 'Si Polan dan si Polan.' Aifa' bertanya, 'Bagaimana pendapatmu, Abu 'Athiah?' la menjawab, 'Yang lebih merasa nikmat dari mereka adalah jasad yang berada di liang lahat. la telah selamat dari azab.'"
30. Ibn al-Mubarak meriwayatkan bahwa Muharib ibn Ditsar berkata, "Khaitsamah bertanya kepadaku, 'Apakah kematian membuat Anda senang?' Saya menjawab, 'Tidak.' ia berkata, 'Menurut saya, orang yang tidak senang dengan kematian adalah orang yang tidak bahagia.'"
BAB2
KEPEDIHAN MATI
31. Imam al-Bukhari meriwayatkan dari 'Aisyah bahwa di hadapan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam ada sebuah bejana kecil atau besar yang berisi air. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam memasukkan kedua tangannya ke dalam bejana itu, lalu mengusap wajahnya dan berkata, "La ilaha ilallah, sesungguhnya pada kematian itu ada beberapa sekarat."1
1Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari (8/144) danAhmad (6/48).
(Sekarat berasal dari kata sakara yang berarti menutup, mabuk, dan lain-lain. Waktu menjelang mati disebut sekarat karena pada waktu itu akal seseorang tertutup dan seperti orang mabuk—IS.)
32. Imam al-Turmudzia meriwayatkan bahwa 'Aisyah berkata, "Aku tak dapat berharap seseorang mengalami kematian secara ringan dan mudah setelah aku melihat bagaimana keras dan pedihnya kematian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam 2
aMuhammad ibn 'Isa ibn Tsaurah, wafat 279 H.
2Hadis sahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari (8/140), al-Turmudzi (979), al-Nasa'i (4/6-7), dan lain-lain.
33. Imam al-Bukhari meriwayatkan bahwa 'Aisyah berkata, "Aku menjadi maklum akan sakit dan pedihnya kematian yang dialami seseorang setelah melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam wafat."
34. Al-Thabrani dalam al-Kabir dan Abu Nu'aim meriwayatkan dari Ibn Mas'ud bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Roh orang muslim dicabut dengan lemah lembut, sedang roh orang kafir dicabut seperti dicabutnya roh keledai. Namun muslim yang mengerjakan dosa akan mengalami kematian yang keras dan pedih guna menghapuskan dosanya. Sebaliknya, orang kafir yang mengerjakan kebaikan akan mengalami kematian yang lembut dan mudah guna membalas kebaikan-nya.'"3
3Hadits daif. Diriwayatkan oleh al-Turmudzi (980), dan aI-Thabrani dalam al-Kabir (no. 10049). Pada sanadnya ada perawi bemama Husam ibn Mishak, dia daif.
35. Al-Dinawaria di dalam al-Mujalasah meriwayatkan bahwa Wahib ibn al-Ward berkata, "Allah berfirman, 'Aku tidak akan mencabut roh seorang hamba yang hendak Aku rahmati sebelum Aku menghapus segala dosanya. Penghapusan itu dengan penyakit yang menimpa badannya, musibah yang menimpa keluarganya, kesulitan hidup, dan kemiskinan, sampai dosanya tinggal seberat biji zarah. Bila dosanya masih ada, maka Aku persulit kematiannya, sehingga ia menghadap-Ku tanpa dosa bagaikan bayi yang baru lahir. Dan demi kemuliaan-Ku, Aku tidak akan mencabut nyawa seorang hamba yang hendak Aku siksa sebelum Aku mengganjar segala kebaikan-nya. Pemberian ganjaran itu adalah dalam bentuk kesehatan, jasmani, kelapangan rezeki, ketenangan hidup, dan keamaan tempat tinggal, yang terus berlangsung sampai kebaikannya tinggal hanya seberat biji zarah. Bila masih ada kebaikannya, maka Aku permudah kematiannya, sehingga ia menghadap-Ku tanpa kebajikan yang dapat melindunginya dari api neraka.'"
aAbu Bakr Ahmad ibn Marwan, wafat 298 H.
36. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Zaid ibn Aslam berkata, "Bila ada dosa muslim yang tidak dapat ditebus dengan amal kebajikannya, maka Allah akan mempersulit kematiannya, agar dengan sekarat dan pedihnya kematian itu ia masuk surga sesuai dengan kelasnya. Adapun orang kafir yang mengerjakan kebajikan di dunia, maka Allah akan mempermudah kematiannya, agar ia menerima segala ganjaran untuk kebajikannya di dunia, dan selanjutnya ia masuk neraka."
37. Ibn Majah meriwayatkan dari 'Aisyah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam berkata, "Muslim mendapat pahala dari segalanya, bahkan dari rasa sakit pada waktu sekarat."4
4Lihat tafsir Ibn Katsir (1/558).
38. Al-Turmudzi meriwayatkan, dengan sanad yang ia anggap hasan, dari Buraidah, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Dahi muslim yang wafat akan mengeluarkan peluh."5
5Hadits sahih. Diriwayatkan oleh al-Turmudzi (982), dan Ibn Majah (1452), Hadits ini punya beberapa sanad yang lain, lihat Sunan al-Nasa'i (4/6), Ahmad (5/375), Ibn Hibban (730 menurut penomoran Mawarid), al-Thayalisi (808), dan al-Hakim (1/361).
39. Al-Turmudzi dan al-Hakim di dalam Nawadir al-Ushul meriwayatkan bahwa Salman al-Farisi berkata, "Saya mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, 'Perhatikanlah tiga hal pada orang yang sedang sekarat. Bila keningnya berkeringat, kedua matanya berlinang air mata, dan kedua lubang hidungnya membesar, maka itu adalah tanda bahwa rahmat Allah turun kepadanya. Sebaliknya, bila hidungnya mengeluarkan suara seperti dengkur, warna kulit mukanya muram kusam, dan kedua sudut mulutnya berbuih, maka itu adalah tanda bahwa azab Allah menimpanya.'"6
6Hadis ini tidak sahih. Demikian pendapat al-'Iraqi di dalam Takhrij Ahadits al-Ihya' (4/466).
40. Sa'ad ibn Manshur di dalam al-Sunan dan al-Marwazi didalam al-Jana'iz meriwayatkan bahwa Ibn Mas'ud berkata, “sisa-sisa dosa-dosa muslim akan diganjar ketika sekarat, karena itulah dahinya berkeringat."
41. Al-Marwazi meriwayatkan bahwa Ibrahim al-Nakha'i berkata, "'Alqamah berkata kepada Aswad, 'Jenguklah aku ketika aku sekarat dan bimbinglah aku mengucapkan la ilaha illallah. Bila dahiku berkeringat, itu berarti aku mendapat berita baik.'"
42. Al-Marwazi meriwayatkan bahwa Sufyan berkata, "Mereka (sebagian ulama salaf—pen.) senang bila dahi orang yang sedang sekarat berkeringat."
Sebagian ulama berkata: Dahi orang yang sekarat akan mengeluarkan peluh, karena malu kepada Allah SWT atas dosa-dosa yang diperbuatnya. Karena anggota tubuh bagian bawah sudah mati, maka kekuatan dan tanda-tanda kehidupan hanya tersisa pada bagian atas tubuhnya, dan ekspresi rasa malu tampak pada kedua matanya.
Sedang orang kafir yang sekarat, akal dan perasaannya tertutup dari semua masalah ini. Dan muslim sekarat yang disiksa juga lalai dari masalah ini karena pedihnya azab yang sedang menimpanya.
43. Ibn Abi Syaibah di dalam al-Musnad, Imam Ahmad dalam al-Zuhd, Ibn Abi al-Dunya, dan Ibn Abi Daud di dalam al-Ba'ts meriwayatkan dari Jabir ibn 'Abdillah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Berceritalah tentang Bani Israil, karena mereka punya banyak kejadian aneh." Lalu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam sendiri mulai bercerita sebagai berikut, "Sekelompok mereka berjalan dan tiba di suatu komplek perkuburan. Sebagian mereka berkata, 'Alangkah baiknya bila kita salat dua rakaat memohon kepada Allah SWT agar sebagian penghuni kubur bangkit dari kubur dan menceritakan kapada kita tentang kematian.' Mereka melaksanakan ide itu. Tiba-tiba seorang lelaki hitam bangkit dari kubur. Tanda banyak sujud tampak di antara kedua matanya. la bertanya, 'Apa yang kalian minta dari saya? Saya sudah meninggal seratus tahun yang lalu. Sejak itu sampai saat ini saya masih merasakan pedihnya kematian Berdoalah Anda semua kepada Allah SWT agar saya dikembalika ke tempatku semula.'"7
7Hadits hasan. Diriwayatkan oleh Ibn Abi al-Dunya dalam al-Qubur, Ibn Rajab di dalam Ahwal al-Qubur (9l), dan Ibn Abi Daud dalam al-Ba'ts (5)
(Hadits hasan ialah hadits yang bersambung sanadnya, diriwayatkan oleh perawi yang adil, yang sederhana kekuatan daya hafalnya, tidak ber-'illat dan tidak janggal—IS.)
44. Abu Nu'aim meriwayatkan bahwa Ka'ab berkata, “Mayat merasakan sakitnya kematian selama ia berada dalan kubur. Rasa sakit akibat mati itu merupakan azab terpedih yang dirasakan muslim dan azab terkecil yang menimpa orang kafir."
45. Ibn Abi al Dunya meriwayatkan bahwa al-Auza'i berkata, "Sebuah riwayat yang kami terima menyatakan bahwa muslim tetap merasakan sakitnya mati sampai dia dibangkitkan dari kubur nanti."
46. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan dengan mata rantai sanad yang terpercaya, dari al-Hasan, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam mengilustrasikan tentang sakitnya mati dan ketika roh menyumbat kerongkongan dengan sabdanya, "Rasa sakitnya seperti ditusuk tiga ratus kali dengan pedang."8
8Hadits daif, karena statusnya mursaL
(Hadits mursal ialah hadits yang disandarkan oleh seorang tabiin kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam -IS)
47. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa al-Dhahhak ibn Hamzah berkata, " Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam ditanya tentang rasa sakit ketika mati. Beliau menjawab, 'Rasa sakit ketika mati yang paling ringan saja seperti ditikam pedang seratus kali.'"9
9Hadits daif, karena statusnya mursal.
48. Al-Khathib di dalam al-Tarikh meriwayatkan hadits marfu,' dari Anas bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Pencabutan roh dari badan oleh malaikat Izrail lebih pedih daripada ditusuk seribu kali dengan pedang."10
10Hadits palsu. Diriwayatkan oleh Ibn al-Jauzi dalam al-Maudhu'at (3/220).
Disanadnya ada perawi bemama Muhammad ibn al-Qasim al-Najli — yang diduga melakukan pemalsuan hadits — dan Katsir, seorang perawi yang meriwayatkan dari Anas, dia matruk berdasar penilaian al-Nasa'i. Dia adalah Katsir Abu Hasyim. lihat al-Nasa'i: al-Dhu'afa' (no. 506)
(Matruk ialah perawi yang ditinggalkan dan tidak dipercaya. Sebab dia tidak dipercaya ialah, (a) Tertuduh melakukan dusta dalam hadits, atau (b) sering berdusta dalam pembicaraannya, atau (c) Terlihat kefasikannya, atau (d) sering salah dan lupa—IS.)
49. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa 'Ali ibn Abi Thalib as. berkata, "Demi Allah, dipukul seribu kali dengan pedang masih lebih ringan daripada mati di atas ranjang."
50. Al-Marwazi di dalam al-Jana'iz. meriwayatkan dari Ibn Abi Malikah, bahwa ketika Nabi Ibrahim as bertemu dengan Allah SWT, ia ditanya, "Bagaimana rasanya mati?" "Aku merasa," jawab Ibrahim as, "seolah-olah nyawaku dicabut dengan rantai." Lalu
dikatakan kepadanya, "Sesungguhnya Kami telah meringankan kematianmu."11
11Hadits palsu, diriwayatkan oleh Ibn al-Jauzi dalam al-Maudhu'at (2/220). Di sanadnya ada Ja'far ibn Nashr al-'Anbari; dia dituduh melakukan pemalsuan hadits ini
51. Abu al-Syaikh di dalam al-'Azhamah meriwayatkan bahwa al-Hasan berkata, "Musa a.s. ditanya, 'Bagaimana rasanya mati?' la menjawab, 'Seolah-olah sebuah besi pemanggang daging yang memiliki banyak cabang berada di dalam tubuhku. Setiap cabang besi itu bergantung di satu uratku, kemudian besi itu ditarik serentak dengan kuat.' Lalu dikata kan kepadanya, 'Kami telah mempermudah kematianmu.'"12
12Hadits daif, diriwayatkan oleh Abu al-Syaikh dalam al-'Azhamah (475). Disanadnya ada Shalih al-Mari, dia daif.
52. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Abu Ishaq ber kata, "Musa a.s. ditanya, 'Bagaimana rasanya kematian yang engkau alami?' la menjawab, 'Seolah-olah sebuah besi pemanggang daging berada di dalam bulu domba, lalu besi itu ditarik.' Dikatakan kepadanya, 'Kami telah meringankan kematianmu.'"
53. Abu al-Syaikh dalam al-'Azhamah meriwayatkan bahwa al-Fudhail ibn 'lyadh ditanya, "Mengapa manusia tetap diam ketika nyawanya dicabut, sementara ketika tubuhnya dicubit reflek yang dikeluarkannya amat cepat?" la menjawab, "Itu karena Malaikat memeganginya."13
13Hadits ini diriwayatkan oleh Abu al-Syaikh (437), dan Abu Nu'aim dalam al-Hilyah (8/111), di sanadnya ada perawi yang tidak kami temukan penilaian ulama terhadapnya.
54. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Syahr ibn Hausyab berkata, " Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam ditanya tentang mati dan rasa sakitnya. Beliau menjawab, 'Mati yang paling mudah adalah seperti batang kayu berduri yang berada di dalam kain wol Mungkinkah batang kayu berduri itu ditarik dari kain wol tanpa ada bulu yang menempel di kayu?'"14
14Hadits daif, karena statusnya mu'dhal.
(Hadits mu'dhal ialah hadits yang dari sanadnya, dua atau lebih perawinya gugur secara berturut-turut—IS.)
55. Al-Marwazi di dalam al-Jana'iz dan Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Abu Maisarah meriwayatkan sebuah hadits marfu', di mana Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Seandainya sebagian kecil rasa sakit ketika mati itu diberikan kepada penghuni langit dan bumi, niscaya mereka mati semuanya. Dan pada hari kiamat kelak ada saat di mana pedihnya tujuh puluh kali lipat dari kepedihan mati."15
15Hadis ini tidak ada dasamya (palsu), demikian pendapat al-Hafizh a 'Iraqi dalam Takhrij al-Ihya' (4/463).
56. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan dan Muhammad ibn 'Abdullah ibn Yasaf yang bercerita bahwa ketika 'Amr ibn 'Ash sedang sekarat, anaknya berkata kepadanya, "Ayahku, Ayah pernah berkata, 'Alangkah baiknya bila aku bertemu dengan orang bijak dan pintar yang sedang sekarat, sehingga ia dapat menerangkan kepadaku apa yang ia rasakan!' Sekarang, Ayah sendirilah orang itu, maka terangkanlah kepadaku apa yang Ayah rasakan!" 'Amr menjawab, "Anakku, aku merasa seolah-olah lambungku berada di atas ranjang, menarik nafas dari lubang jarum, dan sepotong kayu berduri ditarik dari ujung kakiku sampai ke kepalaku."
57. Ibn Sa'ad dan al-Hakim di dalam al-Mustadrak meriwayatkan dari 'Awanah ibn al-Hakam bahwa 'Amr ibn 'Ash berkata, "Sungguh aneh kondisi orang yang sedang sekarat. Akalnya masih berfungsi, tetapi ia tidak mampu menceritakan apa yang dirasakannya." Lalu ketika ia sendiri sekarat, anak-nya, 'Abdullah, berkata, "Ayah, Ayah pernah berkata, 'Sungguh aneh kondisi orang yang sedang sekarat. Akalnya masih berfungsi, tetapi ia tidak mampu menceritakan apa yang dirasakannya. Karena itu, ceritakanlah apa yang Ayah rasakan" 'Amr menjawab, "Wahai anakku, kondisi pada waktu sekarat itu sulit sekali diceritakan. Tetapi mungkin dapat aku ceritakan sebagian darinya. Aku merasa seolah-olah di leherku ada gunung Radhwaa dan di tubuhku ada duri pohon salamb serta seolah-olah nyawaku ditarik keluar dari lubang jarum."16
aRadhwa adalah sebuah gunung di Hijaz, dekat kota Yanbu', Arab Saudi, 1.814 meter.
bPohon salam adalah sebuah pohon berduri dan rasa buahnya pahit.
16Hadits sahih. Lihat al-Dzahabi: al-Siar (3/75 - 76).
58. Ibn Abi Syaibah, Ibn Abi al-Dunya, dan Abu Nu'aim di dalam al-Hilyah meriwayatkan dari Ibn Abi Malikah, bahwa Umar berkata kepada Ka'ab, "Ceritakanlah padaku rasa sakit mati." la berkata, "Wahai Amirul Mukminin, seolah-olah sebuah pohon yang berduri banyak berada di dalam tubuh manusia, pada setiap urat dan persendian ada satu duri, lalu pohon itu ditarik dan dicabut oleh seorang lelaki yang amat kuat tenaganya."
Dalam riwayat Ibn Abi Syaibah disebutkan sebagai berikut, "Bagaikan sebuah cabang pohon berduri yang dimasukkan ke dalam tubuh seseorang. Setiap duri menempel pada sebuah urat, kemudian seseorang menarik cabang itu dengan kuat. Akibatnya ada daging yang menempel pada duri dan ada yang tertinggal."
59. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Syaddad Ibn 'Aus berkata, "Kematian adalah ketakutan yang paling mengerikan di dunia dan di akhirat bagi muslim. Rasa sakit ketika mati itu lebih pedih daripada dipotong dengan gergaji dan gunting, bahkan direbus dengan air panas di dalam periuk sekalipun. Seandainya seorang mayat dibangkitkan kembali dan menceritakan sakitnya mati kepada manusia yang masih hidup, niscaya manusia tidak dapat hidup dengan tenteram dan tidak dapat tidur dengan nyaman."
60. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Wahb Ibn Munabbih berkata, "Mati lebih pedih daripada dipukul dengan pedang, dipotong dengan gergaji, atau direbus dalam periuk. Seandainya rasa sakit yang dirasakan oleh sebuah urat si mayat dibagi-bagikan kepada seluruh penduduk bumi, niscaya mereka semua merasakannya. Rasa sakit ketika mati adalah kepedihan pertama yang dirasakan oleh orang kafir dan siksa terakhir yang diterima oleh muslim."
61. Abu Nu'aim di dalam al-Hilyah meriwayatkan dari Watsilah ibn al-Asqa' bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Jenguk orang yang sekarat, bimbinglah mereka mengucapkan ilaha illallah, serta gembirakan mereka dengan kabar masuk surga. Karena, lelaki dan perempuan yang bijak dan penyabarpun akan mengalami kebingungan ketika menjelang kematian, padahal ketika itu setanlah yang teramat dekat dengan orang sekarat. Demi Allah, pencabutan roh oleh malaikat Izrail lebih sakit daripada ditusuk pedang seribu kali. Demi Allah, seseorang tidak akan mati sebelum setiap uratnya, mula dari pangkal hingga ujung, merasakan sakit."17
17Hadits daif. Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim di dalam al-Hilyah (5/186) Lihat juga Dha'if al-Jami' al-Shaghir (208).
62. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan hadits yang senada dengan hadits di atas dari Abu Husain al-Burjumi dengan sanad marfu'.
63. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Thu'mah Ghailan al-Ju'fi berkata, " Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam pernah berdoa:
“Ya Allah, sesunguhnya Engkau mencabut roh dari sela-sela otot, tulang punggung, dan ujung jemari. Ya Allah, tolonglah aku menghadapi kematian dan ringankanlah kematianku!'"18
18Hadits daif, karena statusnya mu'dhal. Lihat al-Hafizh al-'Iraqi: Takhrij Ahadits al-Ihya' (4/462).
64. Al-Harts ibn Abi Usamah di dalam al-Musnad meriwayatkan dengan sanad yang baik, dari 'Atha' ibn Yasar bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Pencabutan nyawa dari tubuh oleh malaikat Izrail lebih pedih daripada ditikam seribu kali dengan pedang. Setiap mukmin yang wafat, seluruh uratnya merasakan pedihnya sekarat. Pada saat itulah musuh Allah (setan) paling dekat kepadanya."19
19Hadits daif, karena di sanadnya ada al-Hasan ibn Qutaibah, dia daif. Dan status hadits ini mursal, lihat juga Ibn Hajar: al-Mathalib al-'Aliyah (1/193).
65. Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Ibn 'Abbas berkata, "Kesengsaraan dan kepedihan terakhir yang dialami seorang mukmin adalah ketika sekarat."
66. Ibnu Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Anas berkata, "Manusia sejak diciptakan oleh Allah SWT tidak pernah merasakan azab yang lebih pedih daripada kematian."
67. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkn dari Zaid ibn Aslam, bahwa seseorang bertanya kepada Ka'ab al-Ahbar, "Apakah penyakit yang tidak ada obatnya?" Beliau menjawab, "Mati" Zaid bin Aslam berkata, "Mati adalah suatu penyakit, obatnya adalah ridla Allah."
68. Al-Qusyairia di dalam karyanya al-Risalah, Abu al-Fadhl al-Thusi di dalam 'Uyun al-Akhbar, dan al-Dailami meriwayatkan dari Ibrahim, dari Anas, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya seorang hamba akan merasakan kepedihan mati dan sekarat. Pada saat itu, setiap potong tulangnya saling mengucapkan kata perpisahan, yaitu, 'Assalamu 'alaik, Anda meninggalkanku dan aku juga meninggalkanmu sampai hari kiamat nanti.'"20
aAbu al Qosim 'Abdul Karim, wafat 465 H
20Hadits palsu. Perawi yang dituduh melakukan pemalsuan hadits adalah Ibrahim ibn Hudbah. Dia banyak sekali memalsukan hadits
69. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa al-Hasan berkata, "Puncak kepedihan mati bagi seorang hamba ialah ketika rohnya berada di tulang selangka. Ketika itu tubuhnya memberontak dan hidungnya membesar."
Menurut saya, orang yang mati syahid tidak merasakan kepedihan mati seperti yang dirasakan oleh orang lain.
70. Al-Thabrani meriwayatkan dari Abu Qatadah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Orang yang mati syahid tidak merasakan kepedihan mati, kecuali seperti dicubit saja."21
21Hadits shahih. Lihat shahih al-jami’ al-shagir (3639-3640)
BAB 3
MALAIKAT IZRAIL DAN PEMBANTU-PEMBANTUNYA
Allah SWT berfirman dalam surat al-Sajadah ayat 11,
"Katakan-lah, 'Malaikat maut yang diserahi tugas mencabut nyawamu akan mematikan kamu.'"
Dan Allah berfirman dalam surat al-An'am ayat 61,
"Sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang diantara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami"
71. Ibn Abi Hatim dan Ibn Abi Syaibah di dalam al-Mushannaf meriwayatkan bahwa Ibn 'Abbas, ketika menafsirkan firman Allah "la diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami," ber-kata, "Pembantu-pembantu malaikat maut adalah para malaikat juga."
72. Abu al-Syaikh di dalam al-Tafsir meriwayatkan dari Ibrahim al-Nakha'i pendapat yang senada. la menambahkan, "Kemudian para malaikat pembantu malaikat maut menyerahkan roh-roh itu kepada malaikat maut."
73. Ibn Abi Hatim meriwayatkan bahwa Abu Hurairah berkata, "Ketika Allah akan menciptakan Adam, ia mengutus seorang malaikat penyangga 'Arasy mengambil segenggam tanah dari bumi. Ketika malaikat itu turun untuk mengambilnya, bumi berkata, 'Saya memohon kepadamu dengan menyebut nama Tuhan yang mengutusmu, jangan engkau ambil tanahku yang akan menjadi makanan api neraka kelak!' Lalu malaikat itu meninggalkan bumi dan menghadap Tuhan.
Tuhan bertanya, 'Mengapa engkau tidak melaksanakan perintah-Ku?' Malaikat menjawab, 'Bumi memohon kepadaku dengan menyebut nama-Mu, dan aku tidak mampu menolak suatu permintaan yang dengan menyebut nama-Mu.' Lalu Allah mengirim malaikat lain, dan malaikat itu kembali lagi dengan jawaban yang sama. Hal demikian terus terjadi sampai Allah mengirim seluruh malaikat penyangga 'Arasy, di mana semuanya memberi jawaban yang sama. Kemudian Allah SWT mengutus malaikat 'Izrail. Bumi menyampaikan permohonan yang sama. Malaikat maut ini berkata, 'Tuhan yang mengutusku lebih layak dipatuhi dibanding Anda.' Lalu ia mengambil segenggam tanah dari tempat-tempat yang berbeda, yang baik dan yang buruk, lalu membawanya ke hadapan Tuhan.
Kemudian Allah menuangkan air surga ke atas tanah itu yang segera menjadi lumpur hitam berbentuk tertentu. Darinya Allah menciptakan Adam."1
1Hadits daif. Diriwayatkan oleh Muhammad ibn 'Utsman ibn Abi Syaibah di dalam Kitab al-'Arsy (no.37). Di sanadnya ada Abu Ma'syar Najih ibn Abd al-Rahman al-Sindi, dia daif. Sedang gurunya, Nafi' maula 'Ali al-Zubair majhul (tidak dikenal).
74. Ibn Abi Syaibah dan al-Baihaqia di dalam al-Syu'ab meriwayatkan bahwa Ibn Sabith berkata, 'Yang mengurus urusan dunia ada empat orang malaikat, yaitu: Jibril, Mikail, Isra dan Izrail.
a"Ahmad ibn al-Husain, wafat 458 H.
Jibril adalah yang mengatur urusan tentara dan angin.
Mikail adalah yang mengurus hujan dan tumbuh-tumbuhan.
Izrail yang mengurus pencabutan nyawa.
Israfil yang menyampaikan perintah Allah kepada ketiga mailaikat tersebut."
75. Abu al-Syaikh Ibn Hayyan di dalam al-'Azhamah meriwayatkan bahwa al-Rabi' ibn Anas ditanya mengenai malaikat Izrail, adakah dia sendiri yang mencabut seluruh nyawa. Ia menjawab, "Izrail adalah malaikat yang mengurus masalah roh, dia punya banyak pembantu, tetapi dialah kepalanya. Jarak setiap langkahnya sejauh jarak antara timur dan barat
Saya bertanya, "Di mana roh-roh orang mukmin berada?" la menjawab, "Di Sidrah."2
2Hadits daif. Diriwayatkan oleh al-Thabari di dalam al-Tafsir (7/217-218), dan Abu al-Syaikh di dalam al-'Ashamah (432). Di sanadnya ada Abu Ja'far al Razi, dia daif.
76. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Ibn 'Abbas menafsirkan firman Allah dalam surat al-Nazi'at ayat 5, "
“Dan malaikat-malaikat yang mengatur urusan (dunia),"
Dengan mengatakan bahwa, "Mereka adalah malaikat-malaikat yang turun beserta Izrail, yang menyaksikan pencabutan nyawa manusia. Sebagian mereka membawa roh naik ke langit, sebagian yang lain ikut mengamini doa untuk mayat, dan sebagian yang lain memohonkan ampun untuk mayat sampai dishalatkan dan dikuburkan."
77. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa 'Ikrimah menafsirkan firman Allah dalam surat al-Qiyamah ayat 27,
"Dan dikatakan kepadanya, 'Siapa yang mengangkat?" Beliau berkata, malaikat-malaikat pembantu Izrail berkata kepada temannya. “Siapa yang menarik roh dari ujung kakinya sampai tempat keluar rohnya?'"
78. Al-Thabrani di dalam al-Kabir, Abu Nu'aim, dan Ibn mandah, dua yang terakhir ini meriwayatkan dari seorang sahabat, dari Ja'far ibn Muhammad, dari ayahnya, dari al-Harits ibn al-Khajraj, dari ayahnya, ia berkata, "Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam memandang malaikat Izrail yang berada di kepala seorang laki-laki dari kelompok Anshar, saya mendengar beliau bersabda, 'Malaikat Izrail, bersikap lunaklah kepada sahabatku karena dia seorang mukmin.' Izrail menjawab, 'Tenanglah sungguhnya aku sudah bersikap lunak terhadap setiap mukmin. Ketahuilah wahai Muhammad, sesungguhnya tugasku memang mencabut nyawa manusia. Apabila orang yang aku cabut nyawanya berteriak, maka aku berdiri dan memegang nyawanya seraya berkata, "Mengapa dia berteriak?" Demi Allah aku tidak menganiayanya, tidak juga mencabut nya sebelum ajal tiba, dan aku tidak mendahului takdirnya. Aku tidak berdosa sedikit pun dalam pencabutan nyawanya. Jika mereka rela dan sabar menerima takdir Allah, maka mereka mendapat pahala. Sebaliknya, jika mereka marah dan terhadap takdir Allah, maka mereka berdosa dan bersalah. Aku akan datang berkali-kali kepadamu. Berhati-hati lah! Seluruh manusia, di desa terpencil atau di kota, orang baik atau orang jahat, di dataran atau di pegunungan, semua nya aku baca lembaran catatan ajal mereka setiap hari dan malam. Sehingga aku lebih mengetahui dan mengenal kelompok-kelompok usia manusia daripada manusia itu sendiri. Demi Allah, bila aku ingin mencabut nyawa seekor lalat, maka aku tidak akan mampu tanpa izin dari Allah.'"
Ja'far ibn Muhammad berkata, "Sebuah riwayat yang saya terima menyatakan bahwa malaikat Izrail meneliti manusia di waktu-waktu shalat. Bila seorang yang memelihara shalat fardlu tiba ajalnya, maka malaikat mendekatinya, mengusir setan dan membimbing pada saat yang penting itu untuk membaca ‘La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah'."3
3Hadits sangat daif. Diriwayatkan oleh al-Thabrani di dalam al-Kabir (4188). Di sanadnya ada 'Amr ibn Syimr, dia matruk, tidak dipercaya, periwayatannya tidak dapat dipegang).
79. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa al-Hasan berkata, "Setiap hari malaikat Izrail meneliti penghuni seluruh rumah sebanyak tiga kali. Bila ia menemukan orang yang telah habis rezekinya dan tiba ajalnya, maka ia mencabut nyawanya. Bila nyawanya telah dicabut lalu keluarganya menangisi dan meratapinya, maka malaikat Izrail berkata sambil memegang kedua kayu pada sisi pintu, 'Saya tidak berdosa sedikit pun kepadamu, saya hanya melaksanakan perintah. Demi Allah, saya tidak memakan rezeki orang itu, memakai umurnya, ataupun mempercepat ajalnya. Setelah ini, saya akan mengunjungimu berkali-kali sehingga kamu wafat semuanya.'"
Hasan berkata, "Demi Allah, seandainya mereka melihat Izrail dan mendengar suaranya, niscaya mereka melupakan mayat yang ada di hadapan mereka dan berbalik meratap mereka sendiri."
80. Al-Marwazi di dalam al-Jana'iz meriwayatkan bahwa Sulaim ibn 'Athiyah berkata, "Salman al-Farisi menjenguk temannya yang sedang sekarat dan berkata, 'Wahai Izrail mudahkanlah kematiannya, karena dia muslim.' Tidak dinyana teman yang sedang sekarat itu berkata, 'Malaikat Izrai' berkata, "Saya sudah bersikap lembut dan sopan kepada semua orang muslim."
81. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa 'Ubaid ibn 'Umair berkata, "Tatkala Ibrahim a.s. berada di rumahnya, tiba-tiba seorang laki-laki yang tampan mendatanginya. Ibrahim a.s. bertanya, 'Wahai hamba Allah, siapa yang membawa-mu masuk ke rumahku?' la menjawab, Tuhan.' Ibrahim a.s. berkata, Tentu Tuhan berhak atas rumah ini, lalu Anda siapa?' la menjawab, 'Malaikat Izrail.' Ibrahim a.s. berkata, 'Allah telah menerangkan kepadaku sifat-sifat malaikat Izrail, tetapi sifat-sifat itu tidak aku lihat pada dirimu.' Izrail berkata, 'Berbaliklah!' Nabi Ibrahim a.s. berbalik, sebentar kemudian menoleh kembali, lalu ia melihat banyak mata yang memandang ke sana ke mari, setiap helai rambutnya bagaikan ujung tombak. Ibrahim a.s. berlindung kepada Allah dari pandangan yang menakutkan itu dan berkata, 'Kembalilah Anda ke bentuk semula!' Izrail berkata, 'Ibrahim, apabila Allah mengutusku untuk mencabut nyawa orang yang disenangi-Nya, maka DIA mengutusku dalam rupa yang tampan seperti yang engkau lihat pertama kali tadi.'"
82. 'Abdullah ibn Ahmad di dalam Zawaid al-Zuhd dan Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Ka'ab berkata, "Sesungguhnya Ibrahim a.s. melihat seorang laki-laki di rumahnya, lalu ia bertanya, 'Anda siapa?' la menjawab, 'Izrail, saya malaikat Izrail.' Ibrahim a.s. berkata, 'Jika Anda benar, tunjukkan bahwa Anda memang malaikat Izrail!' Malaikat Izrail berkata, palingkanlah wajahmu!' Ibrahim a.s. memalingkan wajahnya. Lalu malaikat Izrail memperlihatkan kepada Ibrahim a.s. rupanya ketika mencabut nyawa mukmin. Ibrahim a.s. melihat seberkas sinar dan cahaya yang tidak diketahui oleh siapa pun kecuali Allah azza wa jalla. Kemudian Izrail berkata, 'Palingkanlah wajahmu” Ibrahim a.s. memalingkan wajahnya dan melihat rupa malaikat Izrail ketika mencabut nyawa kafir dan durhaka. Ibrahim a.s. sangat ketakutan sehingga gemetar dan menelungkup di atas tanah. Hampir saja ia meninggal karena itu."
83. 'Abdullah ibn Ahmad meriwayatkan bahwa Ibn Mas’ud dan Ibn 'Abbas berkata, "Ketika Allah mengangkat kedudukan Ibrahim a.s. sebagai khalil (kekasih Allah), malaikat Izrail memohon kepada Allah agar ia dapat menyampaikan berita gembira itu kepada Ibrahim a.s., lalu Allah mengizinnya. Izrail menemui Ibrahim a.s. dan menyampaikan berita gembira itu. Ibrahim a.s. berkata, 'Alhamdulillah.' Kemudian dia berkata, Hai Izrail, maukah Anda memperlihatkan kepadaku cara Anda mencabut nyawa orang-orang kafir?' Izrail berkata, 'Ibrahim, engkau tidak sanggup melihatnya.' Ibrahim a.s. berkata, 'Saya yakin, saya sanggup.' Izrail berkata, 'Berpalinglah!' Lalu Ibrahim a.s. memalingkan wajahnya. Dan ketika Ibrahim menoleh kembali, ia melihat seorang laki-laki hitam, kepalanya menjulang tinggi, mulutnya menyemburkan lidah api, dan tiap bulu badannya berbentuk seorang laki-laki yang menyemburkan lidah api dari mulut dan lubang telinganya. Ibrahim a.s. pingsan, sebentar kemudian ia sadar. Izrail telah merubah bentuk kepada bentuknya semula. Ibrahim a.s. berkata, 'Izrail, saya yakin, hanya dengan melihat rupamu, itu saja sudah merupakan azab yang pedih bagi orang kafir. Sekarang, tolong perlihatkan cara Anda mencabut nyawa orang-orang mukmin!' Izrail berkata, 'Berpaling lah!' Ibrahim a.s. berpaling, lalu menoleh kembali dan melihat seorang pemuda yang amat tampan, harum, yang mengenakan pakaian putih. Ibrahim a.s. berkata, 'Hai Izrail, hanya dengan melihat bentukmu yang indah ini saja, sudah cukup menjadikan orang mukmin yang sekarat tenang dan merasa dihormati.'"
84. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Asy'ats ibn Sulaim berkata, "Ibrahim a.s. memohon kepada malaikat maut, namanya Izrail, yang memiliki dua mata di mukanya dan dua mata di tengkuknya. Ibrahim a.s. berkata, 'Hai Izrail, apa yan engkau perbuat jika seseorang yang akan Anda cabut nyawa nya berada di timur dan seorang lagi di barat, atau penyakit menular menyebar luas, atau terjadi peperangan? Bagaiman tindakan Anda?' Izrail menjawab, 'Saya memanggil roh-roh itu dengan izin Tuhan, lalu roh-roh itu berada di antara du aujung jariku ini.'"
Asy'ats berkata, "Bumi dibentangkan kepada Izrail dan berbentuk seperti bejana. la mengambil apa yang ia kehendaki dari isi bumi itu dan dari arah yang dikehendakinya."
85. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan dari jalur al-Hasan ibn al-'Imarah bahwa al-Hakam berkata, "Ya'kub a.s. bertanya kepada Izrail, 'Andakah yang mencabut seluruh makhluk yang bernyawa?' Izrail menjawab, 'Benar.' Ya'kub a.s. bertanya lagi, 'Bagaimana caranya, sedang Anda berada di sini, dan makhluk-makhluk yang bernyawa tersebar di pelosok bumi.
Izrail menjawab, 'Allah menaklukkan bumi untukku. Bagiku, bumi bagaikan bejana yang bulat dan besar. Aku dapat mengambil dan memegang yang aku inginkan dari bejana itu.'"
86. Ibn Abi al-Dunya, Abu al-Syaikh, dan Abu Nu'aim, meriwayatkan bahwa Syahr ibn Hausyab berkata, "Malaikat Izrail duduk, dunia berada di antara dua lututnya, lembaran catatan ajal manusia berada di tangannya, dan dihadapannya para malaikat (pembantunya) berdiri. Izrail memperhatikan lembaran ajal tanpa pernah mengedipkan mata. Dan bila ajal seseorang telah tiba, ia berkata, 'Cabutlah nyawa orang ini!'4
4Hadits diriwayatkan oleh Abu al-Syaikh di dalam al-'Azhamah (445) dan Abu Nu'aim di al-Hilyah (6/61).
87. Ibn Abi Hatim dan Abu al-Syaikh ibn Hayyan di dalam al-'Azhamah meriwayatkan bahwa Ibn 'Abbas ditanya mengenai dua orang yang wafat secara bersamaan, seorang berada di timur dan yang lain di barat, bagaimana Izrail mampu mematikan keduanya? Ibn 'Abbas menjawab, "Kemampuan Izrail dalam menguasai penduduk dunia di timur dan di barat, menguasai kegelapan, udara, dan lautan, seperti kemampuan seseorang yang di hadapannya ada hidangan makanan. la dapat mengambil dari arah mana saja yang ia suka."5
5Hadits diriwayatkan oleh Abu al-Syaikh di dalam al-'Azhamah (433).
88. Juwaibir di dalam al-Tafsir meriwayatkan dari al-Kalbi dari Abu Shalih bahwa Ibn 'Abbas berkata, "Malaikat Izrail yang mencabut nyawa menguasai seluruh isi bumi seperti Anda menguasai apa yang ada di telapak tangan Anda sendiri. Besertanya ada malaikat-malaikat rahmat dan malaikat-malaikat azab. Bila ia mencabut nyawa yang baik, maka nyawa itu akan diserahkannya kepada malaikat rahmat. Sebaliknya, apabila ia mencabut nyawa yang jahat, maka ia menyerahkannya kepada malaikat azab."6
6Hadits sangat daif. Juwaibir dan al-Kalbi, keduanya matruk (tidak di percaya)
89. Ibn Abi Syaibah di dalam al-Mushannaf meriwayatkan bahwa 'Abdullah ibn Numair meriwayatkan dari al-A'masy, bahwa al-Khaitsamah berkata, "Izrail mendatangi seorang temannya, Sulaiman a.s. ibn Daud a.s.
Sulaiman a.s. bertanya kepadanya, 'Mengapa engkau mencabut nyawa penghuni sebuah rumah, dan tidak mencabut nyawa penghuni rumah sebelahnya?' Izrail menjawab, 'Saya tidak mengetahui nyawa yang saya cabut. Saya berada di bawah 'Arsy, lalu saya di beri sebuah buku yang berisi daftar nama-nama.'"
90. Ibn Abi Syaibah dengan sanad yang sama meriwayatkan bahwa Khaitsamah berkata, "Malaikat Izrail mendatangi Sulaiman a.s. lalu memandang tajam kepada salah seorang yang berada di majelis Sulaiman a.s. Ketika Izrail keluar, orang itu bertanya kepada Sulaiman a.s., 'Siapa yang datang tadi?” Sulaiman a.s. menjawab, 'Malaikat Izrail.' Orang itu berkata 'Saya melihatnya memandangku, seolah-olah ia ingin mencabut nyawaku.' Sulaiman a.s. bertanya, 'Lalu, apa yang Anda inginkan?' la menjawab, 'Aku harap Anda sudi mengantarkanku ke wilayah India dengan mengendarai angin.'
Nabi Sulaiman a.s. memanggil angin, menyuruhnya untuk membawa orang itu dan menurunkannya di India.
Tidak berselang lama, Izrail datang lagi ke Sulaiman a.s.
Sulaiman a.s. berkata 'Pada pertemuan yang lalu, kamu memandangi seseorang yang berada di majelisku.' Izrail menjawab, 'Saya hanya rasa aneh ketika melihatnya. Saya sebenarnya diperintah mencabut nyawanya di India, sedang dia berada di majelismu."
91. Ibn 'Asakir meriwayatkan bahwa Khaitsamah berkata "Sulaiman a.s. ibn Daud a.s. berkata kepada Izrail, 'Bila engkau ingin mencabut nyawaku, beritahu aku sebelumnya! Izrail menjawab, 'Aku tidak lebih tahu dari Anda. Aku hanya menerima sebuah buku yang berisi daftar nama-nama yang akan segera mati.'"
92. Ibn Abi Hatim meriwayatkan bahwa Ibn 'Abbas berkata, "Seorang malaikat minta izin kepada Tuhan untuk turun ke bumi menemui Idris a.s. Lalu ia mendatanginya mengucapkan salam. Idris a.s. bertanya, 'Apakah Anda punya hubungan dengan malaikat maut?' la menjawab, 'Dia saudara saya.' Idris a.s. bertanya lagi, 'Bisakah Anda memanfaat hubungan baik itu untuk membantu saya?' Malaikat itu menjawab, 'Bila untuk menunda atau memajukan waktu sesungguhnya saya tidak sanggup. Mungkin saya dapat berbicara dengan saudara saya itu agar ia mau bersikap lunak kepada Anda ketika sekarat.' Malaikat berkata, 'Naiklah ke atas kedua sayap ku!' Idris a.s. naik dan dibawa ke langit dan bertemu dengan Izrail sedang Idris masih berada di atas sayap malaikat itu.
Malaikat tersebut berkata kepada Izrail, 'Saya ada keperluan dengan Anda.' Izrail berkata, 'Saya mengetahui keperluanmu. Anda ingin membicarakan masalah Idris kepada saya. Namanya telah dihapus dan usianya hanya tinggal setengah kedipan mata.' Lalu Idris pun wafat ketika berada di antara dua sayap malaikat."
93. Imam Ahmad di dalam al-Zuhd dan Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Ma'mar berkata, "Sebuah riwayat yang kami terima menyatakan bahwa Izrail tidak mengetahui kapan seorang wafat, sebelum ia menerima perintah pencabutan nyawa orang tersebut."
94. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Ibn Juraij berkata, "Sebuah riwayat yang kami terima menyatakan bahwa malaikat Izrail menerima perintah berupa, 'Cabut nyawa si Polan pada jam sekian, pada hari sekian.'"
95. Al-Marwazi dan Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Abu al-Sya'tsa' Jabir ibn Zaid berkata, "Dahulu, malaikat maut mencabut nyawa tanpa menimbulkan rasa sakit pada manusia. Lalu manusia mencaci maki dan melaknatinya. la pun mengadu kepada Allah, lalu Allah menurunkan berbagai macam penyakit. Akibatnya manusia segera melupakan malaikat maut dan berbalik mengatakan, 'Si Polan wafat karena penyakit ini dan itu.'"
96. Abu Nu'aim meriwayatkan bahwa al-A'masy berkata, "Dahulu kala, Izrail dapat dilihat oleh manusia. Dia selalu mendatangi seseorang dan berkata, 'Laksanakanlah keperluanmu karena aku akan mencabut nyawamu!' Lalu Izrail mengadu kepada Tuhan, kemudian Tuhan menurunkan penyakit serta merahasiakan kematian."
97. Imam Ahmad dan al-Bazzar meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Malaikat Izrail dahulu dapat dilihat oleh manusia. Dia mendatangi Musa a.s., lalu Musa memukul dan mencungkil matanya. Izrail menghadap Tuhan dan berkata, Ya Tuhan, hamba-Mu Musa mencungkil mataku. Kalau bukan karena Engkau memuliakannya, niscaya aku sudah menyakitinya.' Tuhan berfirman, 'Temui-lah hamba-Ku itu, sampaikan kepadanya agar ia meletakkan tangannya di atas kulit sapi. Setiap helai bulu kulit sapi yang ditutupi oleh tangannya bernilai satu tahun untuk usianya.'
Izrail menemui Musa a.s. dan menyampaikan pesan itu. Musa a.s. bertanya, 'Apa setelah itu?' Izrail menjawab, 'Kematian.'
Musa a.s. berkata, 'Maka sekaranglah waktunya.' Lalu Izrail menciumnya, mencabut rohnya, dan Allah mengembalil kedua mata Izrail. Setelah itu Izrail menemui manusia secara sembunyi-sembunyi."7
7Hadits sahih. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (2/533), Imam al-Bukhari (3/206), Imam Muslim (1842), dan lafal hadits di atas seperti dalam riwayat Imam Ahmad.
98. Sa'id ibn Manshur meriwayatkan bahwa 'Atha' ibn Yasar berkata, "Malaikat Izrail meneliti dengan cermat nama-nama penghuni suatu rumah sebanyak lima kali dalam sehari untuk mengetahui apakah ada di antara mereka yang telah tiba ajalnya."
99. Ibn Abi Hatim meriwayatkan bahwa Ka'ab berkata "Malaikat Izrail mendatangi setiap pintu rumah yang dihuni sebanyak tujuh kali dalam sehari, untuk mengetahui apakah ada di antara mereka yang telah tiba ajalnya."
100. Ibn Abi Hatim meriwayatkan bahwa Mujahid berkata
"Semua rumah yang ada di bumi, baik di desa terpencil maupun di kota, didatangi oleh malaikat Izrail dua kali dalam sehari."
101. Ibn Abi Syaibah dan 'Abdullah ibn Ahmad di dalam Zawaid al-Zuhd meriwayatkan bahwa 'Abd al-A'la al-Taimi berkata, "Malaikat Izrail meneliti dengan cermat penghuni setiap rumah sebanyak dua kali dalam sehari."
102. Abu Nu'aim meriwayatkan bahwa Tsabit al-Bannani berkata, "Dalam sehari semalam ada dua puluh empat jam. Pada setiap jam yang dilalui oleh makhluk yang bernyawa malaikat Izrail berada di dekatnya. Bila ada perintah, maka mencabut nyawanya. Sebaliknya, bila tidak ada, maka ia pergi meninggalkannya."
103. Abu al-Syaikh dalam al-'Azhamah dan Ibn Abi Dunya meriwayatkan bahwa Zaid ibn Aslam berkata, "Malaikat maut memeriksa rumah-rumah sebanyak lima kali dalam hari dan muncul di depan manusia sekali dalam sehari. Dan itulah yang menyebabkan rasa takut manusia."8
8Hadits daif. Diriwayatkan oleh Abu al-Syaikh di dalam al-'Azhamah (446) Di sanadnya ada Abu Ma'syar, dia daif.
104. Abu al-Syaikh, al-'Uqaili dalam al-Dhu'afa', dan al-Dailami meriwayatkan bahwa Anas berkata, " Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, 'Ajal semua binatang temak dan serangga berada di tasbih merekaa
Bila mereka berhenti bertasbih, maka Allah SWT mencabut roh mereka. Sedikit pun malaikat Izrail tidak mengurus masalah pencabutan nyawa mereka.9
aAyat 44 surat al-Isra' menyatakan bahwa semua makhluk bertasbih kepada Allah SWT, tetapi manusia tidak mernahami tasbih mereka.
9hadits sangat daif. lihat al-'Uqaili: al-Dhu'afa' al-Kabir (4/321-322), al-azhamah (1230), al-Firdaus (1695), dan Tanzil al-Syari'ah (2/366). ''
105. Al-Khathib dalam al-Ruwat meriwayatkan hadits yang senada dengan hadits di atas dari Malik dari Ibn 'Amr.
106. Al-Khathib dalam al-Ruwat meriwayatkan dari Imam Malik bahwa Sulaiman ibn Ma'mar al-Kilabi berkata, "Saya menghadiri majelis Imam Malik ibn Anas. Seorang laki-laki bertanya kepadanya mengenai kutu-kutu, 'Apakah malaikat Izrail mencabut nyawanya?' Imam Malik terdiam beberapa saat, kemudian balik bertanya, 'Apakah kutu-kutu itu mempunyai roh?' Penanya menjawab, 'Ya.' Imam Malik berkata, 'Kalau begitu, malaikat Izrail-lah yang mencabut nyawanya.' Kemudian beliau membaca firman Allah dalam surat al-Zumar ayat 42, 'Allah memegang jiwa orang ketika matinya.'"
107. Juwaibir di dalam al-Tafsir meriwayatkan dari al-Dhahhak bahwa Ibn 'Abbas berkata, "Malaikat maut ditugaskan untuk mencabut nyawa manusia, maka dialah yang mencabut nyawa mereka. Ada malaikat lain yang ditugasi mencabut nyawa jin. Juga seorang malaikat lainnya yang ditugasi Untuk mencabut nyawa setan. Dan seorang malaikat yang lain lagi untuk mencabut nyawa burung, binatang liar, binatang buas, serangga, ikan dan semut. Dengan demikian ada empat malaikat pencabut nyawa. Para malaikat akan wafat pada tiupan sangkakala yang pertama dan malaikat mautlah yang mencabut nyawa para malaikat. Setelah itu ia pun wafat. Adapun para syuhada yang wafat di laut, maka Allah-lah yang mencabut nyawa mereka. Allah tidak menyerahkannya kepada malaikat maut menimbang kemuliaan mereka. Mereka telah mengarungi lautan yang luas dan dalam dijalan Allah."
Saya berkata, "Juwaibir sangat lemah, sementara riwayat al-Dhahhak dari Ibn 'Abbas munqathi'. Kendatipun begitu, ada hadits lain yang marfu' sebagai penguat dan pendamping kalimat terakhir dari hadits di atas.b
bdari kalimat, "Adapun para syuhada...."
108. Ibn Majah meriwayatkan bahwa Abu Umamah berkata, "Saya mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, 'Sesungguhnya nya Allah menugaskan malaikat maut mencabut roh semua makhluk yang bernyawa, selain roh para syuhada yang wafat di laut. Karena Allah sendirilah yang mencabut roh mereka.'" 10
10Hadits sangat daif, yang diriwayatkan oleh Ibn Majah (2778), karena di sanadnya ada "Ufair ibn Ma'dan—dia daif—dan Qais ibn Muhammad al-Kindi yang hanya Ibn Hibban menilainya tsiqah (dipercaya). Lihat Dha'if al-Jami' (3414).
Tiga Pihak yang Terlibat dalam Kewafatan Manusia
Imam al-Qurthubi berkata:
Tidak ada pertentangan atau kontradiksi antara firman Allah dalam ayat-ayat berikut ini: Ayat 11 surat al-Sajadah, "Katakanlah, 'Malaikat maut yang diserahi tugas mencabut nyawa-mu akan mematikan kamu,'" ayat 61 surat al-An'am, "Sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami," ayat 28 surat al-Nahl, "(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat," dan ayat 42 surat al-Zumar, "Allah memegang jiwa orang ketika matinya."
Penyandaran pelaku kematian kepada "malaikat maut' adalah karena dialah yang langsung memegang roh setelah dicabut. Sedangkan penyandarannya kepada "para malaikat" adalah karena merekalah pembantu-pembantu malaikat maut, dan merekalah yang mencabutnya dari badan. Dengan demikian, "malaikat maut" adalah pemegang dan penerima, sementara "para malaikat" adalah pelaksana.
Adapun penyandarannya kepada Allah adalah karena Dia-lah pelaku dalam pengertian yang hakiki.
Imam al-KaIbi berkata, "Malaikat mautlah yang mencabut nyawa dari tubuh, kemudian menyerahkannya kepada malaikat rahmat atau malaikat azab. Sifat dan bentuk malaikat maut berbeda ketika mencabut nyawa orang muslim dan orang kafir. Perbedaan ini terjadi karena malaikat mampu berubah bentuk sesuai yang mereka inginkan."
BAB4
TURUNNYA KEPUTUSAN MENGENAI AJAL
109. Al-Dailamia meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Daftar nama-nama manusia yang ajalnya tiba dikeluarkan setiap tahunnya pada bulan Syakban. Terkadang ada orang yang menikah dan memperoleh anak sedang namanya sudah tercantum dalam daftar nama orang yang akan mati."1
aSyirawaih ibn Syahardar ibn Syirawaih, wafat 509 H.
1Sanad hadits ini belum kami ketahui. Hadits ini diriwayatkan di dalam firdaus al-akhbar (2410).
110. Ibn Abi al-Dunya dan Ibn Jarir meriwayatkan hadits marfu' yang senada dengan hadits di atas, dari jalur al-Zuhri, dari Utsman ibn al-Mughirah ibn al-Akhnas.
111. Ibn Abi Hatim juga meriwayatkan hadits marfu' yang senada dengan hadits di atas, dari Ibn 'Abbas.
112. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa 'Atha' ibn Yasar berkata, "Pada malam pertengahan bulan Syakban, sebuah lembaran diserahkan kepada malaikat Izrail. Kepadanya dikatakan cabutlah nyawa mereka yang tertera di lembaran ini!'
Terkadang ada orang yang menanam pepohonan, menikah, dan membangun rumah sedang namanya sudah tercantum dalam daftar nama-nama orang yang akan mati."
113. Ibn Abi al-Dunya dan al-Hakim di dalam al-Mustadrak meriwayatkan bahwa 'Uqbah ibn 'Amir al-Shahabi berkata "Yang mula-mula mengetahui kematian seorang hamba adalah malaikat penjaganya. Karena dialah yang membawa naik amal hamba itu ke langit dan menurunkan rezekinya. Apabila rezekinya sudah tidak dikeluarkan lagi, malaikat itu menyadari bahwa hamba tersebut akan mati sebentar lagi."
114. Abu al-Syaikh di dalam al-Tafsir meriwayatkan bahwa Muhammad ibn Hammad berkata, "Ada sebuah pohon dibawah 'Arasy. Setiap makhluk memiliki sehelai daun di pohon itu. Bila daun yang dimiliki seorang hamba gugur, maka rohnya keluar dari jasadnya. Berkenaan dengan hal itu firman Allah dalam surat al-An'am ayat 59,
“Tidak ada sehelai daunpun gugur, kecuali Allah mengetahuinya.”
BAB5
SITUASI DAN KONDISI ORANG YANG SEKARAT
115. Imam Ahmad, Abu Daud dalam al-Sunan, al-Hakim dalam Mustadrak, Ibn Abi Syaibah dalam al-Mushannaf, al-Baihaqi dalam 'Azab al-Qabr, al-Thayalisi dalam al-Musnad, Abdullah dalam al-Musnad, Hannad ibn al-Sari dalam al-Zuhd perawi-perawi lain dengan sanad yang sahih, meriwayatkan bahwa al-Barra' ibn 'Azib bercerita:
“Kami beserta Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam mengantar jenazah seorang sahabat dari golongan Anshar. Kami tiba di kubur dan mayat belum dimasukkan ke kubur. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam duduk dan kami juga duduk di sekelilingnya, seolah-olah di kepala kami ada burung.a Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam memegang sebuah tongkat, ia menoreh-norehkan tongkat itu ke tanah, mengangkat kepalanya dan bersabda, "Berlindunglah kamu kepada Allah dari azab kubur." Kalimat itu di ucapkannya dua atau tiga kali
Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya seorang hamba yang mukmin, apabila berada di masa peralihan dari meninggalkan dunia menuju akhirat, maka para malaikat turun dari langit menghampirinya. Wajah mereka putih bagaikan matahari. Mereka membawa kain kafan dan minyak wangi dari surga, lalu duduk di sekitarnya sejauh mata memandang, Kemudian malaikat maut datang dan duduk di dekat kepala-nya. la berkata, 'Wahai roh yang tenang, keluarlah menuju ampunan dan kerelaan Allah!' Lalu roh itu keluar dengan perlahan-lahan seperti air yang menetes dari bejana, sekali-pun kamu melihat tidak seperti itu. Malaikat maut mengambil roh itu, lalu segera memasukkannya ke dalam kafan dan minyak wangi tadi, tanpa membiarkannya berada di tangan-nya barang sekejap pun. Roh itu mengeluarkan bau sangat harum yang ada di bumi.
"Malaikat membawanya naik ke langit. Setiap melintasi sekelompok malaikat, mereka bertanya, 'Roh siapa yang wangi ini?' Malaikat pembawanya menjawab 'Polan ibn Polan,' Mereka menyebut nama terbaik yang disandang mayat ketika hidup di dunia hingga mereka tiba di langit dunia. Malaikat pembawanya meminta pintu dibuka, dan pintu pun dibuka Malaikat-malaikat dari setiap langit mengantarnya ke langit berikutnya hingga ia tiba di langit ketujuh. Allah berfirman, Tuliskanlah buku catatan amalnya di 'Illiyyin! Kembalikan ia ke bumi, karena dari bumilah Aku menciptakan mereka, kepadanya Aku mengembalikan mereka, dan darinya mereka akan Aku bangkitkan kembali!'
"Lalu rohnya dimasukkan kembali ke dalam jasadnya di dalam kubur. Dua orang malaikat mendatanginya dan bertanya, 'Siapa Tuhanmu?' la menjawab, 'Tuhanku Allah.' Mereka bertanya, 'Apa agamamu?' la menjawab, 'Agamaku Islam.' Mereka bertanya, 'Siapa orang yang diutus untukmu?' la menjawab, 'Rasulullah.' Mereka bertanya, 'Dari mana engkau tahu?' la menjawab, 'Saya membaca Alquran, lalu saya mengimani dan membenarkannya.' Kemudian terdengar suara dari langit, 'Hamba-Ku itu menjawab dengan benar, Bentangkanlah permadani surga untuknya, berikan ia pakaian surga, dan bukakan untuknya pintu surga!' Lalu keharuman wangi surga perlahan-lahan merayap berhembus ke dalam kuburnya, dan kuburnya dilapangkan sejauh mata memandang. Seorang laki-laki yang tampan, berpakaian rapi, dan harum mendatanginya. la berkata, 'Bergembiralah menerima hal-hal yang menggembirakamnu, Inilah hari yang dijanjikan kepadamu.' Si mayat bertanya, 'Anda siapa? Wajah Anda mengesankan wajah orang baik dan membawa kebaikan.' la menjawab, 'Saya adalah amal salehmu.' Mayat itu berkata, 'Ya Tuhan, percepatlah hari kiamat! Ya Tuhan, percepatlah hari kiamat agar aku dapat bertemu dengan keluarga dan hartaku!'"
Selanjutnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya bila orang kafir berada di masa peralihan dari meninggalkan dunia menuju akhirat, maka malaikat-malaikat yang berwajah hitam turun dari langit mendekatinya. Mereka membawa karung-karung yang terbuat dari sulaman rambut. Mereka duduk di sekitarnya sejauh mata memandang. Kemudian malaikat maut datang dan duduk di dekat kepalanya. la berkata, 'Wahai roh yang jahat, keluarlah menuju kemarahan dan kemurkaan Allah!' Lalu rohnya menyebar keseluruh tubuhnya. Malaikat maut mencabutnya seperti mencabut besi pemanggang daging dari bulu yang basah. la mengambil roh itu dan segera memasukkannya ke dalam karung itu, tanpa membiarkannya berada di tangannya barang sekejap pun. Roh itu mengeluarkan bau bangkai terbusuk yang pernah ada di bumi.
"Malaikat membawanya naik ke langit. Setiap melintasi sekelompok malaikat, mereka bertanya, 'Roh siapa yang busuk ini?' Malaikat pembawanya menjawab, 'Polan ibn Polan,' dengan menyebut nama terburuk si mayat ketika hidup di dunia, hingga mereka tiba di langit dunia. Malaikat pembawanya minta dibukakan pintu, namun pintu ddak terbuka. Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam membaca ayat 40 surat al-A'raf, “Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit.”
Allah berfirman, 'Tuliskanlah buku catatan amalnya di Sijjin, di belahan bawah bumi!' Lalu rohnya dilempar ke bawah."
Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam membaca firman Allah pada ayat 31 surat al-Hajj, "Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka dia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh."
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam melanjutkan, "Kemudian rohnya dikembalikan kejasadnya, dan malaikat mendatangi dan mendudukkannya. Mereka bertanya, 'Siapa Tuhanmu?' la menjawab, 'Aduh, aduh, saya tidak tahu.' Mereka bertanya, 'Apa agama mu?' la menjawab, 'Ah, saya tidak tahu.' Mereka bertanya 'Siapa orang yang diutus untukmu?' la menjawab, 'Celaka saya tidak tahu.' Lalu terdengar suara dari langit, 'Hamba-Ku itu berdusta. Bentangkanlah permadani neraka untuknya berikan ia pakaian neraka, dan bukakan untuknya pintu neraka!' Lalu udara panas neraka berhembus masuk ke dalam kuburnya. Kuburnya menyempit hingga tulang-tulang rusuk nya merapat. Seorang laki-laki yang berwajah buruk, berpakaian kumal, dan berbau busuk datang. la berkata, 'Rasakan lah hal-hal yang menyakitkanmu. Inilah hari yang dijanjikan kepadamu.' Si mayat bertanya, 'Siapa Anda ini? Wajah Anda memancarkan aura kejahatan.' la menjawab, 'Saya adala amal jahatmu.' Si mayat berseru, Ya Tuhan, janganlah Engkau datangkan hari kiamat!'"1
amaksudnya, suasana sangat tenang, dan kami sangat khidmat dan khusyuk mengikuti acara pemakaman itu
1Hadits sahih, diriwayatkan oleh Imam Ahmad (4/287, 288, dan 297), Abu Daud (4753, 4754), al-Nasa'i (4/78), Ibn Majah (1549), al-Thayalisi (753), Al-Hakim dalam al-Mustadrak (1/37), Ibn al-Mubarak di dalam al-Zuhd (1219) dan al-Baihaqi dalam 'Azab al-Qabr (27-28) dll.
116. Abu Ya'la di dalam al-Musnad dan Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan dari jalur Yazid al-Raqasyi dari Anas dari Tamim al-Dari, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda:
Allah berfirman kepada malaikat maut, "Temuilah Wali-Ku dan bawalah dia menghadap-Ku. Aku telah menguji nya dengan kesenangan dan kesusahan, dan dia berada pada posisi yang Aku senangi."a
a"Syukur menerima nikmat dan sabar menerima musibah.
Bawalah dia menghadap-Ku, agar Aku membebaskannya dari segala kesusahan dan duka dunia." Malaikat maut berangkat menuju wali tersebut beserta lima ratus malaikat. Mereka membawa kain kafan, air wangi surga, serta beberapa ikat tumbuhan surga yang wangi. Pada setiap batang tumbuhan itu, di ujungnya ada dua puluh warna, setiap warna mengeluarkan wangi yang berbeda dari warna lain. Mereka juga membawa kain sutera putih yang berisikan minyak wangi yang sangat tinggi mutunya. Malaikat maut duduk di dekat kepalanya dan malaikat yang lain mengelilingnya. Semua malaikat meletakkan tangannya pada salah satu anggota tubuh wali itu. Kain sutera pudh dibentangkan, minyak wangi yang bermutu tinggi diletakkan di bawah dagunya dan dibukakan baginya pintu surga.
Selanjutnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda:
Sesungguhnya jiwa wali itu terpesona dan lengah karena melihat surga. Terkadang karena bidadari-bidadarinya, terkadang karena pakaian-pakaiannya, dan terkadang juga karena buah-buahannya. Seperti bayi yang menangis mampu membuat keluarganya lengah dan lalai dari hal yang lain. Dan bida-dari surga bergembira menyambut kedatangannya. Roh melompat ingin keluar. Malaikat maut berkata, "Keluarlah wahai roh yang baik, menuju surga, tempat pohon bidara tak berduri, pohon pisang yang bersusun-susun buahnya, naungan yang terbentang luas dan air yang tercurah!" Dan sesungguhnya malaikat maut lebih sayang kepada roh itu dari pada kasih seorang ibu kepada anaknya. la tahu bahwa roh itu kekasih Tuhan dan mulia di sisi-Nya. Dengan sikap lemah lembutnya kepada roh itu, ia berharap mendapat ridla Allah.
Roh itu dicabut seperti sehelai rambut dicabut dari adonan tepung. Roh itu keluar dan para malaikat di sekitarnya menyambutnya dengan ucapan, "Semoga keselamatan diberikan kepadamu. Masuklah ke surga karena amal-amalmu!" Hal itu sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat al-Nahl ayat 32,
"Yaitu orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan kepada mereka, 'Salamun 'alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan.'"
Dan firman Allah dalam surat al-Waqi'ah ayat 88 dan 89, "Adapun jika dia termasuk orang yang didekatkan kepada Allah, maka dia memperoleh ketenteraman (rauhun), rezeki (raihan), serta surga kenikmatan (jannatu na'im)."
Kata rauhun berarti ketenteraman dari pedihnya mati, raihan berarti rezeki atau tetumbuhan surgawi yang wangi yang menyambut ketika rohnya keluar, dan kata jannatu na’im berarti berada di depannya atau berhadapan dengan surga.
Apabila malaikat maut mencabut rohnya, maka roh berkata kepada jasad, "Semoga Allah membalas kebaikanmu padaku. Sesungguhnya Anda bersegera bersama saya dalam menta’ati Allah dan lambat dalam mendurhakai-Nya. Selamat bagimu, engkau selamat dan menyelamatkan orang lain." Dan jasad membalasnya dengan mengucapkan ungkapan yang sama kepada roh.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam melanjutkan:
Bagian bumi—yang mana di sana ia berbuat ketaatan— menangisinya selama empat puluh hari. Demikian juga seluruh pintu langit tempat amalnya naik dan tempat rezekinya turun. ketika rohnya dicabut, lima ratus malaikat tadi berada sekitar mayatnya. Bila manusia membalik tubuh mayatnya maka malaikat membalikkannya sebelum manusia, mengafaninya sebelum manusia mengafaninya, menyiramkan air mawar sebelum manusia menyiramkannya. Para malaikat itu berbaris dua saf sepanjang jalan dari pintu rumahnya kekuburnya. Mereka menyambutnya dengan bacaan istigfar. Ketika itu Iblis berteriak histeris sampai bagian tulang tubuhnya retak. la berkata kepada tentara-tentaranya,
"Celaka kalian! Mengapa hamba ini bisa lolos dari tipu daya kalian?. Mereka menjawab, "Mayat ini maksum." Ketika malaikat maut membawa rohnya naik ke langit maka Jjibril a.s. beserta 70.000 malaikat menyambutnya. Kerika malaikat maut sampai di 'Arasy, maka roh itu sujud kepada Tuhan. Allah berfirman kepada malaikat maut, "Bawalah roh hamba-Ku ini ke surga, tempat pohon bidara yang tak berduri, pohon pisang yang bersusun-susun buahnya, naungan yang terbentang luas dan air yang tercurah!"
Ketika mayatnya dimasukkan ke dalam kubur, maka shalat datang dan berada di kanannya, puasa datang dan berada kirinya, bacaan Al-quran dan zikir datang dan berada di kepalanya, langkahnya menuju shalat datang dan berada di kedua kakinya, kesabaran datang dan berada di sebuah pojok kubur. Ketika Allah mengirim sejumlah azab yang mendatangi mayat dari arah kanan, shalat berkata, "Menjauhlah! demi Allah, sepanjang umurnya mayat ini taat kepada Allah. Dia baru saja istirahat sekarang. ketika dia masuk kubur." Azab lalu mendatanginya dari arah kiri, dan puasa pun segera mengucapkan perkataan yang sama. Azab mendatangi dari arah kepalanya, dan lagi-lagi dikatakan kepadanya ucapan yang sama. Azab pun tidak menemukan jalan menuju si mayat. Ketaatan orang itu ketika hidup telah melindunginya. Akhirnya azab keluar tanpa menyiksanya sedikit pun. Kesabaran berkata kepada amal-amal saleh yang lain, "Ketahuilah sesungguhnya saya tidak ikut langsung menghadang azab ini karena saya melihat Anda semua sudah cukup mampu mehadangnya. Sebaliknya, bila Anda tidak mampu, maka saya akan ikut menghadangnya. Karena Anda sudah cukup mampu tanpa saya dalam menghadapi azab, maka saya akan menjadi tabungan Anda ketika melintasi jembatan dan hitungan amal kelak."
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam berkata lagi:
Dan Allah mengirim dua malaikat. Pandangan mata mereka seperti kilat yang menyambar, suaranya seperti guruh yang menggetarkan, memiliki gigi taring seperti tanduk banten, dengan nafas yang seperti jilatan api, dan kedua kaki menginjak rambut mereka (yang panjang). Jarak antara dua pundak masing-masing keduanya begitu panjang seperti perjalanan sekian kilometer. Mereka tidak punya rasa kasih dan sayang, kecuali kepada orang Islam. Nama mereka Munkar dann Nakir. Masing-masing memegang godam yang berat dan tidak akan mampu diangkat oleh seluruh manusia dan jin, sekalipun mereka mengangkatnya bersama-sama. Mereka berkata pada si mayat, "Duduklah!" Lalu mayat itu duduk di kuburnya. Kain kafannya terlepas dan turun ke pinggangnya. Mereka bertanya, "Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Siapa nabimu?" la menjawab, "Tuhanku Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, Islam agamaku, Muhammad Nabiku dan dia penutup para nabi." Mereka berkata, "Anda benar." Lalu duanya menekan sisi-sisi kubur dan meluaskannya dari arah depan, belakang, kanan, kiri, atas dan bawah. Mereka berkata, "Lihatlah ke atas!" Mayat itu menengadah dan melihat pintu ke arah surga terbuka. Malaikat berkata, "Inilah tempatmu, wahai wali Allah, karena Anda mentaati-Nya."
Demi Allah, kegembiraan yang dirasakannya ketika menyaksikan hal itu mustahil sirna sampai kapan pun.
Lalu dikatakan kepadanya, "Lihatah ke bawah!" Lalu ia melihat ke bawah dan menyaksikan pintu yang menghadap ke kearah neraka terbuka. Malaikat berkata, "Wahai wali Allah, engkau selamat dari azab ini."
Demi Allah, kegembiraan yang dirasakannya ketika itu tidak akan hilang sampai kapan pun.
Dan dibukakan untuknya tujuh puluh pintu surga. Angin dan kesejukan surga berhembus masuk ke kuburnya, sampai Allah SWT kelak membangkitkannya dari kubur.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda:
Allah berfirman kepada malaikat maut, "Temuilah musuhku dan bawalah dia menghadap-Ku. Aku telah melapang rezekinya dan memberinya berbagai macam nikmat, tetapi ia tetap durhaka kepada-Ku. Bawalah dia menghadap-Ku supaya Aku menyiksanya!" Malaikat maut pergi menemuinya dalam rupa yang sangat buruk yang tidak pernah dilihat manusia. Matanya berjumlah dua belas. La membawa sebilah pemanggang besi dari api neraka yang banyak tusukannya.
Ia diiringi lima ratus malaikat yang membawa tembaga, bara neraka, serta cambuk yang memercikkan api. Lalu malaikat Izrail memukul orang yang sekarat itu dengan pemanggang besi tersebut, yang menyebabkan setiap tusukan pemangggang besi itu terbenam ke dalam setiap rambut dan uratnya. Kemudian Izrail melipatnya, lalu mencabut roh dari kuku ke kakinya dan memberhentikannya ketika sampai di kedua tumitnya. Lalu musuh Allah itu tidak sadarkan diri karena kesakitan. Ketika ia sadar, malaikat memukul kembali muka dan punggungnya dengan cambuk sehingga muka dan punggungnya mengering dan mengerut. Kemudian rohnya ditarik dari kedua tumitnya dan berhenti sampai kedua lututnya. Lalu musuh Allah itu tidak sadarkan diri karena kesakitan. Ketika sadar, malaikat memukul muka dan punggungnya dengan cambuk. Pukulan demi pukulan itu diulangi lagi ketika ditarik sampai ke pinggangnya, sampai ke dadanya, sampai ke kerongkongannya. Kemudian malaikat meletakkan tembaga dan bara api neraka di bawah dagunya. Malaikat maut berkata, "Keluarlah, wahai roh yang keji dan dilaknat, menuju ke neraka, tempat angin yang amat panas, air panas yang mendidih, naungan asap yang hitam, tidak sejuk dan luar biasa tidak menyenangkan!"
Ketika malaikat maut mencabut nyawanya, maka roh berkata kepada jasad, "Semoga Allah membalas kejahatanmu kepadaku. Sesungguhnya dalam berbuat durhaka kepada Allah, Anda beserta saya begitu cepat melakukannya, namun dalam mentaati-Nya, Anda begitu malas. Anda celaka dan mencelakakan!" Dan jasad membalasnya dengan ungkapan senada. Bagian bumi di mana ia berbuat kemaksiatan dan melaknatnya. Tentara-tentara Iblis bertemu dan menyampaikan berita gembira bahwa mereka telah memasukkan seorang manusia ke dalam neraka.
Ketika mayat itu dimasukkan ke dalam kubur, maka kuburnya menyempit sehingga tulang-tulang rusuknya merapat, tulang rusuk sebelah kanan masuk ke tulang rusuk sebelah kiri, dan tulang rusuk sebelah kiri masuk ke tulang rusuk sebelah kanan. Allah mengirim kepadanya beberapa ekor ular yang berwarna hitam. Ular-ular itu menekuk kepala si mayat itu dan ujung jari kakinya ke pinggangnya, kemudian melilitnya dengan kuat. Lalu Allah mengutus dua orang malaikat. Mereka bertanya, "Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Siapa nabimu?" la menjawab, "Saya tidak tahu." Mereka berkata, "Anda tidak tahu dan tidak membaca!?" Mereka memukulnya dengan satu pukulan yang menyebabkan percikan-percikan api beterbangan di kuburnya. Mereka datang lagi dan berkata, "Lihatlah ke atas!" Mayat itu menengadah dan melihat sebuah pintu ke arah surga terbuka. Mereka berkata, "Wahai musuh Allah, seandainya dahulu engkau taat kepada Allah, niscaya inilah tempatmu."
Demi Allah, kesedihan yang dirasakan si mayat ketika itu tidak akan hilang sampai kapan pun. Lalu sebuah pintu kubur yang menghadap ke arah neraka terbuka, dan dikatakan kepadanya, "Wahai musuh Allah, inilah tempatmu, karena Anda durhaka kepada Allah." Lalu dibukakan kepadanya 77 pintu neraka. Angin panas neraka berhembus masuk ke kuburnya sampai Allah membangkitkannya dari kubur dan memasukkannya ke neraka."2
2Hadits daif, di sanadnya ada Yazid ibn Aban al-Raqasyi, dia daif.
117. Ibn Abi Hatim meriwayatkan bahwa al-Rabi' ibn Anas, menafsirkan surat al-Nazi'at ayat 1 dan 2, "Demi malaikat-malaikat yang mencabut nyawa dengan keras dan demi malaikat-malaikat yang mencabut nyawa dari ujung-ujung jari dan persendian berkata, "Kedua ayat ini berbicara mengenai kafir. mereka dicabut secara kasar dan keras. Seperti besi pemanggang daging yang diletakkan di kain wol. Tentu saja, besi itu sangat sulit ditarik dari kain wol tersebut."
Mengenai dua ayat berikutnya, "Dan demi malaikat-malaikat yang turun dari langit dengan cepat, dan malaikat-malaikat yang menhului dengan kencang," al-Rabi' ibn Anas berkata, Dua ayat ini berbicara mengenai pencabutan roh orang muslim.
118. Ibn Abi Hadm meriwayatkan bahwa Imam al-Suddia ketika menafsirkan ayat 1 surat al-Nazi'at, "Demi malaikat-malaikat yang mencabut nyawa dengan keras," berkata, "Maksudnya ketika berada di dada." Adapun ayat selanjutnya, 'Demi malaikat-malaikat yang mencabut nyawa dari ujung-ujung jari dan persendian," Imam al-Suddi berkata, "Para malaikat mencabut roh dari ujung jari-jari tangan dan kaki." Adapun ayat 3 surat al-Nazi'at, "Dan demi malaikat-malaikat yang turun dengan cepat," beliau berkata, "Roh yang beredar kebingungan di dalam rongga tubuh ketika akan keluar dari tubuh."
aIsma’il ibn 'Abd al-Rahman ibn Karimah, wafat 127 H.
119. Imam Muslim meriwayatkan bahwa Abu Hurairah berkata, "Apabila roh orang mukmin keluar dari tubuhnya maka ia disambut oleh dua orang malaikat. Keduanya membawanya naik ke langit dan menyebut-nyebut kebaikannya Penduduk langit berkata, 'Sebuah roh yang baik datang dari bumi. Semoga Allah memberi rahmat kepadamu, wahai roh dan juga kepada tubuh yang Anda tempati sebelumnya!' Mereka membawanya menghadap Tuhan. Tuhan berfirman 'Bawalah roh itu sampai akhir batas waktu!' Dan apabila roh orang kafir keluar dari tubuhnya, maka disebut-sebut bau busuk dan laknat yang diterimanya. Penghuni langit berkata 'Sebuah roh yang jahat datang dari arah bumi.' Dikatakan kepadanya, 'Bawalah roh itu sampai akhir batas waktu!3
3Hadits sahih. Diriwayatkan oleh Imam Muslim (2202).
120. Imam Ahmad, Ibn Hibbana, al-Nasa'i, al-Hakim dengan lafal hadits menurut riwayat al-Hakim dan al-Baihaqi meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam sabda:
Sesungguhnya apabila roh orang mukmin dicabut, malaikat-malaikat rahmat datang dengan membawa kain sutera putih. Mereka berkata, "Keluarlah engkau dengan hati yang puas lagi diridlai Allah, menuju ketenteraman, kenikmatan, dan menemui Tuhan yang tidak murka." Roh itu keluar dengan menyebarkan bau seperti minyak wangi yang paling baik. Secara bergiliran sebagian malaikat mengambilnya lalu menyerahkanya kepada yang lain. Mereka menciumnya dan menbawanya ke pintu langit. Malaikat-malaikat berkata, "Alangkah harumnya wangi yang datang dari bumi ini!" Setiap melewati satu langit, maka para malaikat langit itu mengucapkan ungkapan yang sama, hingga roh itu dibawa ke tempat roh-roh mukmin yang telah wafat lebih dahulu darinya. Mereka sangat gembira menyambut kedatangannya, melebihi kegembiran kamu ketika keluarga kamu pulang setelah sekian lama pergi. Roh-roh itu bertanya kepadanya, "Bagaimana kabar si Polani? Yang lain berkata, "Berilah ia kesempatan beristirahat, karena sebelumnya ia berada dalam kesusahan hidup di dunia." Bila ia menjawab dengan balik bertanya, "Bukankah orang yang kamu tanyakan itu sudah menemuimu, sudah wafat?" maka mereka menjawab, "Kalau begitu, dia masuk neraka."
Adapun apabila roh orang kafir dicabut, maka malaikat datang dengan membawa sebuah karung yang terbuat dari sulaman rambut. Mereka berkata, "Keluarlah, wahai roh, dengan rasa kesal lagi dimurkai oleh Allah, menuju azab dan kemurkaan Allah." Roh itu keluar dengan menyebarkan bau busuk seperti bangkai yang paling busuk. Para malaikat membawanya ke pintu bumi. Mereka berkata, "Alangkah busuknya bau mayat ini!" Setiap melalui satu tempat, malaikat meng-ucapkan ungkapan yang sama, hingga roh itu dibawa ke tempat roh-roh orang kafir.4
aMuhammad ibn Hibban ibn Muhammad al-Busty, wafat 354 H.
4Hadits shahih. Diriwayatkan oleh al-Nasa'i (4/8), al-Hakim (1/353), Ibn Hibban (733),dan lain-lain.
121. Ibn Majaha dan al-Baihaqi meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda:
Para malaikat turun mendatangi orang-orang yang sekarat. Bila orang itu saleh, maka seorang malaikat berkata "Keluarlah Anda, wahai roh yang baik yang berada di tubuh yang yang baik. Keluarlah dalam keadaan terpuji! Bergembiralah menerima ketenangan, rezeki dan menemui Tuhan yang ridla dan tidak murka." Ungkapan itu terus diulang-ulang hingga roh keluar. Kemudian roh itu dibawa naik ke langit. Pintu langit dibukakan untuknya, dan ditanya, "Roh siapa ini?" Malaikat menjawab, "Polan ibn Polan." Lalu dikatakan, "Selamat datang, wahai roh yang baik yang berada di tubuh yang baik. Masuklah dalam keadaan terpuji. Bergembiralah menerima ketenangan, rezeki dan menemui Allah yang ridla kepadamu dan tidak murka." Ungkapan itu terus diulang-ulang hingga roh itu sampai di langit ketujuh.
Sebaliknya, apabila orang itu jahat, maka malaikat akan berkata, "Keluarlah Anda, wahai roh yang jahat dan berada dalam tubuh yang jahat. Keluarlah dalam keadaan terhina. Rasakanlah azab berupa minuman dari air yang sangat panas air yang sangat dingin, dan banyak lagi azab-azab lain serupa itu." Ungkapan itu diulang-ulang hingga roh keluar. Kemudian roh dibawa naik, dimintakan untuk dibukakan pintu langit baginya, lalu ditanya, "Roh siapa ini?" dijawab, "Roh si Polan." Dikatakan, "Tidak ada ucapan selamat datang kepada roh yang jahat dan berada dalam tubuh yaq jahat. Kembalilah pulang dalam keadaan hina!" Pintu-pintu langit tidak terbuka untuknya. la diusir dari langit dan kemudian masuk kubur.5
aMuhammad ibn Yazid, wafat 273 H.
5Hadits sahih. Diriwayatkan oleh Ibn Majah (4262,4268), Ahmad (2/364) dan al-Baihaqi di dalam 'Azab al-Qabr (44).
122. Al-Bazzar meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda:
Sesungguhnya apabila seorang mukmin sedang sekarat maka para malaikat turun mendatanginya dengan membawa kain sutera, minyak wangi dan beberapa ikat tumbuh-tumbuhan surga yang wangi. Lalu rohnya dicabut dengan perlahan-lahan seperti sehelai rambut dicabut dari adonan roti. Dikatakan kepadanya, "Wahai roh yang baik, keluarlah dengan hati yang puas lagi diridlai-Nya, menuju ketenangan dan kemuliaan Tuhan." Apabila rohnya keluar, ia diletakkan di atas minyak wangi dan tumbuh-tumbuhan surga, lalu dibungkus dengan kain sutera dan dibawa ke 'Illiyyin.
Dan sesungguhnya apabila seorang kafir dalam keadaan sekarat maka para malaikat turun mendatanginya dengan membawa karung yang terbuat dari sulaman rambut yang berisi bara api neraka. Rohnya dicabut dengan kasar dan keras. Dikatakan kepadanya, "Wahai jiwa yang jahat, keluarlah dengan hati yang kesal dan dimurkai oleh Tuhan, menuju siksaan di azab Allah!" Apabila rohnya keluar, maka diletakkan di atas bara api itu. Bara api itu menyala dan bersuara, lalu dibungkus di dalam karung rambut itu dan dibawa ke Sijjin.a
a "Kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang yang durhaka.
123. Hannad ibn al-Sari di dalam al-Zuhd, 'Abd ibn Humaid di dalam al-Tafsir, dan al-Thabrani di dalam al-Kabir dengan sanad yang tsiqah meriwayatkan bahwa 'Abdullah ibn 'Umar berkata:
Apabila seorang hamba mati syahid di jalan Allah, maka tetesan darahnya yang jatuh ke tanah akan menghapus segala dosanya. Kemudian Allah mengirim seikat tumbuh-tumbuh surga untuk menyambut pencabutan rohnya. Dan Allah juga mengirim sebuah jasad dari surga untuk tempat rohnya. Lalu roh itu dibawa oleh para malaikat ke langit, seolah-olah orang yang mati syahid itu telah bersama para malaikat sejak Allah SWT menciptakannya. Lalu ia dibawa menghadap Tuhan. la sujud kepada Allah, diikuti oleh para malaikat. Dosanya diampuni dan jiwanya dibersihkan. Kemudian ia disuruh berkumpul dengan roh para syuhada. Dia menemukan mereka di kebun-kebun yang hijau dan kubah-kubah yang terbuat dari sutera. Di dekat mereka ada sapi dan ikan paus. Kedua binatang ini memberi mereka makanan setiap hari dengan menu yang berbeda dari hari-hari sebelumnya. Ikan paus berada di sungai-sungai surga dan memakan segala jenis tumbuh-tumbuhan surga yang wangi yang tumbuh di sungai-sungai surga. Pada sore hari sapi menanduk ikan paus itu dengan tanduknya, lalu disembelihnya. Para syuhada memakan dagingnya dan merasakan semua tumbuh-tumbuhan surga di daging itu. Sapi juga melukis di surga. Para syuhada memandang ke arah tempat-tempat mereka dan berdoa kepada Allah SWT agar kiamat cepat datang.
Apabila seorang hamba mukmin wafat, maka Allah mengirim dua malaikat menemuinya dengan membawa sehelai surga dan seikat tumbuh-tumbuhan yang wangi dari surga. Keduanya berkata, "Wahai jiwa yang baik, keluarlah untuk mendapatkan ketenangan, rezeki, dan menemui Tuhan yang tidkak murka. Keluarlah, alangkah baiknya amal-amalmu" Rohnya keluar dengan menyebarkan harum seperti minyak wangi terharum dan terwangi di dunia. Di penjuru-juru langit para malaikat berkata, "Subhanallah! Pada hari ini sebuah roh yang baik datang dari bumi." Roh itu tidak melintasi satu pintu pun kecuali pintu itu dibukakan untuknya. Tdak melintasi seorang malaikat pun kecuali malaikat itu mohonkan ampun dan syafaat untuknya, hingga roh itu menghadap Tuhan. Kemudian para malaikat sujud sebelum roh itu dan berkata, "Ya Tuhan, inilah hamba-Mu yang datang menghadap-Mu." Lalu para malaikat sujud sekali lagi dan berkata, "Wahai Tuhan, inilah hamba-Mu si Polan. Kami mewafatkannya sedang Engkau lebih mengetahui terhadapnya." Allah berfirman, "Suruhlah ia bersujud!" Roh itu segera sujud kepada Tuhan. Malaikat Mikail dipanggil dan dikatakan kepadanya, "Gabungkanlah roh ini beserta roh-roh orang mukmin, hingga Aku bertanya kepadamu mengenainya pada hari kiamat" Kemudian Allah memerintahkan kuburnya diperluas, panjangnya tujuh puluh hasta, dan lebarnya tujuh pulu hasta. Dan dimasukkan ke dalamnya tumbuh-tumbuhan yang wangi dari surga serta dibentangkan kain sutera. Jika ia menghafal sebagian Alquran, maka hafalannya itu meneranginya. Sebaliknya jika tidak, maka ia diberi cahaya seperti cahaya matahari. Sebuah pintu yang menghadap ke arah surga dibukakan untuknya. la melihat tempatnya di surga pada pagi dan sore.
Jika seorang hamba yang kafir wafat, maka Allah mengutus dua malaikat turun mendatanginya dengan membawa sehelai kain yang bergaris. Kain itu mengeluarkan bau yan paling busuk dan kualitasnya paling kasar dan kesat. Kedua malaikat berkata, "Wahai roh yang jahat, keluarlah menu' api neraka dan azab yang pedih dan temuilah Tuhan yang murka kepadamu! Keluarlah dan alangkah buruknya amalmu!" Roh itu keluar dengan mengeluarkan bau busuk seperti bangkai terbusuk yang pernah kamu cium. Di penjuru-penjuru langit para malaikat berkata, "Subhanallah! Telah datang dari bumi sebuah bangkai dan roh yang jahat." Pintu-pintu langit tidak dibukakan untuknya. Jasadnya disiksa, kubur menyempit, dan ular-ular yang lingkaran badannya sebesar leher unta mendatanginya. Ular-ular itu menggigit dan memakan seluruh dagingnya, sampai tinggal tulang saja. Kemudian beberapa malaikat yang tuli dan buta mendatanginya dengan membawa palu besi yang besar. Mereka tidak melihat nya, karena itu mereka tidak mengasihaninya. Mereka juga tidak mendengar suaranya, karena itu mereka tidak mengsihaninya. Mereka memukulnya dengan membabi buta. Mayat itu melihat tempatnya di neraka pada pagi dan sore hari. Ia memohon kepada Allah agar ia selama-lamanya berada dalam kubur, supaya ia tidak masuk neraka.6
6Hadits daif. Diriwayatkan oleh Hannad di dalam al-Zuhd (168). Di sanadnya ada 'Abd al-Rahman ibn al-Bailamani, dia daif. Lihat al-Mizan (2/551).
124. Ibn Abi Syaibah dan al-Baihaqi meriwayatkan bahwa Abu Musa al-Asy'ari berkata:
Roh orang beriman keluar dari jasadnya, dan roh itu lebih harum dari minyak wangi. Lalu dibawa naik oleh malaikat yang mencabutnya dan disambut oleh malaikat-malaika penjaga langit. Mereka bertanya, "Roh siapa yang kamu bawa?" Mereka menjawab, "Roh si Polan." Mereka menyebut namanya dengan amalnya yang terbaik. Malaikat yang menyambutnya berkata, "Semoga Allah mengekalkanmu dan roh yang kamu bawa." Lalu pintu-pintu langit dibukakan untuknya, wajahnya berseri, dan ia menghadap Tuhan. Pada wajah nya ada bukti yang jelas (bahwa ia orang mukmin yang baik) seperti jelasnya matahari.
Adapun orang kafir, ketika rohnya dicabut, maka roh itu tidak lebih busuk dari bangkai. Malaikat yang mencabut nyawanya membawa roh itu ke langit. Malaikat-malaikat penjaga langit menyambut mereka dan bertanya, "Roh siapa ini?" Mereka menjawab, "Roh si Polan." Mereka menyebut namanya dengan amalnya yang paling buruk. Malaikat yang menyambutnya berkata, "Kembalikan roh itu ke bumi! Allah tidak melaliminya sedikit pun."
Abu Musa al-Asy'ari membaca firman Allah surat al-A'raf ayat 40,
"Dan tidak pula mereka masuk surga hingga unta masuk kelubang jarum.'7
7Diriwayatkan oleh al-Baihaqi di dalam 'Azab al-Qabr (251)
(maksudnya, mereka tidak mungkin masuk surga sebagaimana tidak mungkinnya unta masuk ke lubang jarum—IS.)
125. Abu Daud al-Thayalisia meriwayatkan hadits yang senada. Dalam riwayatnya itu ada kalimat yang berbunyi, "Roh itu dibawa naik melalui pintu yang dilalui oleh amalnya." Dan setelah kata "rudduhu" (kembalikan roh itu!) ada kalimat yang berbunyi, "Lalu roh itu dikembalikan ke tanah yang lembab, dan dilapisan bumi yang paling bawah."
126. Ibn Abi al-Dunya dan Ibn Abi Hatim meriwayatkan dari Ibn 'Abbas, ketika menafsirkan firman Allah pada ayat 27 surat al-Qiyamah, "Dan dikatakan kepadanya, 'Siapakah yang mengangkatnyar" berkata, "Dikatakan, 'Siapa yang mengangkat rohnya, malaikat rahmat atau malaikat azab?'"
Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Yazid al-Raqasyi menafsirkan firman Allah ayat 27 surat al-Qiyamah, katakan kepadanya, 'Siapakah yang mengangkatnya?'" berkata "Sesama malaikat saling bertanya, 'Melalui pintu mana amalnya dibawa naik, maka melalui pintu itu juga rohnya dibawa naik."
aSulaiman ibn Daud, wafat 204H.
128. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa al-Dhahhak, ketika menafsirkan firman Allah ayat 29 surat al-Qiyamah "Dan bertaut betis kiri dengan betis kanan," berkata, "Yaitu ketika manusia mengurus tubuh mayat, dan malaikat mengurus rohnya."
129. Sa'id ibn Manshur dalam al-Sunan dan Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa al-Hasan berkata, "Ketika seorang mukmin sedang dalam keadaan sekarat, maka lima ratus malaikat turun mendatanginya. Mereka mencabut nyawanya membawanya ke langit dunia. Mereka disambut oleh roh-roh orang mukmin yang telah lebih dahulu wafat. Mereka saling bertanya kepadanya, tetapi malaikat berkata, Tolong, bersikap lembutlah terhadapnya, karena ia baru saja melalui suatu musibah yang besar.' Mereka banyak bertanya kepadanya malah sebagian mereka bertanya kepadanya mengenai saudara dan temannya. Roh itu menjawab, 'la seperti yang Anda kenal.' Mereka juga bertanya tentang seseorang yang sudah wafat sebelumnya. Roh menjawab dengan balik bertanya 'Apakah ia belum bergabung dengan kalian?' Mereka bertanya lagi, 'Adakah ia telah wafat?' Roh menjawab, ya begitulah, demi Allah.' Mereka berkomentar, 'Kalau begitu, menurut kami, ia pergi ke neraka Hawiyah. Neraka itu adalah ibu dan pengasuh yang paling buruk.'"
130. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Ibrahim Nakha'i berkata, "Sebuah riwayat yang kami terima menyatakan bahwa kepada muslim yang sekarat akan dibawakan minyak wangi dan tetumbuhan surgawi yang baunya harum. Lalu rohnya dicabut, dimasukkan ke dalam kain sutera surga diperciki dengan minyak wangi surga, dan dibungkus dengan tumbuh-tumbuhan surga. Selanjutnya ia dibawa naik ke langit oleh malaikat Rahmat, dan akhirnya ditempatkan di 'Illiyyin.'
131. Ibn Abi Syaibah di dalam al-Mushannaf meriwayatkan bahwa Abu Hurairah berkata, "Mukmin tidak wafat sebelum melihat hal-hal yang menggembirakannya. Ketika wafat, dan ia berseru, 'Bersegeralah Anda membawaku menemui Tuhan yang Maha Penyayang!' Maka seluruh binatang melata yang kecil maupun yang besar di kampung itu mendengar suaranya, selain manusia dan jin. Ketika diletakkan di atas keranda mayat, maka ia berkata, 'Alangkah lambatnya kamu membawa saya!' Ketika masuk kubur, maka ia didudukkan oleh malaikat, diperlihatkan kepadanya tempatnya di surga, dan janji-janji Allah yang lain. Kuburnya dipenuhi oleh minyak wangi dan tumbuh-tumbuhan surga yang wangi. la berdoa, 'Ya Tuhanku, masukkanlah aku ke surga sekarang juga.' Lalu dijawab, 'Sekarang belum waktunya, masih ada saudara-saudaramu yang belum wafat. Sekarang, tidurlah dengan tenang!'"
Abu Hurairah berkata, "Demi Allah, itulah tidur yang paling singkat, nyenyak, dan nyaman. Tidak pernah anak muda yang kenyang dan senang di dunia merasakan tidur seperti saat itu. la tidur sampai dibawa menuju kepada hal-hal yang menggembirakannya pada hari kiamat."
132. Ibn Mardawiha dan Ibn Mandah dengan sanad yang lemah sekali
aAhmad ibn Muhammad ibn Musa, wafat 238 H.
meriwayatkan dari Ibn 'Abbas bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Tidak seorang manusia pun wafat sebelum ia melihat tempatnya di surga dan neraka." Selanjutnya beliau bersabda:
Ketika sekarat, malaikat berbaris dua baris dengan membentuk barisan antara timur dan barat. Muka mereka berseri seperti matahari. Orang yang sedang sekarat itu memandang kepada para malaikat. la tidak melihat sesuatu kecuali mereka, sekalipun kamu lihat ia memandangi kamu. Sedang seorang malaikat membawa kain kafan dan air mawar. Bila orang sekarat itu orang mukmin, maka mereka menyampaikan berita gembira masuk surga. Mereka berkata, "Keluarlah, wahai roh yang baik menuju kerelaan dan surga Allah! Penghormatan yang disediakan oleh Allah untukmu lebih baik daripada dunia dan segala isinya." Mereka terus memberita kabar gembira dan memuliakannya. Mereka lebih ramah dan baik kepadanya daripada seorang ibu kepada anaknya.
Kemudian mereka mencabut rohnya dari bawah setiap kuku dan persendian tulang. Anggota tubuhnya mati satu demi satu. Kematiannya dipermudah, sekalipun kamu melihatnya pedih dan kasar. Ketika roh itu sampai di dagunya, maka roh itu benci keluar dari jasad, melebihi kebencian bayi keluar keluar dari rahim ibunya. Para malaikat berlomba-lomba dalam mencabut nyawanya. Lalu malaikat maut yang mencabut nyawanya. Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam membaca firman Allah SWT ayat 11 surat al-Sajadah,"' Katakanlah, 'Malaikat maut yang di serahi untuk mencabut nyawamu akan mematikan kamu'." Malaikat maut menyambut roh itu dengan kain-kain kafan putih kemudian memeluknya. la begitu sayang dan penuh perhatian kepada roh itu, melebihi sayang dan perhatian seorang ibu kepada anaknya. Kemudian bau wangi yang melebihi minyak wangi keluar menyerbak dari rohnya yang baik. Mereka mencium dan menghisap baunya serta menyambutnya dengan suka cita. Mereka berkata, "Selamat datang, wahai roh yang baik dan wangi. Semoga Allah mengampuni Anda dan jasad tempat Anda tinggal sebelumnya!" Mereka membawanya menghadap Allah.
Makhluk Allah di langit sangat banyak jumlahnya. Tidak ada yang mengetahui jumlah mereka selain Allah. Bau harum yang lebih harum dari minyak wangi keluar menyerbak dari roh itu ke sekitar para makhluk Allah di langit itu. Makhluk itu memohonkan ampunan kepada Allah untuknya dan bersuka cita dengan kedatangannya. Pintu-pintu langit dibuka untuknya. Semua malaikat yang dilintasi oleh roh itu di langit memohonkan ampunan kepada Allah untuknya. Lalu roh itu menghadap Allah. Allah berfirman, "Selamat datang, wahai roh yang baik dan jasad yang Anda tempati sebelumnya! Apabila Allah mengucapkan "selamat datang" kepada seorang, maka semua makhluk-Nya ikut menyambutnya dengan gembira, dan semua kesusahan lenyap dari orang yang disambut itu. Kemudian Allah berfirman kepada para malaikat mengenai roh yang baik itu, "Masukkanlah roh itu ke surga. Perlihatkanlah kepadanya tempatnya di surga, dan perlihatkan juga penghormatan dan nikmat yang Aku persiapkan untuknya! Kemudian bawa roh itu ke bumi. Karena Aku telak memutuskan bahwa dari bumi Aku nnenciptakan mereka, dan dari bumi juga Aku akan membangkitkan mereka kembali."
Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, roh itu benci untuk turun ke bumi, melebihi kebenciannya ketika keluar dari jasad. la berkata, "Ke mana kamu akan membawaku! Apakah kamu akan membawaku ke jasad yang aku tempat dahulu?" Mereka menjawab, "Kami diperintahkan untuk melakukannya, dan Anda harus mengikuti perintah itu." Mereka membawa roh itu turun ke bumi ketika manusia telah selesa memandikan dan mengafani mayatnya. Lalu mereka memasukkan roh itu di antara jasad dan kain-kain kafannya.
133. Ibn Abi Syaibah meriwayatkan bahwa Rib'iy ibn' Hirasy berkata, "Seseorang mendatangiku dan menyampaikan kabar bahwa saudaraku sudah wafat. Saya segera pergi untuk takziah. Wajah mayat saudaraku itu sudah ditutupi dengan kain. Aku berdiri di dekat kepalanya. Aku membaca istigfar untuknya dan mengucapkan inna lillah wa inna ilaihi raji'un. Tiba-tiba kain penutup wajahnya tersingkap, lalu mayat saudaraku berkata, 'Assalamu 'alaikum!' Aku jawab, 'Wa 'alaikum-salam, Subhannallahl' Mayat berkata lagi, 'Subhannallah, saya lebih dulu bertemu dengan Allah daripada kamu. Saya disambut dengan minyak wangi dan tumbuh-tumbuhan surga (harum, dan bertemu dengan Allah yang tidak murka. la memberiku pakaian sutera halus dan tebal yang berwarna berwarna hijau; Saya merasa bahwa mati tidak sepedih yang kamu duga. Janganlah kamu memperlambat pemakamanku. Saya minta izin kepada Allah SWT. untuk menyampaikan kabar akhirat dan kabar gembira kapada kamu. Segeralah bawa aku menghadap Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallama karena ia berpesan kepadaku agar aku segera
menemuinya.' Setelah itu ia pun wafat."8
a Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam ketika itu sudah wafat.
8Hadits dhaif. Diriwayatkan oleh Ibn Abi al-Dunya di dalam Man 'Asya ba’da al-maut (10). Dalam sanadnya ada 'Abd al-Rahman ibn 'Abdullah al-Mas’udi di akhir usianya
134. Abu Nu'aim meriwayatkan bahwa Rib'iy berkata:
Kami empat orang bersaudara. Rabi' adalah saudaraku yang paling banyak salat dan puasa. Kemudian dia wafat. ketika kami sedang melayatnya, tiba-tiba kain penutup wajahnya tersingkap, dan mayat saudaraku itu berkata, "Assalamu ikum!" Kami menjawab, "Wa 'alaikumussalam! Apakah engkau sudah wafat?" la menjawab, "Ya, saya sudah wafat. Saya lebih dahulu bertemu dengan Allah daripada kalian. Saya bertemu dengan Allah yang tidak murka. Dia menyambutku dengan minyak wangi, tumbuh-tumbuhan surga, dan kain sutera. Ketahuilah, Abu al-Qasim (Nabi Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam) sedang menunggu kedatanganku. Beliau akan menyalatkanku. Oleh karena itu, kuburkan aku segera dan jangan diperlambat!" Kemudian dia wafat.
Berita ini sampai kepada 'Aisyah dan ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, 'Akan ada seseorang dari umatku yang berbicara setelah wafat.'"
Abu Nu'aim berkata, "Hadis ini masyhur. Al-Baihaqi riwayatkannya dalam al-Dala'il, dan beliau berkata, ' Hadis ini sahih, dan tidak diragukan kesahihannya.9
9Hadits diriwayatkan oleh Ibn Abi al-Dunya di dalam Man 'Asya Ba'da al-Maut(9).
135. Juwaibir di dalam al-Tafsir meriwayatkan bahwa Aban ibn Abi 'Ayyasy berkata, "Kami berada di dekat Muwarriq al 'Ijli ketika ia sekarat. Ketika wajahnya ditutup dengan kain dan kami menyatakan bahwa ia telah wafat, tiba-tiba kami melihat sebuah cahaya muncul dan keluar dari kepalanya dan membelah atap rumah. Kemudian sebuah cahaya lain muncul dan keluar dari kedua kakinya seperti cahaya pertama, lalu menyusul sebuah cahaya lain lagi keluar dari pinggangnya. Kami terdiam sejenak, kemudian kain penutup wajahnya tersingkap, dan mayat itu berkata, 'Apakah kamu melihat sesuatu?' Kami menjawab, 'Ya, kami melihat sesuatu.' Lalu kami menceritakan kepadanya apa yang kami lihat. la berkomentar, 'Itu adalah surat al-Sajadah yang aku baca setiap malam. Cahaya yang keluar dari kepalaku adalah cahaya empat belas ayat pertama. Sedang cahaya yang keluar dari kaki adalah cahaya empat belas ayat terakhir. Sedang cahaya yang keluar dari pinggangku adalah ayat Sajadah itu sendiri (ayat kelima belas). Surat al-Sajadah itu naik ke langit memohon syafaat untukku. Sedang surat Tabarak tetap berada di sisiku untuk menjagaku.' Kemudian dia wafat."
137. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Abu Bakrah berkata, "Bila seseorang wafat, maka diperintahkan kepada seorang malaikat, 'Cium kepalanya!' la menjawab, 'Kepalanya menghafal Alquran.' la berkata lagi. 'Cium hatinya!' la menjawab, 'Di dalam hatinya ada puasa.' la berkata lagi, 'Cium kedua kakinya!' la menjawab, 'Kedua kakinya selalu mengerjakan salat malam.' Dikatakan, 'Ia menjaga dirinya, karena itu Allah menjaganya.'"
138. Abu Nu'aim meriwayatkan dari Sufyan bahwa Daud ibn Abi Hind menderita penyakit tha'un (pes, penyakit menular). la pingsan sejenak, kemudian sadar kembali dan bercerita, "Dua orang mendatangiku. Salah seorang dari mereka berkata kepada temannya, 'Apa yang engkau temui pada dirinya?' Temannya menjawab, 'Saya temukan pada dirinya tasbih, takbir, dan langkah menuju masjid, serta hafalan sebagian Alquran, karena ia belum menghafal seluruhnya.'"
139. Ibn Abi al-Dunya di dalam Man 'Asya Ba'da al-Maut meriwayatkan bahwa Daud ibn Abi Hind sakit keras dan berkata, "Saya melihat seseorang datang menghadap saya, kepalanya besar dan bahunya lebar, seperti orang Sind (India) yang berkulit hitam. Saya mengucapkan, 'Inna Lilahi wa inna Ilaihi raji'un,' lalu saya bertanya, 'Apakah Anda akan mencabut nyawa saya? Apakah saya ini kafir?' S
BAB 6
PERTEMUAN DAN DIALOG ANTAR ROH
184. Al-Thabrani di dalam al-Awsath meriwayatkan dari Ayyub al-Anshari bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Apabila roh seorang muslim dicabut dari badannya, maka roh-roh orang Islam yang telah dicabut sebelumnya menyambut dengan gembira, seperti mereka menyambut pembawa kabar gembira dari penduduk dunia. Mereka berkata, 'Berilah waktu pada tamu kita untuk istirahat dia baru saja melewati masa sulit.' Kemudian mereka bertanya kepadanya, 'Bagaimana kabar si Polan? Bagaimana kabar saudari Polanah? Apaka dia sudah menikah?' Apabila mereka bertanya tentang seseorang yang telah wafat sebelumnya, maka roh itu menjawab, 'Orang itu telah wafat sebelum saya.' Mereka berkomentar, 'Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un! Ini berarti rohnya dibawa ke neraka Hawiyah. Dan neraka itu adalah ibu dari pengasuh yang paling buruk.'"
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya amal-amal kamu diperlihatkan kepada roh-roh keluarga kamu yang telah wafat. Jika amalmu baik, maka mereka bergembira dan bersuka cita serta berkata, Ya Allah, inilah karunia dan rahmat-Mu kepadanya. Sempurnakanlah nikmat-Mu kepadanya dan matikanlah dia dengan husnul khatimah!' Dan ketika amal buruk diperlihatkan kepada mereka, maka mereka berkata, Ya Allah, bimbinglah ia mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai dan jadikanlah ia orang yang dekat dengan-Mu!'"1
1 Hadist daif sekali. Lihat al-Haitsami: Majma' al-Zawa'id (2/327), dan al-Syaikh al-Albani: al-Silsilah al-Dha'ifah (864).
185. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Abu Labibah berkata, "Bisyr ibn al-Barra' ibn Ma'rur (dari suku Bani Salmah—pen.) wafat. Ibunya sangat berduka cita atas musibah itu, la berkata, 'Ya Rasulullah, masih banyak lagi orang yang akan wafat dari suku Bani Salmah. Apakah roh-roh orang mati saling mengenal sehingga dapat menyampaikan salamku kepada Bisyr, anakku?' Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam menjawab, 'Tentu saja. Demi Allah, mereka saling mengenal seperti burung-burung di atas pepohonan yang saling mengenal.' Sejak itu, bila ada orang akan wafat dari suku Bani Salmah, maka Ibu Bisyr berkata 'Wahai Polan, 'alaika assalam Orang sekarat itu menjawab, 'Wa 'alaiki assalam.' Ibu Bisyr berkata, 'Aku titip salam untuk Bisyr, anakku.'"2
2 Hadist daif. Diriwayatkan oleh Ibn Abi al-Dunya di dalam al-Manamat (14) didalamnya ada Yahya ibn 'Abd al-Rahman ibn Abi Labibah, dia daif. Lihat al-Mizan (4/403)
186. Imam Ahmad di dalam al-Zuhd meriwayatkan bahwa Muhammad ibn al-Munkadir berkata, "Saya mengunjungi Jabir ibn 'Abdillah pada saat dia sekarat, dan saya berkata kepadanya, 'Sampaikanlah salamku kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam !"a
a Jabir ibn 'Abdillah wafat tahun 78 H. atau 67 tahun setelah Rasulullah SAWW wafat
187. Ibn Abi Syaibah meriwayatkan bahwa 'Abdullah ibn Umar berkata, "Surga itu terlipat dan tergantung di bagian matahari yang mula-mula tampak. Dan terbuka sekali dalam setahun. Roh-roh orang Islam berada dalam rongga burung seperti burung-burung tiung (beo). Mereka saling mengenal dan mendapat suguhan buah surga."
188. Imam Ahmad meriwayatkan bahwa 'Abdullah ibn ‘Amr berkata, " Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, 'Dua roh muslim bertemu setelah menempuh jarak perjalanan satu hari, sedang sebelumnya keduanya belum pernah bertemu.'"3
3 Hadis shahih Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (2/175, 220). Lihat al-Haitsami: Majma al-Zawa'id (10/274).
189. Al-Bazzar dengan sanad sahih meriwayatkan bahwa Abu Hurairah berkata, dan beliau menyandarkan ucapan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam , "Ketika seorang mukmin sedang sekarat dan melihat apa yang biasa dilihat oleh orang yang sekarat, maka ia berharap agar rohnya cepat keluar, dan Allah senang bertemu dengannya. Sesungguhnya roh orang mukmin dibawa ke langit dan disambut oleh roh-roh orang mukmin yang telah wafat sebelumnya. Mereka bertanya kepadanya tentang kabar penduduk dunia yang mereka kenal. Bila roh itu menjawab, 'Dia masih hidup di dunia,' mereka senang mendengar jawabannya. Sebaliknya, bila roh itu menjawab, 'Dia sudah meninggal,' mereka berkata, 'Sayangnya dia tidak berkumpul bersama kami.'"
190. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Sa'id ibn Jubair berkata, "Ketika muslim wafat, roh anaknya yang telah meninggal lebih dahulu menyambutnya dengan hangat bagai menyambut musafir yang baru tiba."4
4 Hadis daif. Diriwayatkan oleh Ibn Abi al-Dunya di dalam al-Manamat (15).
191. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Tsabit al-Bannani berkata, "Sebuah riwayat yang kami terima menyatakan apabila seseorang wafat, maka rohnya disambut hangat oleh keluarga dan kerabatnya yang telah wafat. Roh itu sangat gembira dengan sambutan dan pertemuan tersebut. Demikian pula sebaliknya. Kegembiraaan yang mereka rasakan lebih besar dari yang dirasakan seorang musafir ketika berjumpa kembali dengan keluarganya."
192. Ibn Abi Syaibah dalam al-Mushannaf meriwayatkan bahwa 'Ubaid ibn 'Umair berkata, "Sesungguhnya para penghuni kubur menunggu-nunggu kedatangan roh mayat yang baru, seperti kedatangan musafir yang ditunggu dan disambut oleh keluarganya di dunia. Mereka banyak bertanya padanya, termasuk tentang seseorang yang telah wafat sebelumnya. Bila ia menjawab dengan balik bertanya, 'Orang itu, belumkah datang kepadamu?' maka mereka berkomentar, 'Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un! la menempuh jalan yang bukan jalan kita. la pergi ke neraka Hawiyah.'"
193. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Shalih al-Mari berkata, "Sebuah riwayat yang kami terima menyatakan bahwa roh-roh bertemu setelah keluar dari jasad. Roh-roh yang lebih dulu wafat bertanya kepada roh yang baru wafat, 'Bagaimana kabar orang-orang yang Anda tinggalkan? Di tubuh mana Anda berada sebelum ini, di tubuh yang baik atau yang buruk?'"5
5 Hadis daif. Diriwayatkan oleh Ibn Abi al-Dunya di dalam al-Manamat (60).
Shalih juga daif.
194. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa, 'Ubaidah ibn Umair berkata, "Apabila seseorang wafat, maka roh-roh yang telah lebih dahulu wafat menyambutnya dan bertanya seperti pertanyaan yang dilontarkan kepada musafir yang baru tiba: “bagaimana kabar si Polan dan si Polan?"
195. Al-Tsa'labi meriwayatkan hadis yang serupa dengan hadis-hadis di atas dari Abu Hurairah. Pada bagian akhir riwayatnya ada ungkapan, "Bahkan mereka bertanya kepadanya mengenai kucing yang tinggal di rumah."
Kemudian Imam al-Qurthubi mengomentari hadis yang berunyi, "Kumpulan roh-roh itu adalah gabungan dari bermacam-macam jenis yang berbeda. Yang memiliki kesamaan sifat dan watak akan bergabung secara harmonis. Sebaliknya, yang tidak punya kesamaan sifat dan watak akan bermusuhan. Beliau berkata, "Ada pendapat yang menyatakan bahwa yang dimaksud oleh hadis di atas adalah pertemuan antara roh yang telah lebih dulu wafat dan roh yang baru wafat. Pendapat lain menyatakan bahwa yang dimaksud adalah pertemuan antara roh-roh orang tidur dengan roh orang mati."
196. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa 'Ubaidah ibn Umair berkata, "Seandainya saya gagal menemui keluarga yang sudah meninggal, niscaya saya meninggal dunia dalm keadaan berduka cita."
197. Ibn 'Asakir meriwayatkan melalui jalur sanad Abu Ja’far Ahmad ibn Sa'id al-Darimi yang berkata: Saya mendengar "al-Suddi berkata: Saya mendengar 'Abd al-Rahman ibn Mahdi berkata, "Ketika Sufyan sakit keras, ia sangat gelisah Kemudian Marhum ibn 'Abd al-'Aziz datang menemuinya dan berkata, 'Wahai ayah 'Abdullah, mengapa Anda gelisah ketika akan menghadap Tuhan yang Anda sembah selama enam puluh tahun. Untuk-Nya Anda melaksanakan puasa, salat, dan haji. Bukankah bila Anda berjasa kepada seseorang, Anda senang bertemu dengannya agar mendapat balasan darinya?' Maka Sufyan pun menjadi tenang."
Abu Ja'far berkata, "Al-Suddi meriwayatkan hadis ini dengan sanad ini, ketika kami berada di majelis Abu Nu'aim. Lalu Abu Nu'aim berkata, 'Ketika al-Hasan ibn 'Ali ibn Thalib as. sakit keras, ia gelisah. Seseorang datang menemuinya dan berkata, "Wahai ayah Muhammad, mengapa Anda gelisah? Kematian hanyalah sekadar perpisahan antara roh dengan jasad, lalu Anda akan berjumpa dengan orang tua Anda 'Ali a.s dan Fatimah Az-Zahra, kedua kakek dan nenek Anda: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam dan Khadijah, dua paman Anda dari pihak ayah: Hamzah dan Ja'far, paman-paman Anda dari pihak ibu al-Qasim, al-Thayyib, al-Thahir, dan Ibrahim, dan bibi Anda dari pihak ibu: Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Zainab Lalu Hasan a.s pun wafat.'"
198. Abu Nu'aim meriwayatkan bahwa al-Laits ibn Sa’ad berkata, "Seorang penduduk Syria wafat dalam keadaan syahid. la selalu mendatangi ayahnya pada malam Jumat dalam mimpi ayahnya. la berbicara akrab dengan ayahnya. Ayahnya merasa terhibur dengan pertemuan dalam mimpi itu. Hingga pada suatu malam Jumat, anak itu tidak datang dalam mimpi sang ayah. Pada Jumat berikutnya sang anak datang lagi dan sang ayah berkata, 'Hai anakku, ketidak hadiranmu pada jum’at yang lalu membuatku sedih dan berduka.'
Sang anak menjawab, 'Saya tidak dapat datang menemui ayah karena para syuhada diperintahkan berkumpul untuk menyambut kedatangan roh 'Umar ibn 'Abd al-'Aziz, dan kami menyambutnya.' Hal itu terjadi pada waktu 'Umar ibn 'Abd al-aziz wafat."
199. Al-Baihaqi di dalam Syu'ab al-Iman meriwayat bahwa 'Ali ibn Abi Thalib a.s berkata: Ada dua muslim yang bersahabat baik, dan ada pula kafir yang bersahabat baik. Salah seorang dari dua muslin wafat dan menerima berita gembira berupa masuk surga; Ia teringat rekannya dan berdoa, "Ya Allah, teman akrabku Polan menyuruhku mentaati-Mu dan Rasul-Mu, melarang berbuat jahat, dan mengingatkanku bahwa aku akan menghadap-Mu. Ya Allah, setelah kewafatanku, janganlah Engkau sesatkan dia, agar Engkau memperlihatkan kepadanya yang Engkau perlihatkan kepadaku, dan agar ia memperoleh kerelaan-Mu sebagaimana yang saya peroleh." Kemudian ketika teman akrabnya itu wafat, roh mereka bersua. Lalu dikatakan kepada mereka berdua, "Hendaklah masing-masing kamu memuji temannya!" Masing-masing mereka berkata kepada yang lain, "Anda adalah saudara, sahabat, dan teman akrab yang paling baik."
Sebaliknya, ketika salah seorang kafir itu mati, ia menerima ancaman berupa masuk neraka. Tatkala ia teringat teman akrabnya, maka ia berdoa, "Ya Allah, sesungguhnya teman akrabku menyuruhku melanggar perintah-Mu dan Rasul-Mu, mengajakku berbuat jahat, melarangku berbuat baik, dan menyampaikan kepadaku bahwa aku tidak akan menghadap-Mu. Ya Allah, janganlah Engkau beri dia hidayah setelah aku mati, agar Engkau memperlihatkan kepadanya apa yang Engkau perlihatkan kepadaku, dan agar dia memperoleh ke-murkaan-Mu sebagaimana yang aku peroleh." Kemudian, ketika teman akrabnya wafat dan roh mereka bertemu, dikatakan kepada mereka berdua, "Hendaklah masing-masing kalian mencela temannya!" Masing-masing mereka berkata kepada yang lain, "Anda adalah saudara dan teman yang yang jahat!"
BAB 7
KONDISI MAYAT SEBELUM DIKUBUR
200. Imam Ahmad, al-Thabrani dalam al-Awsath, Ibn Abi Dunya, dan al-Marwazi meriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya mayat mengenal dan mengetahui orang yang memandikan, membawa, mengafani dan menguburkannya."1
1 Hadis daif. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (3/2), Ibn Abi al-Dunya dalam al-Manamat (6), dan al-Khathib dalam al-Tarikh (12/212). Karena disanadnya ada Mu'awiyah atau Ibn Mu'awiyah. Al-Haitsami dalam al-Majma (3/21) menulis, "Di sanadnya ada perawi yang majhul"
201. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Mujahid berkata, "Jika seseorang wafat, maka ada seorang malaikat yang menggenggam rohnya. Roh itu melihat semua peristiwa ketika ia dimandikan dan dibawa sampai ke kubur."2
Hadis daif. Diriwayatkan oleh Ibn Abi al-Dunya dalam al-Manamat Di sanadnya ada Muhammad ibn Yazid aljumahi, dia daif.
202. Ibn Abi Syaibah meriwayatkan bahwa 'Abd al-Rahman ibn Abi Laila berkata, "Roh berada di tangan seorang malaikat yang ikut mengiringi dan mengantarkan mayat ke kubur. Bila mayat dimakamkan, maka malaikat itu memasukkan roh tersebut ke dalam kubumya."
203. Abu Nu'aim meriwayatkan bahwa 'Amr ibn Dinar berkata, "Semua manusia yang wafat, rohnya berada di tangan orang malaikat. Roh itu melihat dan mengetahui bagaimana buhnya dimandikan, dikafani, dan dibawa ke kubur. Dikatakan kepada roh yang berada di atas keranda, 'Dengarkanlah pujian orang kepadamu!'"3
3 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam Hilyah al-Auliya' (3/349) dengan sanad yang sahih.
204. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa 'Amr ibn Dinar berkata, "Semua manusia yang wafat, rohnya mengetahui yang terjadi pada keluarganya setelah ia meninggalkan mereka. Dan ia melihat mereka ketika mereka memandikan dan mengafaninya."
205. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Bakr ibn 'Abdillah al-Muzni berkata, "Sebuah riwayat yang kami terima mengatakan bahwa tidak seorang pun yang wafat, kecuali ia berada di tangan malaikat maut. Roh itu melihat keluarganya ketika mereka memandikan dan mengafani mayatnya. Seandainya ia mampu berbicara, niscaya ia melarang mereka meratap dan meraung."
206. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Sufyan berkata. Sesungguhnya mayat itu mengetahui segala sesuatu. la menyeru kepada orang yang memandikannya, 'Dengan nama Allah, mandikanlah aku segera!' Ketika mayat itu di atas kerenda dikatakan kepadanya, 'Dengarkanlah pujian orang lain kepadamu!"'
207. Al-Baihaqi meriwayatkan bahwa Huzaifah berkata, “Roh berada di tangan seorang malaikat, sementara tubuh sedang dimandikan dan dikafani. Ketika mayat diusung keke kubur malaikat itu ikut mengiringinya. Ketika mayat dimasukkan kedalam kubur, barulah malaikat melepaskan roh itu di dalam kubur."4
4 Hadis hasan Diriwayatkan oleh Ibn Abi al-Dunya dalam al-Manamat (7 dan 8) dan al-Baihaqi di dalam 'Azab al-Qabr (56).
208. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa 'Abd al-Rahman ibn Abi Laila berkata, "Roh berada di tangan seorang malaikat yang ikut mengiringi dan mengantar mayat ke kubur. Malaikat itu berkata kepada roh, 'Dengarkanlah apa yang dibicarakan orang mengenai dirimu!' Bila mayat telah dimasukkan ke kubur, maka ia memasukkan roh itu ke kubur."5
5Hadis diriwayatkan oleh Ibn Abi al-Dunya dalam al-Manamat (8) disanadnya ada 'Abd al-Rahman ibn Abi Ziyad. Sebenarnya riwayatnya maqbul (diterima) bila ada riwayat lain yang mendampingi dan menguatkan. Namun jika tidak ada, riwayatnya daif. Dalam kasus ini, kami tidak menemukan riwayat lain yang mendampingi ataupun menguatkannya.
209. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Abu Najih berkata, "Semua roh mayat yang baru dicabut berada di tangan seorang malaikat. Roh itu memandang jasadnya, dan melihat bagaimana jasadnya itu dimandikan, dikafani, dan diusung kekubur. Kemudian roh itu dimasukkan kembali ke jasadnya dan mayat itu didudukkan di dalam kubur."
210. Imam al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Apabila mayat orang saleh diletakkan di atas keranda dan orang mengusungnya di atas bahu mereka, maka ia berkata, 'Bawalah aku segera!' Sebaliknya, jika mayat itu jahat, maka ia berkata,' hei, kemana kalian membawaku?' Semua makhluk medengar suaranya, selain manusia. Seandainya manusia juga mendengar, niscaya ia pingsan."6
6 Hadis sahih. Diriwayatkan Imam al-Bukhari (7/234), dan Muslim (2873)
211. Imam al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Kuburkanlah mayat dengan segera! Jika mayat itu mayat orang saleh, kamu membawanya kepada kebaikan. Sebaliknya, jika itu bukan mayat orang saleh, maka kamu membebaskan diri kamu dari keburukan."7
7 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari (3/147), Muslim (944) dan lain-lain.
212. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Abu Sa'id Khudri menyuruh masyarakat menyegerakan pemakaman mayat. la berkata, "Kuburan merupakan tempat yang harus dimasuki mayat. Bersegeralah menguburkannya, agar ia dapat segera melihat kebaikan atau kejahatan yang menjadi hak nya."
213. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Bakr al-Muzni berkata, "Sebuah riwayat yang saya terima menyatakan mayat menyukai penyegeraan pemakamannya."
214. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Ayyub berkata, riwayat menyatakan bahwa salah satu bentuk penghormatan keluarga mayat kepada si mayat adalah dengan menyegerakan pemakamannya."
215. Ibn Abi al-Dunya di dalam al-Qubur dari 'Umar ibn al-Kaththab bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Tidak seorang mayat pun yang diletakkan di atas keranda dan diusung sejauh tiga langkah kecuali ia mengucapkan ungkapan yang dapat didengar oleh makhluk yang dikehendaki Allah selain manusia dan jin. la berkata, 'Wahai saudara-saudaraku, wahai pengusung kerandaku, jangan biarkan dunia memperdayamu sebagaimana ia memperdayaku. Dan jangan sampai melalaikanmu sebagaimana ia melalaikanku. Semua harta yang aku tinggalkan menjadi hak milik ahli warisku, sedang Tuhan Yang Maha Pembuat Perhitungan pada hari kiamat nanti akan mengadili dan akan membuat perhitungan denganku. Kamu mengantarkanku, tapi kemudian meninggalkanku seorang diri.'"
216. Imam Ahmad di dalam al-Zuhd meriwayatkan bahwa Ummu al-Darda' berkata, "Bila mayat sudah diletakkan di atas kerandanya, maka ia berseru, 'Wahai keluargaku, wahai tetetanggaku, wahai pengusung keranda mayatku, jangan sampai dunia memperdayamu sebagaimana ia memperdayaku. Jangan sampai dunia mempermainkanmu sebagaimana ia mempermainkanku. Ketahuilah, sedikit pun keluargaku tidak bertanggung jawab atas dosaku.'"
BAB 8
IRINGAN DAN UCAPAN MALAIKAT
217. Sa'id ibn Manshur meriwayatkan bahwa Ibn Ghafalah berkata, "Para malaikat berada di depan mayat ketika mayat itu diusung ke kuburan.
Yang dibicarakan malaikat adalah 'Apa amal baiknya?'
Sedangkan yang diperbincangkan manusia adalah, 'Apa warisannya?'"
218. Al-Baihaqi di dalam Syu'ab al-Iman dan al-Daili meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Bila seseorang wafat, maka malaikat bertanya, amal baiknya?' Sedang manusia bertanya, 'Apa yang ditinggalkan?'"1
1 Hadis dhaif. Lihat dhaif al-jami’ al-Shaghir (792)
BAB 9
TANGISAN LANGIT DAN BUMI
219. Nu'aim di dalam al-Hilyah, Abu Ya'la, Ibn Abi al-Dunya dan Ibn Abi Hatim meriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Setiap manusia memiliki dua pintu di langit , Pertama, pintu yang dilalui oleh amalnya ketika naik kelangit; kedua, pintu yang dilalui oleh rezekinya ketika turun kebumi, maka kedua pintu itu mengisinya.”1
1 Hadis daif. Diriwayatkan oleh al-Turmudzi (3255). Di sanadnya ada Yazid ibn Aban dia daif. Dan diriwayatkan juga oleh Abu Ya'la (7/160). Disanadnya ada Abu 'Amr al-Bashri, dia daif.
220. Ibn Jarir meriwayatkan bahwa Ibn 'Abbas ditanya penafsiran firman Allah dalam ayat 29 surat al-Dukhan,” Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka." Penanya berkata "Apakah mungkin langit dan bumi menangisi seseorang?.”
Ibnu 'Abbas menjawab, "Semua manusia mempunyai pintu di langit yang dilalui oleh rezekinya ketika turun ke bumi, Dan juga mempunyai sebuah pintu lain yang dilalui oleh amalnya ketika naik ke langit. Ketika seorang muslim wafat pintu amal dan pintu rezekinya itu tertutup dan Ketika seorang muslim wafat, maka tempatnya melakukan salat dan zikir di bumi akan merasa kehilangan dan karena itu ia menangisinya. Sesungguhnya kaum Fir’aun tidak memiliki bekas-bekas amal saleh di bumi, dan tidak pula amal baik mereka yang naik ke langit, karena itu langit dan bumi tidak menangisi mereka."2
2 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Ibn Jarir dalam al-Tafsir (24/74)
221. Ibn Jarir dan Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan dari Syuraih ibn Ubaid al-Hadhrami bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Muslim yang wafat di pengasingan, yang tidak dihadiri oleh famili wanita yang menangisinya, maka langit dan bumilah yang akan menangisinya." Kemudian beliau membaca firman Allah ayat 29 surat al-Dukhan, "Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka." Beliau melanjutkan, "Langit dan bumi tidak menangisi kematian orang kafir."3
3 Hadis daif, karena statusnya mursal. Hadis ini terdapat dalam tafsir al-Thabari (24/75).
222. Ibn Jarir meriwayatkan bahwa al-Hasan berkata seorang muslim wafat di perantauan, maka Allah tidak menyiksanya. Karena, merasa kasihan atas kondisi perantauannya Dan Allah SWT menyuruh para malaikat menangisinya, tidak ada keluarga wanita yang menangisinya."
223. Ibn Jarir meriwayatkan bahwa Mujahid berkata pada setiap muslim yang wafat, bumi menangisinya selama empat puluh hari."4
4 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh al-Thabari (24/74).
224. Ibn Jarir meriwayatkan bahwa 'Atha' al-Khurasani berkata, "Belahan bumi yang mana pun yang pernah dipakai oleh seorang hamba untuk salat, maka tanah itu akan membelanya di hari kiamat dan menangisinya tatkala ia wa fat."5
5 Hadis daif. Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam al-Hilyah (5/197) disanadnya ada Yahya al-Bablutti, dia daif.
225. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa 'Ali ibn Abi Thalib a.s berkata, "Ketika muslim wafat, maka ia akan ditangisi oleh belahan bumi tempat dia salat dan belahan langit tempat amalnya naik." Kemudian beliau membaca surat al-Dukhan, "Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka.”
226. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Muhammad ibn Ka'ab berkata, "Bumi menangisi seseorang dan melaknat seorang yang lain. Yang ditangisi bumi adalah orang yang taat kepada Allah di atas permukaannya. Sedang yang dilaknatinya ialah orang yang maksiat kepada Allah di atas permukaannya
227. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Muhammad Qais berkata, "Sebuah riwayat yang saya terima menyatakan bahwa langit dan bumi menangisi kewafatan muslim, langit berkata, 'Banyak amal baiknya yang naik melaluiku.' sedang bumi berkata, 'Banyak amal baik yang dilakukannya diatas permukaanku.'"
228. Ibn Jarir meriwayatkan bahwa al-Dhahhak berkata, “Yang meratapi kewafatan orang Islam yang saleh ialah belahan bumi yang menjadi bukti dan saksi atas kesalehannya, dan belahan langit yang menjadi tempat naik amal baiknya."
BAB 10
PEMAKAMAN MAYAT
229. Al-Bazzar dan al-Hakim meriwayatkan dari Abu Sa'id bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam berjalan-jalan di kota Madinah dan melihat beberapa orang sedang menggali kubur. Beliau bertanya "Siapa yang wafat?" Sahabat menjawab, "Seorang musafir dari Habasyah (Ethopia)." Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "La illaha illalah dia digiring dari negeri asalnya menuju tanah asal penciptaannya." 1
1 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh al-Hakim (1/366-367), dan al-Bazzar
(842, menurut penomoran dalam buku Kasyf al-Astar, karya al-Hafizh al-Haitsami). Al-Hakim dan al-Dzahabi menilai sahih hadis ini, dan demikian penilaian kami.
230. Al-Thabrani di dalam al-Kabir meriwayatkan dari Ibn 'Umar bahwa jenazah seorang Habasyah dimakamkan di kota Madinah, lalu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Dia dimakamkan tempat asal penciptaannya."2
2 Hadis daif. Diriwayatkan oleh al-Thabrani dalam al-Mu'jam al-Kabir sebagaimana disebutkan dalam Majma' al-Zawa'id (3/45). Al-Haitsami menulis "Di sanadnya ada 'Abdullah ibn 'Isa al-Khazzaz, dia daif."
231. Abu Nu'aim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Semua bayi yang dilahirkan sudah ditaburi dengan tanah kuburannya."3
3 Hadis daif. Al-Haitsami dalam Majma' al-Zawa'id (3/45) menulis, "Di sanadmya ada al-Ahwash ibn Hakim, dia dinilai tsiqah oleh al-'Ijli, sementara jumhur ulama menilainya daif."
232. Al-Hakim al-Turmudzi di dalam Nawadir al-Ushul meriwayatkan bahwa Ibn Mas'ud berkata, "Sesungguhnya malaikat yang ditugasi untuk mengurus rahim wanita mengambil nutfah (sperma) dari rahim dan meletakkannya di telapak tangannya. la bertanya kepada Allah, 'Ya Tuhan, bagaimana kelanjutan air mani ini? Apakah Engkau akan menciptakan seorang manusia darinya atau tidak?' Bila Allah menjawab, 'Ya, Aku akan menciptakan seorang manusia darinya,' maka ia bertanya lagi, 'Ya Tuhan, bagaimana rezeki, jasa selama hidup, ajal, dan amalnya?' Allah menjawab, 'Lihatlah dibuku induk!' Lalu malaikat itu melihat di al-Lauh al-Mahfuzh. Dibuku itu ia mendapatkan rezeki, jasa hidup, ajal, dan amal si bakal janin. Lalu ia mengambil sedikit tanah dari tempat pemakamannya, dan mengaduknya dengan air mani itu.
Itulah tafsir firman Allah ayat 55 surat Thaha,
'Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu, dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu, dan darinya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.'"
233. Al-Turmudzi meriwayatkan dari Mathar ibn 'Akasy bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Jika Allah menakdirkan seseorang wafat di suatu tempat, maka Allah SWT. akan menggiringnya menuju tempat itu dengan adanya suatu kebutuhan di tempat itu."4
4 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Tarikh al-Kabir (4/ Bab Qaf 1/400), dan al-Hakim (1/42). Al-Hakim dan al-Dzahabi menilainya sahih. Lihat juga
al- Syaikh al-Albani: al-Silsilah al-Shahihah (1221).
234. Al-Hakim meriwayatkan dari Ibn Mas'ud bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Bila seseorang ditakdirkan wafat di suatu tempat, maka karena untuk suatu kebutuhan, ia akan menuju tempat itu. Di sanalah ia menghabiskan umurnya yang terakhir dan di sanalah nyawanya dicabut. Dan pada hari kiamat nanti tempat itu berkata kepada Allah, Inilah titipan yang Engkau titipkan kepadaku.'"5
5 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Ibn Majah (4263), Ibn 'Ashim dalam Kitab al Sunnah (346), al-Hakim (1/42,43) dan lain-lain.
235. Abu Nu 'aim meriwayatkan bahwa Abu Hurairah berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Kuburkanlah mayat-mayatmu di kuburan orang-orang saleh, karena mayat merasakan siksa dengan adanya tetangga yang jahat, sebagaimana orang hidup tersiksa oleh tetangga yang jahat."6
6 Hadis palsu. Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam al-Hilyah (6/354). Di sanadnya ada Sulaiman ibn 'Isa al-Sijzi, dia pendusta dan pemalsu hadis. Lihat al-Mizan (2/218), al-Maqashid al-Hasanah (47), dan al-Syaikh al-Albani: al-Aha'dits al-Dha'ifah(6l3).
236. Ibn Abi al-Dunya di dalam al-Qubur meriwayatkan bahwa 'Abdullah ibn Nafi' al-Muzni berkata, "Seseorang wafat dan dimakamkan di Madinah. Lalu orang lain bermimpi bahwa orang yang telah wafat itu termasuk penghuni neraka. Orang yang bermimpi menjadi sedih karenanya. Kemudian setelah tujuh atau delapan hari berikutnya, ia bermimpi Tetapi kali ini, ia bermimpi melihat orang itu termasuk peng huni surga. la tanyakan hal itu kepadanya. Orang yang telah wafat itu menjawab, 'Ada seorang saleh dimakamkan di pemakaman kami. Dia memberi syafaat kepada empat pulu orang tetangganya. Dan aku termasuk orang yang mendapat syafaatnya.'"
237. Abu Nu'aim dan al-Thabrani di dalam al-Kabir meriwayatkan dari Abu 'Umamah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda "Jika seorang mukmin wafat dan kamu sudah menimbun kembali kuburnya dengan tanah, maka hendaklah seorang kamu berdiri di sisi kuburnya pada arah kepalanya. Dan hendaklah ia memanggil dan mengingatkan mayat sebagai berikut, 'Wahai Polan anak Polanah!'a
a Dengan menyebut nama mayat dan nama ibunya, bukan nama ayahnya
Mayat di dalam kubur mendengar panggilan itu, tetapi tidak menjawab. Orang itu memanggilnya lagi, 'Wahai Polan anak Polanah!' Mayat didalam kubur mendengar panggilan itu, duduk lalu menjawab, 'Bimbinglah saya, semoga Allah merahmati Anda!' Mayat menjawab tetapi kamu tidak mendengar jawabannya. Kemudian hendaklah orang itu berkata, 'Ingatlah akidah yang Anda imani ketika Anda meninggalkan dunia. Yaitu keyakinan bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Dan Anda rela Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, Muhammad sebagai nabi, dan Alquran sebagai imam.’ Mendengar bimbingan itu, Malaikat Munkar dan Nakir berkata,”Mari kita pergi. Kita tidak perlu bertanya kepada orang yang dibimbing dalam menjawab pertanyaan kita. Dengan demikian, Allah-lah Pembelanya dalam menghadapi kedua malaikat itu. Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam , “ Ya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam, bagaimana bila pembimbing itu tidak mengetahui nama ibu si mayat?” Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam menjawab,”Hendaklah pembimbing itu menyandarkan namanya kepada Hawa, yaitu “Wahai Polan anak Hawa” 7
7 Hadis daif. Diriwayatkan oleh al-Thabrani dalam al-Mu’jam al-kabir (79-79). Didalam al-Majma (2/45), al-Haitsami menulis,”Disanadnya ada beberapa orang perawi yang tidak kami kenal.” Ibn al-Qayyim dalam Zad al-Ma’ad (1/523) menulis,”Hadis ini bukan hadis marfu.”
BAB 11
HIMPITAN KUBUR
238. Al-Baihaqi di dalam 'Azab al-Qabr meriwayatkan Huzaifah berkata, "Kami bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam mengurus pemakaman jenazah seseorang. Ketika kami tiba dikuburnya, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam duduk di sisi kubur dan menatapnya berkali-kali. Kemudian beliau bcrsabda, 'Muslim dihimpit badannya di dalam kubur, sehingga tulang-tulang pundak, rusuk, dada, dan rusuknya patah. Adapun orang kafir, maka api menyala memenuhi kuburnya.'"1
1 Hadis daif. Diriwayatkan oleh Ahmad (5/407), 'Abdullah ibn Ahmad didalam al-Sunnah (1389), dan al-Baihaqi dalam 'Azab al-Qabr (128). Di sana ada Muhammad ibn Jabir, dia daif dan Abu al-Bakhtari yang bernama Sa’id ibn Fairuz, tidak bertemu dengan Huzaifah.
239. Imam Ahmad dan al-Baihaqi meriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya didalam kubur itu ada azab berupa himpitan kubur. Seandainya seseorang dapat selamat dari himpitan kubur itu, maka akan selamatlah Sa'ad ibn Mu'adz darinya."2
2Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Ahmad (6/55), dan anaknya dalam al-Sunnah (1337), al-Thahawi dalam Musykil al-Atsar (1/107), dan al-Baihaqi dalam 'Azab al-Qabr (119, 120).
240. Imam Ahmad, al-Thabrani, dan al-Baihaqi meriwayatkan bahwa Jabir ibn 'Abdillah berkata, "Ketika Sa'ad ibn Muadz dimakamkan, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam membaca tasbih berkali-kali dan para sahabat mengikuti bacaan tasbih beliau. kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam membaca takbir dan para sahabat mengikuti bacaan takbir beliau. Kemudian mereka bertanya, 'Wahai Rasulullah, mengapa Anda membaca tasbih?' Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam menjawab, 'Kuburan orang saleh ini menyempit, lalu Allah membebaskannya dari penyempitan.'"3
3 Hadis hasan. Diriwayatkan oleh Ahmad (3/360), dan al-Thabrani dalam al-Kabir (5346). Lihat juga Misykat al-Mashabih (135).
241. Al-Thabrani, Sa'id ibn Manshur, dan al-Baihaqi meriwayatkan dari Ibn 'Abbas bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam ikut menguburkan Sa'ad ibn Mu'adz dan beliau duduk di atas kuburnya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Seandainya seseorang dapat selamat dari himpitan kubur, maka Sa'ad ibn Mu'adz-lah orangnya. Sesungguhnya dia telah merasakan satu azab himpitan kubur, kemudian kubur itu dilapangkan kembali.’
4 Hadist sahih. Diriwayatkan oleh al-Thabrani dalam al-Kabir (12975), dan al-Baihaqi di dalam 'Azab al-Qabr (125). Lihat al-Silsilah al-Shahihah (1695).
242. Al-Nasa'i meriwayatkan dari 'Abdullah ibn 'Umar bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Inilah (Sa'ad ibn Mu'adz) orang yang kewafatannya sanggup menggoncang 'Arasy, membuka pintu-pintu langit, dan disaksikan oleh 70.000 malaikat. (Tetapi sekalipun demikian besar keutamaannya) la merasakan azab himpitan kubur, kemudian dilapangkan kembali."
Al-Hasan berkata, "Arasy bergoncang karena bergembira menyambut kedatangan rohnya." Ucapan al-Hasan ini diriwayatkan oleh al-Baihaqi di dalam al-Dala'il.5
5 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh al-Nasa'i (1/289), Ibn Sa'ad (3/430), al-Hakim (3/36,37),dan lain-lain.
243. Al-Baihaqi meriwayatkan bahwa Ibn 'Umar berkata, " Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam berziarah ke kubur Sa'ad ibn Mu'adz, lalu beliau berdiam diri sejenak di atas tanah pemakaman. beliau keluar dari pemakaman itu, seorang sahabat bertanya, 'Ya Rasulullah, mengapa Anda berdiam diri beberapa saat?' Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam menjawab, 'Sa'ad dihimpit di dalam kubur, lalu saya berdoa kepada Allah agar Allah membebaskannya dari himpitan itu.” 6
6 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh al-Nasa'i (4/114).
244. Al-Baihaqi meriwayatkan dari Ibn Ishaq. Beliau berkata, "Umayyah ibn 'Abdillah meriwayatkan bahwa sebagian keluarga Sa'ad ibn Mu'adz ditanya mengenai sebab Sa’ad menerima azab himpitan kubur, apakah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam menerangkan sebabnya. Mereka menjawab, "Ya, Rasulullah pernah ditanya mengenai sebabnya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, ' pernah beberapa kali tidak beristinja secara sempurna dari hadas kecil."'7
7 Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam Dala'il al-Nubuwwah (4/130), juga;'Azab al-Qabr (127), dan al-Turmudzi dalam Nawadir al-Ushul (hlm. 160).
245. Al-Thabrani meriwayatkan bahwa Anas berkata, "Zainab putri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam wafat. Kami berserta Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam membawa jenazahnya ke kubur. Kami melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam sangat berduka karena musibah itu. Beliau duduk sebentar atas sisi kubur itu, menatap ke langit, lalu memandang kekubur Zainab. Rasa berduka beliau kelihatannya bertambah besar. Kemudian beliau terlihat keluar meninggalkan tanah pemakaman dengan lega, lapang, dan tersenyum. Kami bertanya mengenai sebabnya, beliau menjawab, 'Aku teringat akan himpitan dan azab kubur serta lemahnya tubuh Zainab lalu aku sedih dan berduka. Aku memohon kepada Allah agar himpitan kuburnya itu diperingan. Allah mengabulkan doaku itu. Tetapi, tetap saja kuburnya menghimpitnya sekali, yang suaranya dapat didengar oleh semua makhluk yang ada di timur dan barat selain manusia dan jin.'"8
8 Hadis daif. Diriwayatkan oleh Ibn Abi Daud dalam al-Ba'ts (8) melalui jalur Sa'ad ibn Shalt, ia berkata "A'masy menceritakan kepada kami hadis ini dari Abu Sufyan, dari Anas." Sanad hadis ini mudhtharib. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan hadis ini dalam al-Maut, (seperti yang ditulis oleh al-'Iraqi di dalam al-Mughni (40/503, catatan kaki al-Ihya'), dan Ibn Syahin sebagaimana yang ditulis oleh al-Suyuthi di dalam al-La'ali (2/434) dari jalur A'masy, dari Anas. Sedangkan A'masy tidak mendengar langsung dari Anas. Hadis ini diriwayatkan juga melalui jalur Ishaq ibn Ibrahim, ia berkata "Sa'ad menceritakan kepada kami hadis ini." Ibn al-Jauzi menulisnya di dalam al-'Ilal (2/908) dan dalam al-Maudhu'at (3/232), serta menjelaskan cacat-cacatnya.
(Hadis mudhtharib adalah hadis yang diriwayatkan dengan beberapa bentuk yang saling berbeda, yang tidak mungkin men-tarjih-kan sebagiannya atau sebagian yang lain, baik perawinya satu atau lebih—IS.)
246. Al-Thabrani dengan sanad yang sahih meriwayatkan dari Abu Ayyub bahwa pernah mayat seorang anak kecil dikuburkan. Lalu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Seandainya ada orang yang selamat dari azab himpitan kubur, maka niscaya anak kecil ini selamat darinya."9
9 Hadis sahih. Lihat juga al-Haitsami: Majma' al-Zawaid (3/50).
247. Sa'id ibn Manshur dan Ibn Abi al-Dunya meriwayat-kan dari Zadzan bahwa Ibn 'Umar berkata, "Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam menguburkan anaknya Ruqayyah a.s., beliau duduk di sisi kuburnya. Pada awalnya wajahnya terlihat muram, kemudian berseri. Para sahabat bertanya mengenai hal itu. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, 'Aku teringat anakku, kelemahannya, dan azab kubur. Lalu aku berdoa kepada Allah, kemudian Allah melapangkan kuburnya. Demi Allah, anakku telah merasakan himpitan azab kubur yang suaranya dapat didengar oleh makhluk yang berada di timur dan barat.'"10
10 Hadis daif. Lihat hadis no. 245.
248. Hannad al-Sari dalam al-Zuhd meriwayatkan bahwa Ibn Abi Malikah berkata, "Tidak ada seorang pun yang dapat selamat dari himpitan kubur. Tidak juga Sa’ad bin Mu'az yang sekadar sebuah sapu tangannya saja, lebih tinggi nilainya dari dunia beserta isinya."11
11 Hadis hasan. Diriwayatkan oleh Hannad dalam al-Zuhd (356).
249. 'Ali ibn Ma'bad di dalam al-Tha'ah wa al-'Ishyan meriwayatkan dari jalur sanad Ibrahim al-Ghanawi bahwa orang berkata, "Saya berada di majelis 'Aisyah, dan iringan pembawa mayat seorang anak kecil melintas di hadapan beliau. Lalu beliau menangis. Saya bertanya kepadanya, apakah yang membuat Anda menangis?' 'Aisyah menjawab, Mayat anak kecil itu. Saya menangis karena rasa kasihan kepadanya yang akan merasakan azab himpitan kubur.'"12
12 Hadis daif, karena di sanadnya ada perawi yang majhul, dia mendengar dari Aisyah.
250. 'Ali ibn Ma'bad juga meriwayatkan dari al-Hasan bahwa ketika Sa'ad ibn Mu'adz dimakamkan, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Kuburannya menyempit, sehingga ia menjadi seperti sehelai rambut. Aku berdoa agar ia diselamatkan dari azab kubur itu. Hal itu, karena dia tidak sempuma bersuci (istinja) dari buang air kecil."13
13 Hadis daif. Diriwayatkan oleh Hannad (357). Sanadnya daif karena statusnya mursal
251. Ibn Sa'ad berkata: Syababah ibn Sawwar meriwayatkan kepada kami, beliau berkata: Abu Ma'syar meriwayatkan kepada kami dari Sa'id al-Maqburi, beliau berkata, "ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam telah ikut menguburkan Sa'ad ibn Muadz beliau bersabda, 'Seandainya ada orang yang selamat dari himpitan kubur, tentulah Sa'ad orangnya. (Namun, toh tetap saja) la merasakan satu himpitan kubur yang menyebah tulang-tulang rusuknya merapat dan menyatu. Azab itu karena istinja dari hadas kecil yang tidak sempurna.'"14
14 Hadis daif, karena statusnya mursal
252. 'Umar ibn Syabbaha dalam karyanya Akhbar al-Madinah meriwayatkan dari Anas, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda "Tidak ada seorang pun yang selamat dari azab himpitan kubur, kecuali Fatimah binti Asad." Seorang sahabat bertanya "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan anakmu al-Qasim”. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam menjawab, "Bahkan Ibrahim juga." Sedang Ibrahim wafat dalam usia yang lebih muda dari Fatimah dan al-Qasim.15
a"Ibn 'Abdah ibn Zaid ibn Ra'ithah al-Numairi, wafat 262 H.
15 Hadis daif. Diriwayatkan oleh al-Thabrani dalam al-Kabir dan dalam al-Awsath seperti yang ditulis di dalam Majma' al-Zawaid (9/257) dan melalui jalur Abu Nu'aim di dalam al-Hilyah (3/21). Lihat al-Silsilah al-Dha'ifah (23).
253. Abu al-Qasim al-Sa'di dalam al-Ruh berkata, "Tidak seorang pun yang selamat dari azab himpitan kubur, baik orang saleh maupun orang jahat. Perbedaannya ialah, bagi si kafir, himpitan itu untuk selama-lamanya. Sedangkan bagi si muslim, himpitan itu hanya ketika memasuki kubur, kemudian kubur itu menjadi lapang. Dan yang dimaksud dengan himpitan kubur ialah bertemunya dua sisi kubur dengan tubuh mayat."
254. Al-Turmudzi berkata, "Sebab himpitan kubur ialah semua orang—termasuk orang saleh—pasti pernah berbuat suatu kesalahan, dan himpitan kubur ini merupakan balasan terhadap kesalahan itu. Kemudian Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada si mayat dengan melapangkan kuburnya. Demikian juga halnya dengan Sa'ad ibn Mu'adz. la merasakan himpitan kubur karena kesalahannya di dunia berupa tidak menyempurnakan istinja dari hadas kecil. Adapun para nabi, sepenge-tahuan kami, mereka tidak mengalami himpitan kubur dan tidak pula ditanya oleh malaikat. Hal ini karena mereka bersifat maksum (terhindar dari dosa)."
255. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Muhammad al-Taimi berkata, "Ada pendapat yang menyatakan: Dasar himpitan kubur adalah sebagai berikut, kubur adalah ibu manusia dan manusia diciptakan dari tanah kubur itu. Mereka kemudian berpisah dalam waktu yang lama. Ketika 'anak-anak' kembali ke pangkuan ibunya, wajar saja bila sang ibu memeluk mereka. Anaknya yang taat dipeluknya dengan lembut dan kasih sayang. Sebaliknya, anaknya yang jahat dipeluknya dengan kasar, karena ia marah kepadanya atas kemaksiatan-nya kepada Allah SWT."
256. Al-Baihaqi meriwayatkan dari Sa'id ibn al-Musayyab bahwa 'Aisyah berkata kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam, "Wahai Rasulullah, semenjak engkau menceritakan kepadaku tentang suara malaikat Munkar, Nakir, dan azab himpitan kubur, ada lagi yang berguna bagiku." Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam menjawab, wahai 'Aisyah, suara malaikat Munkar dan Nakir dalam pendengaran orang-orang Islam bagaikan celak di mata. Dan himitan kubur itu bagi muslim bagaikan seorang anak yang mengadukan rasa sakit kepalanya kepada ibunya, lalu ibunya memijit kepalanya dengan lemah lembut. Tetapi, wahai 'Aisyah celakalah orang-orang yang ragu kepada Allah. Mereka merasakan azab himpitan kubur seperti sebuah batu karang menghimpit sebuah telur ayam."16
16 Hadis daif, karena di sanadnya ada perawi 'Ali ibn Zaid ibn Jud'an, dia daif . Lihat juga Zuhr al-Firdaus (4/159).
257. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Yazid al-Raqasyi berkata, "Sebuah riwayat yang saya terima menyatakan bahwa apabila seorang mayat telah diletakkan di kuburnya, maka amal baiknya berdatangan mengelilinginya. Allah SWT memberi kemampuan berbicara kepada amal-amal itu dan mereka berkata, 'Wahai hamba yang mengasingkan diri dikuburnya, para teman karib dan keluargamu sudah meninggalkanmu seorang diri di sini. Sejak hari ini, tiada lagi yang dijadikan teman dalam kesepian selain kami.'"17
17 Hadis daif, karena hadis ini termasuk hadis balaghat, yaitu hadis yang menggunakan kata "Balagha”. Hadis bercorak "balaghaf” adalah salah satu ciri hadis daif. Selain bahwa Yarid sendiri daif.
BAB 12
UCAPAN SELAMAT DAN HARDIKAN KUBUR
258. Al-Turmudzi meriwayatkan hadis yang dianggapnya hasan, dari Abu Sa'id, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Perbanyaklah mengingat pemutus semua kelezatan (mati). Dan ketahuilah bahwa setiap hari kubur berkata, 'Aku adalah tempat pengasingan, tempat kesepian, rumah tanah, dan rumah ulat.' Apabila seorang mukmin dimakamkan, maka kuburnya berkata, 'Selamat datang, engkau adalah orang yang paling aku cintai di atas permukaanku. Sejak hari ini akulah yang mengurusmu, engkau masuk ke tempatku, dan akan engkau lihat perlakuanku kepadamu.' Lalu kubur itu dilapangkan sejauh mata memandang. Dan sebuah pintu yang menghadap ke arah surga dibukakan untuknya. Sebaliknya, apabila orang durhaka atau kafir dikuburkan, maka kuburnya berkata kepadanya, 'Tiada ucapan selamat datang bagimu. Engkau adalah orang yang paling aku benci di atas permukaanku. Sejak hari ini aku yang mengurusmu, engkau masuk ke tempatku, dan akan engkau rasakan perlakuanku kepadamu!' Lalu kuburnya merapat sehingga sisi-sisinya bertemu dan tulang-tulang rusuk si mayat menyatu."
Abu Sa'id berkata, " Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam memperagakannya dengan jemari tangannya, beliau menyilangkan dan merapatkan jari-jari tangan kanannya dengan jari-jari tangan kirinya."
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam melanjutkan sabdanya, "Dan Allah mendatangkan tujuh puluh ekor ular tinnin. Bila seekor ular itu menghembuskan nafasnya ke bumi, maka bumi menjadi tandus selamanya. Ular-ular itu mematuk dan menggigitnya hingga mayat itu dibawa ke tempat perhitungan atau masuk ke neraka."1
1 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh al-Turmudzi (2460). Sebetulnya sanadnya daif tetapi dikuatkan oleh banyak hadis lain sehingga menjadi sahih. Alhamdulillah.
259. Al-Thabrani di dalam al-Awsath meriwayatkan bahwa Abu Hurairah berkata, "Kami beserta Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam mengantar seorang mayat ke kubur. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam duduk di sisi kubur dan bersabda, 'Setiap hari, kubur berteriak dengan suara yang jelas dan lantang, "Hai manusia, bagaimana mungkin Anda melupakanku? Tidakkah Anda mengetahui bahwa aku adalah tempat yang sepi, terasing, seram, ulat, belatung, dan kesempitan kecuali bagi orang yang dilapangkan Allah?"' kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, 'Kuburan itu bisa menjadi kebun surga atau lubang neraka.'"2
2 Hadis daif. Diriwayatkan oleh al-Thabrani di dalam al-Awsath seperti ditulis dalam Majma' al-Zawaid (3/49). Al-Haitsami menulis, "Di sanadnya ada maMuhammad ibn Ayyub ibn Suaid, dia daif."
260. Abu Ya'la, al-Thabrani di dalam al-Kabir, Ibn Abi al-Dunya, dan Abu Nu'aim meriwayatkan dari Abu al-Hajjaj al-Tsamali bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Ketika mayat dimasukkan ke dalam liang lahad, maka liang itu menyapanya, celakalah Anda! Tidakkah Anda mengetahui aku inilah tempat fitnah, kegelapan, kesepian, dan ulat? Wahai manusia, apakah yang membuatmu melupakanku, ketika engkau berjalan di atasku dengan penuh kesombongan?' Apabila mayat itu baik, maka seorang malaikat di kubur itu menjawab, 'Bukankah ia menyuruh yang makruf dan melarang yang munkar' Kubur menjawab, 'Kalau begitu, aku menjadi lapangan hijau baginya.' Lalu jasadnya menjadi cahaya dan rohnya dibawa naik, naik menghadap Allah."3
3 Hadis daif. Al-Haitsami dalam Majma' al-Zawaid (3/48, dan 49), setelah menyandarkannya kepada Abu Ya'la dan al-Thabrani, menulis, "Di sanadnya ada Abu Bakr ibn Abu Maryam, dia dianggap daif karena pikun."
261. Ibn Mandah di dalam al-Ruh dari jalur Mujahid, al-Barra' ibn 'Azib bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda:
Ketika seorang mukmin sedang sekarat, seorang malaikat mendatanginya dalam rupa yang paling tampan dan menyebarkan wangi yang paling harum. la duduk di dekatnya untuk mencabut nyawa. Dua malaikat yang lain mendatanginya dengan membawa air mawar dan kain kafan surga, keduanya berada jauh darinya. Dan malaikat maut mencabut roh dari tubuhnya dengan perlahan-lahan dan lembut. Ketika roh itu berada di tangan malaikat maut, maka dengan cepat kedua malaikat itu menyambutnya, menyiraminya dengan air mawar surga dan mengafaninya dengan kain kafan surga. Kemudian mereka membawanya naik ke surga. Pintu-pintu langit dibukakan untuknya. Para malaikat bersuka cita dan gembira menyambut kedatangannya. Mereka bertanya, "Roh siapa yang wangi, yang dibukakan pintu langit untuknya, dan dipanggil dengan namanya yang terbaik di dunia ini?" Dijawab, "Inilah roh si Polan."
Ketika ia dibawa naik ke langit, maka malaikat-malaik setiap langit mengantarkannya hingga ia menghadap Allah SWT di 'Arasy. Buku catatan amalnya diletakkan di 'Illiyyin. Allahh SWT berfirman kepada malaikat utama, "Saksikanlah bahwa Aku telah mengampuni dosa-dosa pemilik buku ini!" Bukunya;
distempel dan dikembalikan ke 'Illiyyin. Kemudian Allah berfirman, "Kembalikanlah roh hamba-Ku ini ke bumi, karena Aku berjanji mengembalikan roh mereka ke bumi."
Ketika mayat mukmin itu dimasukkan ke kubur, maka bumi menyapanya, "Anda adalan orang yang paling aku cintai. ketika Anda berada di atasku, bagaimana jika Anda telah berada didalam perutku? Akan aku perlihatkan pelayananku kepada Anda." Lalu kuburnya diluaskan sejauh mata memandang dan dibuka sebuah pintu yang berada di arah kakinya yang menghadap ke arah surga. Dikatakan kepadanya, "Lihatlah pahala yang disediakan Allah untukmu!" Dan sebuah pintu di arah kepalanya yang menghadap ke arah neraka dibuka, Dikatakan kepadanya, "Lihatlah azab yang Anda dihindarkan darinya!" Kemudian dikatakan kepadanya, "Tidurlah dengan tenang dan nyaman!" Maka tiada yang paling disenanginya kecuali datangnya hari kiamat.4
4 'Hadis sahih. Diriwayatkan oleh al-Husain ibn al-Hasan al-Marwazi dalam Ziyadat Zuhd Ibn al-Mubarak (1219), dan dia sahih.
262. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa 'Abdullah ibn 'Ubaid berkata, "Sebuah riwayat yang saya terima menyatakan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, 'Sesungguhnya mayat didudukkan di kuburnya dan dia mendengar suara langkah para pengan-tarnya. Yang pertama sekali berbicara dengannya adalah kuburnya. Kubur itu berkata, "Celakalah Anda, wahai manusia! Bukankah Anda telah menerima peringatan tentangku dan tentang kesempitan, kesengsaraan, bau busuk, keseraman, dan ulatku? Apakah Anda telah mempersiapkan diri menghadapi ini sernua? Apa yang Anda telah persiapkan untukku?"5
5 Hadis daif, hadis ini termasuk hadis "balaghaf , yang menjadi salah satu cirri hadis daif,
263. Ibn Abi Syaibah meriwayatkan dalam al-Mushannaf bahwa 'Abdullah ibn 'Umar berkata, "Bila mayat seseorang telah dibaringkan di liang lahadnya, maka kuburnya itu menghardik, 'Wahai manusia, tidakkah engkau menyadari bahwal ini tempat pengasingan dan kegelapan, lalu engkau berada di atasku dengan penuh kesombongan?!' Bila mayat itu muslim, maka kuburnya dilapangkan dan menjadi sebuah kebun yang hijau serta rohnya dibawa ke surga."
264. Ibn Abi Syaibah meriwayatkan bahwa Yazid ibn Syajarah berkata, "Kubur berkata kepada mayat orang kafir dan durhaka, Tidak ingatkah engkau bahwa aku tempat yang pengap, sepi, terpencil, sempit, dan menyedihkan?'"
265. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa 'Ubaid ibn Umair berkata, "Setiap mayat yang diletakkan di kubur, maka kuburnya menyapanya sebagai berikut, 'Sayalah tempat kegelapan, pengasingan, dan kesepian. Jika engkau orang yang taat kepada Allah semasa hidupmu, maka sejak hari ini aku menyayangimu. Sebaliknya, jika engkau orang yang durhaka kepada Allah semasa hidupmu, maka sejak hari ini aku menyiksamu. Akulah tempat yang bila orang baik memasukinya ia keluar darinya dengan gembira. Sebaliknya, bila orang jahat memasukinya, maka ia keluar darinya dengan membawa laknat dan celaka.'"6
6 Hadis daif karena di sanadnya ada 'Abd al-Rahman ibn Abu Bakr al-Makki, dia daif. Lihat juga Ibn Rajab: Ahwal al-Qubur, (him. 53).
266. Al-Baihaqi di dalam al-Syu'ab meriwayatkan bahwa , Sa'ad berkata: Setiap hari kubur berseru, "Aku tempat pengasingan, ulat dan kesepian. Aku adalah salah satu lubang api neraka atau salah satu kebun surga." Bila mayat seorang mukmin dimasukka ke dalam kubur, maka bumi dari arah bawahnya menyapa, "Demi Allah, Anda adalah orang yang paling aku cintai ketika Anda berada di atasku, maka bagaimana sekarang setelah Anda berada dalam perutku? Bila aku yang mengurusmu, maka engkau akan mengetahui apa yang aku lakukan untukmu." Lalu kuburnya diperluas sejauh mata memandang. Sebaliknya, bila mayat orang kafir yang dimasukan kedalam kubur, maka bumi pun menyapanya, "Demi Allah Anda adalah orang yang paling kubenci ketika berada atasku. Bila aku yang mengurusmu, maka engkau akan merasakan apa yang aku persiapkan untukmu!" Lalu kuburpun menghimpit sehingga tulang-tulang rusuknya menyatu. '
267. Ibn Abi al-Dunya di dalam al-Qubur meriwayatkan bahwa 'Umar ibn Dzarr berkata, "Apabila mayat orang mukmin dimasukkan ke kuburnya, maka tanah kuburnya bertanya, 'Apakah Anda orang yang taat ataukah orang yang durhaka?' Bila mayat itu seorang mukmin saleh, maka orang penyeru berkata dari sudut kubur, Jadilah Anda, wahai kubur, sebuah kebun yang hijau baginya dan rahmatilah dia.
Dia adalah sebaik-baik hamba Allah dan sebaik-baik yang kembalikan kepadamu.' Tanah menjawab, 'Sekarang dia berhak dimuliakan.'"
268. Ibn Abi al-Dunya di dalam al-Qubur meriwayatkan bahwa Muhammad ibn Shubaih berkata, "Sebuah riwayat yang kami terima menyatakan bahwa jika mayat seseorang dimasukkan ke kuburnya, lalu ia disiksa atau menerima sesuatu yang tak menyenangkannya, maka mayat-mayat di sekeliling berkata kepadanya, 'Hai orang yang datang menyusuli saudara-saudaranya, mengapa Anda tidak bercermin dan memetik hikmah dari kami yang telah lebih dulu wafat? Tidakkah sebelumnya Anda tahu bahwa amal kami sudah terputus sementara Anda punya waktu luang. Lantas, mengapa Anda tidak mengejar ketinggalan Anda?' Dan tanah kuburnya berkata kepadanya, 'Wahai orang yang tertipu di atas bumi, mengapa Anda tidak bercermin kepada keluargamu yang telah berada dalam perut bumi, yaitu orang-orang yang diperdaya oleh dunia sebelum Anda, kemudian mereka masuk kubur?
BAB 13
FITNAH KUBUR DAN PERTANYAAN MALAIKAT
269. Imam al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari jalur (sanad) Qatadah, dari Anas bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Ketika mayat telah diletakkan di liang lahad dan orang-orang yang mengantar sudah meninggalkannya, maka mayat itu mendengar suara gesekan alas kaki mereka. Lalu dua Malaikat mendatanginya, mendudukkan dan bertanya, 'Bagaimana keyakinanmu mengenai orang ini, orang yang hidup bersamamu, yang bernama Muhammad?' Bila mayat itu mukmin, maka ia akan menjawab, Saya bersaksi bahwa ia adalah hamba Allah dan rasul-Nya, maka dikatakan kepadanya lihatlah tempatmu di neraka! Allah telah menggantikannya dengan suatu tempat di surga.’ Mayat itu melihat kedua tempat tersebut.”
Qatadah berkata,” Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam menyatakan kepada kami bahwa kuburnya itu dilapangkan seluas tujuh puluh hasta dan dijadikan sebuah taman nan hijau.”
“Adapun mayat orang munafik dan kafir,” kata Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam selanjutnya, maka mereka ditanya,” Bagaimana keyakinanmu mengenai orang ini? Ia menjawab,” Saya tidak tahu. Saya hanya mengikuti ucapan orang lain.' Lalu dikatakan kepada nya, 'Engkau tidak tahu dan tidak mau membaca.' Lalu ia dipukul sekali dengan martil besi. la menjerit dengan suara yang dapat didengar oleh makhluk hidup di sekitarnya! Selain manusia dan jin."1
1 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari (1338), Muslim (2870), Abu Daud (3231), al-Nasa'i (4/97), Imam Ahmad (3/233) dan lain-lain.
270. Imam Ahmad, Abu Daud di dalam al-Sunan, al-Baihaqi di dalam 'Azab al-Qabr, dan Ibn Mardawih meriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda:
Sesungguhnya umat ini akan ditanya di dalam kubur mereka. Dan sesungguhnya bila mayat seorang mukmin' masukkan ke kubur, maka seorang malaikat mendatanginya dan bertanya, "Apa yang Anda sembah?" Jika ia menyembah Allah, maka Allah memberinya petunjuk sehingga ia dapat menjawab, "Saya menyembah Allah." la ditanya lagi, "Bagaimana pendapatmu mengenai orang ini?" la menjawab, "Ia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya." Setelah itu, si mayat tidak ditanya lagi dan malaikat membawanya ke suatu tempat di neraka. Malaikat berkata kepadanya, "Inilah tempatmu di neraka, tetapi Allah melindungi dan merahmatimu. la men gantinya dengan satu tempat di surga." Mayat berkata, 'Izinkanlah aku pergi menemui keluargaku, agar aku sampaikan berita gembira ini kepada mereka." Malaikat berkata, "Menetaplah di sini!"
Dan sesungguhnya bila mayat orang kafir dimasukkan kedalam kubur, maka seorang malaikat mendatangi dan menghardiknya. Malaikat bertanya, "Apa yang Anda sembah?" Si mayat menjawab. "Saya tidak tahu " Kemudian Malaikat bertanya lagi, "Bagaimana pendapatmu mengenai orang ini?" la menjawab, "Sebagian orang punya pendapat mengenainya dan saya mengikuti pendapat mereka." Lalu kepalanya dipukul dengan palu besi. Ia berteriak dengan teriakan yang dapat didengar oleh semua makhluk selain jin dan manusia.2
2 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari (3/205), Muslim (2868), Abu Daud (3231 dan 4752), al-Nasa'i (4/102), Ahmad (3/176), al-Baihaqi dalam 'Azab al-Qabr (19), al-Ajuri dalam al-Syari'ah (hlm. 365 dan 366), dan lain-lain.
271. Imam Ahmad, al-Thabrani di dalam al-Awsath, al Baihaqi, dan Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Ibn Zubair bertanya kepada Jabir ibn 'Abdillah mengenai dua malaikat penguji di kubur. Jabir menjawab bahwa ia mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda:
“Sesungguhnya umat ini diuji di dalam kuburnya. Apabila mayat orang mukmin dimasukkan ke kubur dan para pengantarya telah meninggalkannya, maka seorang malaikat yang keras hardikannya datang dan bertanya, "Bagaimana pendapatmu mengenai orang ini?" Orang mukmin menjawab, "Saya berkeyakinan bahwa dia Rasul Allah dan hamba-Nya." Malaikat berkata, "Lihatlah tempatmu di neraka! Allah telah menyelamatkanmu darinya dan menggantinya dengan suatu tempat di surga." Lalu mayat itu melihat kedua tempat tersebut dan berkata, "Izinkanlah aku menyampaikan berita gembira ini kepada keluargaku." Malaikat menjawab, "Menetaplah di sini!"
Adapun mayat orang kafir, ketika keluarganya meninggalkannya. maka ia didudukkan dan ditanya, "Bagaimana pendapatmu mengenai orang ini?" la menjawab, "Saya tidak tahu, sebagian orang punya pendapat mengenainya dan aku mengikuti pendapat mereka." Malaikat berkata, "Anda tidak tahu?! Inilah tempatmu di surga, dan Allah telah menggantikannya dengan suatu tempat di neraka."
Jabir berkata, "Saya mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, 'Setiap hamba dibangkitkan dari kubur berdasarkan kondisi dan keyakinannya ketika ia wafat. Mukmin dibangkitkan dalam ke-imannya dan munafik dibangkitkan dalam kemunafikannya. 3
3 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Ahmad (3/346), anak Imam Ahmad dalam al-Sunnah (1377), al-Bazzar (871, menurut penomoran buku Kasyf al-Atsar) dan al-Baihaqi dalam 'Azab al-Qabr (239).
272. Ibn Majah, Ibn Abi al-Dunya, dan Ibn Abi 'Ashim didalam al-Sunnah meriwayatkan bahwa Jabir ibn 'Abdillah berkata, '' Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, 'Bila seorang mayat dimasukkan ke kuburnya, maka dipertunjukkan kepadanya gambaran matahari menjelang terbenam. la duduk, lalu mengusap kedua matanya, dan berkata, 'Izinkanlah aku salat!'"4
4 Hadis hasan. Diriwayatkan oleh Ibn Majah (4272) dan Ibn Abi 'Ashim dalam al-Sunnah (867). Lihat Syekh al-Albani: Zhilal al-Jannah fi Takhrij al-sunnah, catatan kaki al-Sunnah (2/420).
273. Ibn Abi al-Dunya dan Abu Nu'aim meriwayatkan bahwa Jabir ibn 'Abdillah berkata, "Saya mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, 'Sesungguhnya manusia lalai dari penciptaannya. Ketika akan menciptakan manusia, sesungguhnya Allah berfirman kepada rnalaikat, "Tuliskanlah jasa hidup, ajal, serta celaka atau bahagianya!" Kemudian malaikat itu pergi, dan Allah mengutus seorang malaikat yang menjaganya hingga ia dewasa. Ketika ia menginjak dewasa, maka malaikat itu pun pergi meninggalkannya. Kemudian Allah menugaskan dua malaikat untuk menulis amal baik dan jahatnya. Selanjutnya, Ketika orang itu sekarat, maka kedua malaikat itu pergi meninggalkannya, dan malaikat maut datang untuk mencabut nyawanya. Ketika ia wafat dan mayatnya dimasukkan ke kubur, roh dimasukkan kembali kejasadnya! Dua malaikat penguji kubur datang dan mengujinya,kemudian mereka pergi. Bila hari kiamat tiba, maka malaikat pencatat amal baik dan pencatat amal buruk mendatanginya dan menarik sebuah buku catatan yang dikalungkan di lehernya. Kedua malaikat itu membawanya, salah seorang dari mereka sebagai pengiring dan yang lain sebagai saksi.' Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam berkata lagi, 'Di depan kamu ada masalah besar yang tidak kamu perhatikan dengan semestinya, maka mohonlah pertolongan kepada Allah Yang Maha besar.'"
274. Ibn Mardawih dan al-Baihaqi meriwayatkan dari jalur Abu Sufyan dari Jabir bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Bila mayat mukmin dimasukkan ke kuburnya, maka dua malaikat datang menghardiknya. Mayat terbangun seperti orang tidur yang terjaga dari tidurnya. Mereka bertanya. 'Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Dan siapa nabimu?' la menjawab, 'Allah Tuhanku, Islam agamaku, dan Muhammad nabiku.' Lalu terdengar suara, 'Ya, dia menjawab dengan benar. Bentangkanlah untuknya permadani surga dan kenakanlah ia busana surga. Mayat berkata, 'Izinkanlah aku menyampaikan berita ini pada keluargaku!' Malaikat menjawab, 'Menetaplah di sini! 5
5 Hadis sahih, dan sudah di-takhrij pada hadis no. 271.
275. Abu Nu'aim meriwayatkan bahwa Dhamrah ibn Habib berkata, "Malaikat penguji di kubur ada tiga, yaitu Ankar, Nakur, dan Ruman."
276. Ibn Lala a 'Ahmad ibn 'Ali ibn Ahmad al-Hamadzany al-Syafi'i, wafat 398 H.
dan Ibn aljauzi di dalam al-Maudhu'at meriwayatkan dari Dhamrah ibn Habib, dan ia menyandarkannya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam, "Malaikat penguji kubur ada empat, yaitu Munkar, Nakir, Nakur, dan ketua mereka Ruman."6
6 Hadis palsu. lihat Ibn 'Iraq: Tanzih al-Syari'ah (2/472).
Ibn aljauzi berkata, "Mata rantai sanad hadis ini terhenti pada Dhamrah ibn Habib (berarti hadis munqathi'). Meskipun ada pendapat yang menyatakan sanadnya sampai kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam (hadis marfu'), pendapat yang pertama lebih kuat."
Syaikh al-Islam Ibn Hajar ditanya, "Adakah malaikat yang mendatangi mayat yang bernama Ruman?" Beliau menjawab, "Ada, tetapi hadisnya daif."7
7 Pertanyaan ini tertera di Fatawa al-Hafizh Ibn Hajar, hlm. 78 dan 79.
277. Al-Baihaqi dalam kitab 'Azab al-Qabr meriwayatkan bahwa Ibn 'Abbas berkata, " Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, 'Wahai 'Umar, bagaimana sikapmu bila engkau wafat, lalu dibawa kekubur, dan dimasukkan ke dalam sebuah kubur yang panjangnya dua hasta lebih sejengkal dan lebarnya satu hasta lebih sejengkal. Kemudian malaikat Munkar dan Nakir mendatangimu. Keduanya berwarna hitam, rambutnya panjang sekali sampai menyentuh tanah, suaranya bagaikan guruh yang menggelegar, dan pandangan matanya bagaikan kilat yang menyambar. Mereka menggali tanah dengan gigi taringnya, lalu keduanya mendudukkanmu, dan membuatmu kaget, takut, serta gemetar?' 'Umar balik bertanya, 'Apakah kondisi ketika itu seperti saat ini?' Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam menjawab, 'Ya.' 'Umar 'Insya Allah, saya dapat menghadapi mereka, wahai Rasulullah.8
8 Hadis daif. Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam 'Azab al-Qabr (116), dan dalam al-I’tiqad (222 dan 223), serta Daud ibn Abi Daud dalam al-Ba'ts wa al-Nusyur (7). Al-Dzahabi dalam al-Mizan (4/537) menulis, "Hadis ini munkar."
(Hadis munkar ialah hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang daif yang berbeda dengan perawi-perawi lain yang tsiqah—IS.)
278. Al-Thabrani meriwayatkan di dalam al-Mu'jam al-awsath dengan sanad hasan bahwa Ibn 'Abbas berkata, "Nama dua malaikat yang mendatangi mayat di kubur adalah Munkar dan Nakir."9
9 Hadis sahih, karena ada beberapa hadis lain yang mendampingi dan menguatkannya. Diriwayatkan oleh al-Thabrani dalam al-Mu'jam al-Kabir (11135), dan Al-Khathib dalam al-Tarikh (2/46). Al-Haitsami dalam Majma' al-Zawaid menulis, "Seluruh perawinya tsiqah." Demikian tulis beliau. Sedang di sanadnya ada Muslim al-A'war, perawi ini dinilai daif oleh al-Nasa'i dan beberapa ulama lainnya. Hadis di atas didampingi dan dikuatkan oleh beberapa hadis lain, antara lain: (1) Hadis Anas yang diriwayatkan oleh al-Bukhari 205), Muslim (2870) dan lain-lain. (2) Hadis Abu Hurairah yang diriwayat oleh Ahmad (2/245), dan anak beliau dalam al-Sunnah (1334), serta Ibn Hibban (777, menurut penomoran buku Mawarid) dan lain-lain.
279. Ibn Abi al-Hatim dan al-Baihaqi meriwayatkan bahwa Ibn 'Abbas berkata: Sesungguhnya ketika seorang mukmin sedang sekarat maka para malaikat turun menyaksikannya. Mereka mengucapkan salam dan menyampaikan kabar gembira, yaitu kabar masuk surga. Bila ia wafat, mereka mengantar ke tempatnya disalatkan dan ikut menyalatkannya bersama manusia. Bila mayat itu dimasukkan ke kubur, maka ia didudukkan dan ditanya, "Siapa Tuhanmu?" la menjawab, "Tuhanku Allah Ditanya lagi, "Siapa rasulmu?" la menjawab, "Muhammad Ditanya lagi, "Apa syahadatmu?" la menjawab, "Asyhadu an la Ilaha ilallah wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah." Itulah tafsir firman Allah dalam ayat 27 surat Ibrahim, "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam hehidupan di dunia dan di akhirat." Lalu kuburnya diluaskan sejauh mata memandang.
Adapun ketika kafir sekarat, maka para malaikat turun mendatanginya lalu memukuli muka dan punggungnya. ketika mayatnya dimasukkan ke kubur, maka ia didudukkan di ditanya, "Siapa Tuhanmu?" Sedikit pun dia tidak menjawab pertanyaan mereka. Allah membuat mereka lupa atas hal ini. Dan ketika ditanya, "Siapakah Rasul yang diutus untukmu. Dia tidak mengetahui dan tidak menjawab pertanyaan mereka sedikit pun juga. Itulah tafsir firman Allah dalam ayat 27 surat Ibrahim, "Dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim."10
10 Hadis daif. Diriwayatkan oleh al-Nasa'i dalam al-Kubra, seperti ditulis dalam Tuhfah al-Asyraf karya al-Mizzi (5512), dan al-Baihaqi dalam 'Azab al-Qabr. (256). Di sanadnya ada Syuraik al-Qadhi, dia daif.
280. Juwaibir di dalam al-Tafsir meriwayatkan dari al-Dhahak bahwa Ibnu Abbas berkata,” Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam ikut mengantarkan mayat seorang dari kelompok Anshar ke kuburnya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam tiba di pekuburan ketika mayat belum dimakamkan. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam duduk dan para sahabat ikut duduk. Seolah-olah "ada burung di atas kepala mereka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam menatap tanah dengan tajam dan memukul-mukul tongkatnya ke tanah. Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam menengadah ke langit dan bersabda, "Saya berlindung kepada Allah dari azab kubur." Ucapannya itu diulanginya tiga kali. Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya ketika mukmin akan menuju akhirat dan meninggalkan dunia, maka malaikat maut mendatanginya dan duduk di dekat kepalanya. Dan para malaikat turun mendatanginya dengan membawa hadiah, air mawar, dan pakaian yang semuanya dari surga. Mereka duduk di sekitarnya dengan membentuk dua barisan. Panjang barisan mereka sejauh mata memandang. Lalu malaikat maut me-nyampaikan kabar gembira kepadanya dan diikuti oleh malaikat-malaikat lain. Roh orang itu keluar secara perlahan-lahan seperti air yang menetes dari mulut bejana. Roh itu keluar karena bahagia mendengar berita gembira yang disampaikan oleh malaikat maut.
"Ketika malaikat maut mencabut nyawanya, maka para malaikat langsung mengambilnya dari tangannya, memeluk serta segera menyelimutinya dengan hadiah-hadiah yang mereka bawa. Wangi harum roh itu menyebar dan memenuhi langit dan bumi. Malaikat berkomentar, 'Alangkah harumnya bau roh ini!' Malaikat lain berkata, 'Inilah bau harum roh seorang mukmin yang wafat hari ini.' Dan malaikat-malaikat itu berdo’a memohonkan ampun untuknya. Ketika malaikat-malaikat dan roh itu tiba di langit, maka pintu-pintu langit dibukakan untuknya. Semua pintu merindukannya dan berharap dilalui oleh roh itu. Ketika mereka melalui pintu amalnya, pintu itu menangis. Setiap kali melintasi malaikat-malaikat penghuni langit, mereka disambut dengan ucapan, 'Selamat datang, wahai roh yang baik, yang melaksanakan perintah Tuhannya.' Ketika mereka tiba di Sidratul Muntaha, para malaikat melapor kepada Tuhan, "Ya Tuhan, kami telah mencabut roh seorang mukmin yang bemama Polan ibn Polan.' Allah lebih mengetahui hal itu dari mereka dan berfirman, 'Kembalikan roh itu ke bumi! Dari bumilah Aku menciptakan manusia, kepadanya Aku mengembalikan mereka, dan darinya Aku membangkitkan kembali mereka.'
"Dan sesungguhnya mayat itu mendengar suara hentakan kaki kamu dan suara usapan tanganmu ketika kamu mulai beranjak meninggalkannya. Tiga orang malaikat—dua malaikat rahmat dan satu malaikat azab—mendatanginya. Mayat itu telah dikelilingi oleh amal-amal salehnya: salat dekat kedua kaki, puasa di dekat kepala, zakat di dekat tangan, sedekah di dekat tangan kiri, dan kebaikan serta akhlak mulianya di dekat dadanya. Setiap kali malaikat mendatangi dan mendekatinya, maka amal salehnya tampil menghadang dan melindunginya. Malaikat azab mengangkat sebuah tongkat besi, sebuah tongkat yang seandainya seluruh penduduk kota Mina berkumpul untuk mengangkatnya niscaya mereka tidak mampu mengangkatnya. Malaikat azab berkata, 'Wahai hamba yang saleh, seandainya amal-amal salehmu, yaitu salat, puasa, zakat, dan sedekah, tidak melindungimu, niscaya aku akan memukulmu dengan tongkat' ini sehingga percikan apinya memenuhi kuburmu.' (Lalu malaikat azab berkata kepada kedua malaikat rahmat—pen) 'Mayat ini untuk kamu berdua, dan kamu berdua untuknya
"Kemudian malaikat bertanya, 'Siapa Tuhanmu?' lalu Ia menjawab, 'Allah.' Malaikat bertanya lagi, 'Siapa nabimu?' menjawab, 'Muhammad.' Dua malaikat rahmat itu bertanya lagi, 'Dari mana Anda tahu?' la menjawab, 'Saya membaca Qur’an, meng-imani, dan membenarkannya.' Keduanya menghardiknya, dan hardikan itu adalah fitnah terbesar yang rasakan si mayat di dalam kubur. Lalu terdengar suara dari langit, 'Sungguh hamba-Ku itu benar. Bentangkanlah permadani surga untuknya, kenakanlah untuknya busana suci, percikkanlah minyak wangi surga ke tubuhnya, luaskan kuburnya sejauh mata memandang, dan bukakanlah dua pintu surga untuknya, sebuah pintu di dekat kepalanya dan lagi di dekat kedua kakinya!' Kedua malaikat rahmat berkata kepadanya, 'Tidurlah, layaknya pengantin baru di kamar pengantin. Anda tidak akan merasakan azab kubur.' Mayat itu berharap. 'Ya Tuhan. datangkanlah hari kiamat agar aku dapat menemui keluargaku, hartaku, dan pahala yang Engkau persiapkan untukku.' Dan pada hari kiamat nanti, ia dibangkitkan dari kuburnya dengan wajah yang putih berseri."11
11 Hadis sangat daif, karena di sanadnya ada Juwaibir, dia matruk (tidak diterima periwayatannya), dan al-Dhahhak tidak pernah bertemu dengan 'Abbas.
281. Imam Ahmad, al-Thabrani dengan sanad yang sahih, Ibn Abi al-Dunya, dan al-Ajuri dalam al-Syari'ah, meriwayatkan dari Ibn 'Umar, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam menyebut dua malaikat penguji di kubur. Lalu 'Umar bertanya, "Apakah ketika itu akal kami dimasukkan kembali ke dalam diri kami, wahai Rasulullah?" Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam menjawab, "Ya, seperti kondisi kamu pada hari ini." 'Umar berkata, "Hanya bedanya ketika itu di mulut kami ada kerikil."12
12 Hadis daif. Diriwayatkan oleh Ibn 'Adi dalam al-Kamil (2/450), Ibn Hibban (778), dan al-Ajuri dalam al-Syari'ah (hlm. 367). Di sanadnya ada peraw Hayyi ibn Abdillah al-Ma'arifi, dia daif dengan kadar kedaifan yang hampir mencapai tsiqah)
282. Al-Thabrani di dalam al-Mu'jam al-Kabir dengan sanad yang hasan dan al-Baihaqi di dalam 'Azab al-Qabr meriwayatkan bahwa Ibn Mas'ud berkata, "Sesungguhnya bila seorang muslim wafat, maka dia didudukkan di dalam kuburnya, lalu ditanya, 'Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Siapa nabi-mu?' la menjawab, 'Tuhanku Allah, agamaku Islam, dan nabiku Muhammad.' Lalu kuburnya dilapangkan dan ia memperoleh ketenangan di dalamnya." Kemudian Ibn Mas'ud membaca ayat 27 surat Ibrahim, "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat." a
a Yang dimaksud dengan "ucapan yang teguh" di sini ialah kalimah thayyibah atau "kalimat yang baik" yaitu La ilaha illallah.
"Dan sesungguhnya," lanjut Ibn Mas'ud, "bila mayat orang kafir dimasukkan ke dalam kubur dan didudukkan di dalamnya maka ia akan ditanya, Siapa Tuhanmu.' Apa agamamu.' siapa nabimu?' la menjawab, 'Saya ddak tahu.' Lalu kuburnya nyempit dan dia diazab di dalamnya." Kemudian Ibn Mas’udmembaca ayat 124 surat Thaha, "Dan barangsiapa berpaling dar peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit."13
13 Hadis daif. Diriwayatkan oleh al-Thabrani (13/144, no. 20771), dan al-Baihaqi dalam 'Azab al-Qabr (9). Di sanadnya ada al-Mas'udi 'Abd al-Rahman , dia pikun di akhir usianya.
283. Al-Baihaqi dan Ibn Abi Syaibah meriwayatkan bahwa ibn Mas'ud berkata:
Sesungguhnya mayat manusia akan didudukkan di dalam kubur dan ditanya, "Siapakah Anda?" Jika mayat itu mukmin, ia akan menjawab, "Saya adalah hamba Allah pada waktu idup dan mati. Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya." Lalu kuburnya dilapangkan seluas yang dikehendakinya. la melihat tempatnya di surga. Sehelai busana surga diberikan untuk dipakainya.
Sebaliknya, bila mayat itu kafir, maka ia ditanya, ' Siapa Anda?" la menjawab, "Saya tidak tahu." Lalu dikatakan padanya, "Anda tidak tahu!?" Ungkapan itu diulangi tiga, lalu kuburnya menyempit sehingga tulang-tulang rusuk menyatu dan ular-ular berkeluaran dari sudut-sudut untuk mematuk dan menggigitnya. Bila mayat itu mengaduh dan berteriak, maka mulutnya disumbat dengan segenggam api atau dengan besi. Dan sebuah pintu api neraka dibukan untuknya.14
14 Hadis hasan. Diriwayatkan oleh Ibn Abi Syaibah (3/377), dan al-Baihaqi dalam 'Azab al-Qabr (248). Sanadnya hasan, karena di sanadnya ada 'Ashim ibn Bahdalah yang adil tetapi sederhana daya ingatnya.
284. Al-Ajuri meriwayatkan dalam al-Syan'ah bahwa Mas'ud berkata:
Jika seorang hamba wafat, maka Allah mengutus beberapa malaikat kepadanya. Mereka memegang dan menahan rohnya di dalam lipatan kain kafannya. Dan ketika mayat diletakkan di dalam kuburnya, maka Allah mengutus dua malaikat yang menghardiknya. Mereka bertanya, "Siapa Tuhanmu?" la menjawab, "Allah Tuhanku." Mereka bertanya lagi "Apa agamamu?" la menjawab, "Agamaku Islam." Mereka bertanya lagi, "Siapa nabimu?" la menjawab, "Nabi saya Muhammad." Mereka berkata, "Anda benar, memang demikianlah keyakinan Anda di dunia dahulu." Lalu kedua malaikat itu berkata kepada malaikat-malaikat lain, "Berikanlah kepada selimut surga, selimutilah dia, dan perlihatkanlah kepada tempatnya di surga!"
Adapun mayat orang kafir, maka dipukul dengan sebuah pukulan yang percikan apinya sanggup memenuhi kubur itu. Atau kubur itu menyempit shingga tulang-tulang rusuknya menyatu, dan didatangi oleh ular-ular azab kubur yang lingkaran badannya sebesar leher unta.15
15 Hadis hasan. Diriwayatkan oleh al-Ajuri dalam al-Syari'ah (hlm. 367). Di sanadnya ada perawi 'Ashim ibn Bahdalah seorang qari yang terkenal, dan dia hasan.
285. Abu Daud, al-Hakim, dan al-Baihaqi meriwayatkan bahwa 'Utsman berkata, " Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam melintasi sebuah kuburan, dan seorang mayat baru saja dimakamkan. Beliau bersabda, 'Bacakanlah istigfar untuk saudaramu itu, dan do’a-in agar ia mampu menjawab pertanyaan dengan baik, karena ia sekarang sedang ditanya.'"16
16 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Abu Daud (3221), Abdullah ibn Ahmad dalam Zawaid al-Zuhd (hlm. 129), al-Hakim (1/370), al-Baihaqi (4/56), dan lain-lain
286. Ibn Abi Daud di dalam al-Ba'ts, al-Hakim di dalam Al-Tarikh, dan al-Baihaqi di dalam 'Azab al-Qabr meriwayatkan bahwa 'Umar ibn Khaththab berkata, " Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bertanya kepadaku, 'Bagaimana kondisimu bila engkau berada dalam kubur yang berukuran empat hasta panjangnya dan dua hasta lebarnya, dan engkau melihat malaikat Munkar dan Nakir?' Saya balik bertanya, 'Rasulullah, siapakah Munkar dan Nakir itu?' Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam menjawab, 'Dua malaikat penguji yang menggali tanah dengan gigi taringnya dan memijak rambutnya. Suara mereka seperti guntur yang menggetarkan, pandangan mereka seperti kilat yang menyambar, dan di tangan mereka ada tongkat besi. Seandainya seluruh penduduk kota Mina berkumpul untuk mengangkatnya, niscaya mereka tidak mampu. Tetapi bagi kedua malaikat itu, tongkat besi itu lebih ringan dari tongkatku ini. Mereka mengujimu, bila kamu tidak mampu menjawab, maka keduanya memukulmu hingga anda menjadi debu.' Saya bertanya, 'Ya Rasulullah, apakah ketika itu kondisi saya seperti saat ini?' Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam menjawab, 'Ya.' 'Umar berkata, 'Kalau begitu, saya mampu menghadapi mereka.'"17
17 Telah ditakhrij pada hadis no. 277.
287. Abu Nu'aim, Ibn Abi al-Dunya, al-Ajuri dalam al-Syariah, dan al-Baihaqi meriwayatkan bahwa 'Atha' ibn Yasar berkata " Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bertanya kepada 'Umar ibn al-Khaththab, 'Wahai 'Umar, bagaimana sikapmu bila engkau wafat, lalu sebuah liang yang panjangnya tiga hasta lebih sejengkal dan lebarnya satu hasta lebih sejengkal digali untukmu. Kemudian orang memandikan, mengafani, memercik-minyak wangi, mengusung, memasukkan mayatmu ke liang kubur, dan menimbunnya kembali dengan tanah. Ketika orang yang menguburkanmu meninggalkan kubur, Lalu dua orang malaikat penguji kubur, Munkar dan Nakir, mendatangimu. Suara mereka bagaikan guntur yang menggelegar. Sorot matanya bagaikan kilat yang menyambar. Keduanya membuatmu takut, kaget dan gemetar. Bagaimana sikapmu ketika itu, 'Umar?' 'Umar balik bertanya," Ya Rasulullah, apakah ketika itu akal saya bersama saya?' Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam menjawab, "Ya.' 'Umar berkata, 'Kalau begitu, saya mampu menghadapi mereka berdua.'" Hadis ini mursal dan mata rantai sanadnya tsiqah18
18 Hadis daif, karena statusnya hadis mursal.
288. Al-Bazzar meriwayatkan dari Mu'adz ibn Jabal bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda:
Sesungguhnya rumah yang penghuninya membaca Al-Qur’an akan memancarkan cahaya yang dijadikan pedoman para malaikat di langit, sebagaimana bintang yang bercahaya dijadikan pedoman dalam mengarungi lautan yang dan luas, dan juga dalam menempuh daratan yang luas, sepi lagi tandus. Apabila seorang pembaca Al-Qur’an wafat, cahaya rumahnya hilang. Malaikat memandang dari langit dan tak melihat cahaya lagi. Semua malaikat di lapisan langit menyambut rohnya, menyalatkannya, memohonkan ampunan kepada Allah untuknya hingga kiamat.
Dan semua orang yang mempelajari AlQur’an kemudian melakukan salat Tahajud pada malam hari, maka "malaikat berwasiat kepada "malam berikutnya" agar membangunkkanya dari tidur, dan agar malam itu membuatnya bahagia, Jika si pembaca Al-Qur’an itu wafat dan keluarganya mengurus mayatnya, maka Al-Qur’an datang dalam rupa yang indah elok. la berada di dekat kepalanya hingga mayat itu dikafani. Kemudian AlQur-an berada di atas dadanya di dalam kain kafan. Bila ia dimasukkan ke kubur, lalu kuburnya ditimbun kembali dengan tanah, dan para pengantar mulai meninggalkannya, malaikat Munkar dan Nakir datang dan mendudukkannya di dalam kubur. Lalu AlQur’an datang menghadang mereka. Malaikat berkata kepada Al-Quran, "Pergilah Anda dari sini, kami ingin bertanya kepadanya" la menjawab "Tidak, demi Tuhan pemilik Ka'bah! Dia adalah teman dan sahabat dekatku. Saya tidak akan menyerahkannya kepada musuh dalam kondisi apapun. Jika kamu berdua diperintahkan oleh Tuhan untuk melaksanakan sesuatu, kerjakanlah perintah itu! Dan biarkan aku di sini. Aku tidak akan meninggalkan nya hingga ia kubawa masuk ke surga." Kemudian AlQuran menatap mayat itu dan berkata, "Akulah AlQuran yang dahulu engkau baca dengan suara maupun tanpa suara. Anda mencintaiku dan akulah kekasihmu. Siapa yang aku cintai, maka Allah mencintainya. Setelah pertanyaan Munkar dan Nakir, Anda tidak akan lagi menemui kesusahan dan kesedihan apa-pun." Lalu malaikat Munkar dan Nakir menanyainya, kemudian meninggalkannya.
AlQuran berkata kepada si mayat, "Aku akan membentangkan permadani yang halus untukmu dan selimut yang baik dan indah untukmu, karena Anda telah tidak tidur pada malam hari dan bekerja keras pada siang hari." AlQuran naik ke langit dengan cepat melebihi kecepatan kedipan mata. Dia memohon kepada Allah akan apa yang dijanjikannya itu. Allah mengabulkan permohonannya. la turun beserta seribu malaikat utama langit keenam. AlQuran bertanya kepada mayat, "Apakah Anda merasa kesepian? Saya meninggalkan Anda untuk menghadap Allah dan mengambil permadani dan selimut. Sekarang saya telah membawanya. Berdirilah agar para malaikat dapat membentangkan permadani untuk Anda."
Lalu para malaikat mengangkatnya dengan lemah lembut. Kuburnya diperluas sejauh perjalanan empat ratus tahun. Dan mayat itu diletakkan di permadani yang bagian dalamnya terdiri dari sutera hijau dan dilumuri minyak wangi. Dibagian kaki dan kepalanya diletakkan bantal yang terbuat dari sutera halus dan tebal. Dia diterangi oleh dua buah lampu surga di dekat kepala dan kedua kakinya. Kedua lampu itu menyala hingga hari kiamat. Malaikat membaringkannya diatas lambung kanannya menghadap kiblat. Kemudian dia diberi setangkai bunga yasmin dan diletakkan di atas tubuhnya. Mayat dan AlQuran menetap di kubur hingga hari kiamat. Setiap siang dan malam, AlQuran menemui keluarga si mayat di dunia untuk menyampaikan beritanya kepada mereka. AlQuran memperhatikan dan merawatnya seperti perhatian dan perawatan orang tua yang sayang terhadap anaknya. Ketika anak si mayat mempelajari AlQuran, maka AlQuran menyampaikan berita gembira itu kepadanya. Sebaliknya, jika keturunannya menjadi orang-orang jahat, maka AlQuran mendo’akan mereka agar menjadi orang-orang yang saleh.
Hadis ini gharib. Dalam mata rantai sanadnya ada perawi majhul (biografinya tidak dikenal) dan munqathi' (terputus) 19
19 Hadis daif. Lihat al-Haitsami: Majma' al-Zawaid (2/256).
289. Imam Ahmad, al-Bazzar, Ibn Mardawaih, al-Baihaqi dan Ibn Abi al-Dunya dengan sanad yang sahih meriwayatkan bahwa Abu Sa'id al-Khudri berkata: Saya ikut mengurus pemakaman jenazah seseorang bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam dan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya umat ini akan diuji di kuburnya. Ketika jenazah seseorang dimakamkan dan ditinggalkan oleh para pengantarnya, Maka seorang malaikat dengan membawa sebuah palu datang, mendudukkannya, lalu bertanya, 'Bagaimana pendapatmu mengenai orang ini?' Bila jenazah itu mukmin, ia akan menjawab 'Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.' Malaikat berkata, 'Anda benar.' Kemudian sebuah pintu yang menghadap ke arah neraka dibukakan untuknya, dan malaikat berkata, 'Ini tempatmu seandainya Anda orang kafir. Tetapi karena Anda orang beriman, maka inilah tempatmu.' Lalu dibukakan untuknya sebuah pintu yang menghadap ke arah surga. Malaikat itu ingin bangkit dari kuburnya menuju surga itu, tetapi malaikat berkata, 'Menetaplah di sini!' Dan kuburny pun diperlua.
"Mayat kafir atau munafik juga ditanya oleh malaikat dengan pertanyaan yang sama, yaitu, 'Bagaimana pendapatmu mengenai orang ini?' Mayat itu menjawab, 'Saya tidak tahu. Saya mendengar pendapat orang lain mengenainya. Malaikat berkata, 'Anda tidak tahu, tidak membaca, dan tidak memperoleh petunjuk.' Kemudian sebuah pintu yang menghadap ke arah surga dibukakan untuknya dan dikatakan padanya, 'Inilah tempat anda seandainya anda beriman. tapi karena Anda kafir, maka Allah telah menggantikan dengan ini.' Dan sebuah pintu yang menghadap ke arah neraka dibukakan untuknya. Kemudian malaikat memukul dengan palu. Suara pukulan itu didengar oleh semua mahluk selain manusia dan jin."
Sebagian sahabat berkata, "Ya Rasulullah, tentunya tidak ada orang yang tidak takut melihat malaikat datang dengan membawa palu!?" Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam menjawab dengan membaca firman Allah ayat 27 surat Ibrahim:
"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam hehidupan di dunia dan di akhirat."
290. Ibn Abi Hatim meriwayatkan bahwa Abu Qatada Anshari berkata:
Apabila seorang mukmin wafat, maka ia akan didudukkan di kuburnya dan ditanya, "Siapa Tuhanmu?" la menjawab, "Allah." Ditanya lagi, "Siapa nabimu?" la menjawab, "Muhammad ibn Abdillah." Dua pertanyaan itu diulangi sebanyak tiga kali. Kemudian sebuah pintu yang menghadap ke arah neraka dibukakan untuknya, dan malaikat berkata, "Lihatlah tempat Anda bila Anda salah menjawab!" Kemudian sebuah pintu yang menghadap ke arah surga dibukakan untuknya, dan malaikat berkata, "lihatlah tempat Anda di surga karena Anda menjawab dengan benar."
Apabila orang kafir wafat, maka ia akan didudukkan di kuburnya dan ditanya, "Siapa Tuhanmu dan siapa nabimu?" la menjawab, "Saya tidak tahu. Saya hanya mendengar pendapat sebagian orang." Malaikat berkata, "Anda tidak tahu!?" Kemudian sebuah pintu yang menghadap ke arah surga dibukakan untuknya, dan dikatakan kepadanya, "Lihatlah tempat Anda Seandainya Anda menjawab dengan benar.” Kemudian sebuah pintu yang menghadap ke arah neraka dibukakan untuknya, dan dikatakan kepadanya, "Lihatlah tempat Anda karena Anda menjawab dengan salah!" Itulah tafsir firman Allah ayat 27 surat Ibrahim, "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu di dalam kehidupan dunia dan di akhirat."
Ucapan yang teguh di dunia ialah kalimat tauhid "la ilaha illallah." Adapun di akhirat ialah ketika menjawab pertanyaan malaikat di kubur.
291. Al-Turmudzi dengan sanad hasan, Ibn Abi al-Dunya, dan al-Ajuri di dalam al-Syari'ah meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda:
“Apabila seorang mayat dikuburkan, maka dua malaikat yang tubuhnya berwarna hitam dan biru mendatanginya. Nama mereka adalah Munkar dan Nakir. Keduanya bertanya pada si mayat, "Bagaimana pendapatmu mengenai orang ini?'' la menjawab seperti keyakinannya di dunia, "Dia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya" Kedua malaikat berkata, "Kami sudah mengetahui sebelumnya jawaban Anda." Lalu kuburnya diperluas, panjang dan lebarnya masing-masing tujuh puluh hasta, dan diberi cahaya yang meneranginya. Malaikat berkata, "Tidurlah!" Si mayat memohon, "Izinkan aku kembali ke dunia untuk menyampaikan berita gembira ini kepada keluargaku!" Malaikat berkata, "Tidurlah, seperti pengantin baru yang hanya dibangunkan oleh orang yang paling disayanginya!" la tidur hingga Allah SWT membangkitkannya pada hari kiamat.
Apabila mayat yang ditanya itu orang munafik, maka ia menjawab, "Saya mendengar manusia mengucapkan sesuatu tentang dirinya, lalu saya mengikuti ucapan mereka, sedang saya sendiri tidak tahu." Kedua malaikat berkata, "Kami sudah mengetahui jawaban Anda sebelumnya." Dikatakan kepada bumi, "Merapatlah!" Lalu tanah kuburnya pun merapat menghimpitnya sehingga tulang-tulang rusuknya menyatu. Dan ia disiksa di kuburnya hingga hari kiamat.20
20 Hadis sahih. lihat Majma'al-Zawaid (3/50-51).
292. Al-Thabrani di dalam al-Awsath meriwayatkan bahwa Abu Hurairah berkata: Kami ikut mengurus pemakaman jenazah seseorang bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam. Ketika jenazah sudah dimakamkan dan para sahabat berangkat meninggalkan kuburan, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya pada saat ini si mayat mendengar gesekan alas kaki kamu. Malaikat Munkar dan Nakir mendatanginya. Mata kedua malaikat itu besarnya seperti panci tembaga, gigi taringnya seperti tanduk banteng, dan suaranya seperti guntur. Keduanya mendudukkan dan menanyai mengenai Tuhan dan Nabinya. Bila mayat itu di dunia menyembah Allah, ia akan menjawab, 'Saya menyembah Allah dan nabi saya adalah Muhammad SAWW Beliau datang dengan membawa penjelasan-penjelasan, lalu kami beriman kepada-Nya nya dan mengikutinya.' Itulah tafsir firman Allah ayat 27 surat Ibrahim, 'Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu di dalam kehidupan di dunia da akhirat.' Dikatakan kepadanya, 'Anda hidup dengan memeluk keyakinan yang benar dan demikian pula kondisi Anda ketika wafat dan pada hari berbangkit nanti.' Kemudian sebuah pintu yang menghadap ke arah surga dibukakan untuknya dan kuburnya pun dilapangkan.
"Sebaliknya, bila mayat itu di dunia adalah orang yang ragu terhadap kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam maka ia menjawab, 'Saya ridak tahu, saya mendengar manusia mengucapkan sesuatu, lalu saya mengikuti ucapan dan pendapat mereka.' Dikatakan kepadanya, 'Anda hidup dengan keraguan, dan demikian pula kondisi Anda ketika wafat pada hari berbangkit nanti.' Kemudian sebuah pintu yang menghadap ke arah neraka dibukakan untuknya, dan ia didatangi oleh sejumlah kalajengking dan ular tinnin yang menggigit dan mematuknya. Seandainya seekor kalajengking atau ular itu menghembuskan nafasnya di atas tanah di dunia, niscaya tanah itu menjadi tandus. Dan bumi diperintah agar menyiksanya, lalu bumi merapat dan menghimpitnya sehingga tulang-tulang rusuknya menyatu."21
21 Hadis hasan. Diriwayatkan oleh al-Turmudzi (1071), Ibn Hibban (870, menurut penomoran buku Mawarid ), al-Ajuri dalam al-Syari'ah (hlm.365), Al-Baihaqi dalam 'Azab al-Qabr (68). Lihat juga al-Silsilah al-Shahihah (1391)
293. Al-Thabrani di dalam al-Awsath, Ibn Abi Syaibah, Ibn Ibn Jarir, Ibn Hibban di dalam al-Shahih, Ibn Mardawih, al-Hakim, al-Baihaqi, dan Hannad al-Sari di dalam al-Zuhd meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda:
“Demi Allah, Tuhan yang menguasai jiwaku, sesungguhnya; apabila mayat seseorang telah diletakkan di dalam kuburnya, 'maka ia mendengar suara gesekan alas kaki para pengantarnya ketika mereka pergi meninggalkannya. Bila mayat itu mukmin, maka salat berada di arah kepalanya, zakat di sebelah kanannya, puasa di sebelah kirinya, dan amal-amal baiknya di arah kedua kakinya. Azab mendatanginya dari arah 'kepala, lalu salat berkata, "Tidak ada jalan masuk dari sini." 'Azab datang dari arah kirinya, lalu puasa berkata, "Tidak ada jalan masuk dari sini." Azab datang dari arah kedua kakinya, lalu amal-amal baiknya berkata, "Tidak ada jalan masuk dari sini.'' Dan dikatakan kepada si mayat, "Duduklah!" Lalu ia duduk, dan diperlihatkan kepadanya pemandangan matahari menjelang tenggelam. Dan dikatakan kepadanya, "Jawablah pertanyaan-pertanyaan kami!" la berkata, "Izinkanlah aku mengerjakan salat!" Dikatakan kepadanya, 'Anda diizinkan dan dapat melaksanakannya, tetapi jawablah pertanyaan-pertanyaan kami lebih dahulu!" la berkata, "Apa yang akan Anda tanyakan kepada saya?" Dikatakan kepadanya, "Bagaimana pendapatmu mengenai orang ini yang hidup di dunia bersamamu, yakni Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam?" la menjawab, "Saya bersaksi bahwa ia adalah Rasul Allah. la membawa bukti-bukti dari Tuhanku, lalu saya membenarkan dan mengikutinya." Dikatakan kepadanya, "Anda benar, dengan keyakinan yang benar itu Anda hidup, dengan kondisi seperti itu pula Anda wafat dan akan dibangkitkan, Insya Allah." Lalu kuburnya dilapangkan sejauh mata memandang. Itulah tafsir Allah dalam ayat 27 surat Ibrahim, "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu didalam kehidupan di dunia dan di akhirat." Dan dikatakan, "Bukakanlah untuknya sebuah pintu yang menghadap ke arah neraka!” Lalu sebuah pintu yang menghadap ke arah neraka dibukakan untuknya. Dan dikatakan, "Inilah tempatmu, seandainya Anda durhaka kepada Allah." Kegembiraannya bertambah mendengar ucapan itu. Dan dikatakan, "Bukakanlah untuknya sebuah pintu yang menghadap ke arah surga!" Lalu pintu itu dibukakan untuknya, dan dikatakan, "Inilah tempatmu yang dipersiapkan oleh Allah untukmu." Kegembiraan semakin bertambah besar mendengar ucapan itu. Lalu tubuh nya dikembalikan ke tanah yang merupakan asal kejadiannya. Sedang rohnya dimasukkan ke dalam tubuh suatu mahkluk hidup yang baik, yaitu burung-burung berwarna hijau memakan buah-buahan pohon surga.
Bila mayat itu kafir, maka azab mendatanginya diri nya dari arah kepala dan tidak ada yang menghadangnya. Azab datang dari arah kedua kakinya dan tidak ada yang menghadangnya. Mayat itu duduk dengan penuh rasa takut.
la ditanya, "Bagaimana pendapatmu mengenai orang yang hidup di dunia bersamamu? Dan bagaimana kesaksianmu kepadanya?" Mayat itu tidak mengetahui siapa yang dimaksud oleh malaikat itu. Dikatakan kepadanya, Muhammad, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam" Lalu ia menjawab, "Saya mendengar manusia mengatakan sesuatu tentangnya dan saya mengikuti apa yang mereka katakan." Dikatakan kepadanya, Anda benar, dengan kondisi seperti itu Anda wafat dan dibangkitkan, Insya Allah." Lalu kuburnya menghimpitnya sehingga tulang-tulang rusuknya menyatu. Itulah tafsir firman Allah ayat 124 surat Thaha, "Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit." dikatakan, "Bukakanlah untuknya sebuah pintu surga!" Lalu pintu yang menghadap ke arah surga dibukakan untuknya. Dan dikatakan kepadanya, "Inilah tempatmu dan ganjaran pahala yang dipersiapkan oleh Allah untukmu seandainya Anda patuh dan taat kepada-Nya." Kesedihan dan penyesalannya bertambah dengan pemandangan dan ucapan itu. Kemudian dikatakan, "Bukakanlah untuknya sebuah pintu menghadap ke arah neraka!" Pintu itu dibuka, dan dilihatkan kepadanya, "Inilah tempatmu dan siksaan yang dipersiapkan oleh Allah untukmu." Kesedihan dan penyesalannya semakin bertambah besar.22
22 Hadis daif. Lihat Majma' al-Zawaid (3/57).
Abu 'Umar al-Dharir berkata, "Saya bertanya kepada Hammad ibn Salamah, 'Apakah orang itu (yang menjawab, "Saya mendengar manusia mengatakan sesuatu tentangnya dan saya mengikuti apa yang mereka katakan"—pen.) mus-lim?' Beliau menjawab, Ya.'"
Abu 'Umar berkata lagi, "Orang itu mengucapkan dua kalimat syahadat, tapi hatinya tidak meyakini apa yang diucap-kannya. Dia hanya mendengar manusia mengatakan sesuatu dan mengikutinya begitu saja."23
23 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Ahmad (2/445), Ibn Ahmad dalam al-Sunnah (1314), al-Bazzar (1/413), Ibn Hibban (781, menurut penomoran Mawarid , al-Baihaqi dalam 'Azab al-Qabr (71), Hannad dalam al-Zuhd (338), Ibn Abi Syaibah (3/383), al-Thabari dalam Tafsisirnya (13/143), dan lain-lain.
294. Al-Thabrani di dalam al-Mu'jam al-Awsath dan Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Abu Hurairah berkata, "Bila seorang mayat diletakkan di kubur, maka amal-amal salehnya datang mengelilinginya. Bila azab datang dari arah kepalanya, maka bacaan Alquran menghadangnya. Bila azab datang dari arah kakinya, maka salat malamnya menghadangnya. Jika azab datang dari arah tangannya, maka kedua tangannya berkata, 'Demi Allah, dia mengulurkan kami untuk bersedeqah. dan berdoa. Tidak ada jalan masuk dari sini.' Bila azab datang dari arah mulutnya, maka zikir dan puasanya menghadangnya. Demikian juga salatnya. Sedangkan sikap sabarnya berada dan menunggu di suatu sudut kubur. la berkata, 'Saya nunggu di sini. Bila saya melihat ada celah yang kosong tampa penghalang, maka saya akan maju untuk menghadang azab itu.' Amal-amal salehnya itu mengawal dan membelanya seperti pembelaan seseorang terhadap saudara, istri, dan anaknya. Lalu dikatakan kepadanya, 'Tidurlah! Semoga Allah memberkahi masa tidurmu. Teman-teman karibmu adalah teman-teman yang paling baik dan sahabat-sahabatmu adalah sahabat-sahabat yang paling baik.'"
295. Ibn Abi al-Dunya juga meriwayatkan bahwa Abu Hurairah berkata: Bila seorang mukmin wafat dan rohnya keluar dari tubuh, maka para malaikat berkata, "Sebuah roh yang keluar dari tubuh yang baik." Ketika mayatnya dibawa kekubur, maka ia senang pemakamannya disegerakan. Bila mayatnya dimasukkan ke dalam kubur dan azab datang untuk menyiksa kepalanya, maka sujudnya muncul menghadang azab. Azab datang untuk menyiksa perutnya, lalu puasa muncul menghadangnya. Azab datang untuk menyiksa tangan nya, lalu sedekahnya muncul menghadangnya. Azab dating untuk menyiksa kedua kakinya, lalu salatnya yang menggunakan kedua kakinya itu dan perjalanan kakinya ke masjid muncul menghadangnya. Setelah itu, mayat mukmin tersebut tidak lagi merasa takut, sedang sebagian manusia terus ketakutan. Bila mayat itu melihat tempatnya di surga dan balasan amal baiknya, maka ia berkata, "Ya Tuhanku, antarkanlah aku ketempatku itu." Lalu dijawab, "Masih ada saudara-saudaramu (lelaki dan perempuan) yang belum wafat dan belum bergabung denganmu. Tidurlah dengan tenang!"
Dan bila seorang kafir wafat dan rohnya keluar dari tubuhnya, maka para malaikat berkata, "Sebuah roh yang jahat keluar dari tubuh yang jahat." Ketika mayatnya dibawa kekubur, maka ia senang bila pemakamannya diperlambat. Ia menjerit jerit, "Ke mana kamu membawa saya?" Bila mayat itu melihat tempatnya di neraka dan balasan amal jahatnya, maka ia berkata, "Ya Tuhanku, kembalikanlah aku ke dunia, agar aku bertobat dan beramal saleh." Lalu dijawab, "Engkau sudah hidup di dunia sepanjang umurmu." Lalu kuburnya mulai menghimpit sampai tulang-tulang rusuknya menyatu. Ia terus meraung-raung kesakitan seperti orang yang digigit binatang berbisa. la tidur dengan gelisah dan rasa takut.! Sedang ular-ular dan kalajengking-kalajengking menggigiti tubuhnya.
296. Al-Bazzar meriwayatkan dari Abu Hurairah, dan ia menyandarkan hadis ini kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam, ia berkata:
“Sesungguhnya jika mukmin sedang sekarat dan melihat apa yang dilihatnya, ia berharap agar rohnya dicabut. Dan Allah SWT senang bertemu dengannya. Lalu rohnya dibawa naik ke langit dan disambut oleh roh-roh orang mukmin lainnya. Mereka bertanya kepadanya mengenai kabar penduduk-penduduk bumi yang mereka kenal. Bila roh itu menjawab, "Saya tinggalkan si Polan di dunia," maka mereka senang mendengar jawaban itu. Sebaliknya, bila ia menjawab, "Si Polan sudah wafat," maka mereka berkata, "Ruhnya tidak datang dan bergabung dengan kami." Hal itu karena rohnya datang dan bergabung dengan roh-roh penghuni neraka. Sesungguhnya orang mukmin itu didudukkan di kubur-nya dan ditanya, "Siapa Tuhanmu?" la menjawab, "Tuhanku Allah." Ditanya, "Siapa nabimu?" la menjawab, "Nabiku Muhammad." Ditanya lagi, "Apa agamamu?" la menjawab, "Agamaku Islam." Lalu sebuah pintu kuburnya dibuka dan dika-takan, "Lihatlah tempatmu di surga dan tidurlah dengan tenang!" Pada hari kiamat Allah membangkitkan dia dari kuburnya dan ia merasa seolah-olah hanya tidur sebentar sekali.
Sementara jika musuh Allah sedang sekarat dan melihat apa yang dilihatnya, maka ia sama sekali tidak senang rohnya dicabut. Dan Allah SWT benci bertemu dengannya. Bila mayat itu didudukkan di kuburnya dan ditanya, "Siapa Tuhanmu?" la menjawab, "Saya tidak tahu." Lalu dikatakan kepadanya, "Dahulu (di dunia) Anda juga tidak mengenal Tuhanmu." Lalu ia ditanya lagi, "Siapa nabimu?" la menjawab, "Saya tidak tahu." Lalu dikatakan kepadanya, "Dahulu Anda juga tidak mengenal nabimu." la ditanya lagi, "Apa agamamu?" la menjawab, "Saya tidak tahu." Lalu dikatakan kepadanya, "Dahulu di dunia Anda juga tidak mengenal agamamu." Lalu sebuah pintu api neraka dibukakan untuknya. Dan dari kuburnya itu ia dapat melihat neraka. Kemudian ia dipukul sekali, yang suaranya terdengar oleh semua makhluk melata selain jin dan manusia. Kemudian dikatakan kepadanya, "Tidurlah, seperti tidurnya orang yang tergencet!"
Abu Hurairah ditanya, "Apa yang dimaksud dengan orang yang tergencet'?" Abu Hurairah menjawab, "Yaitu yang digigit oleh binatang melata dan ular, ditambah kuburnya itu menghimpitnya. 24
24 Diriwayatkan oleh al-Bazzar (874). Al-Haitsami dalam al-Majma' (3/52) menulis "Hadis ini diriwayatkan oleh al-Bazzar, semua perawinya tsiqah kecuali Sa’id Ibn Bahr al-Qarathisi, karena kami tidak mengenalnya."
297. Ibn Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bahwa beliau bersabda:
“Sesungguhnya mayat diusung ke kuburny. mayat orang saleh akan duduk dengan tenang tanpa rasa takut di kubur. Mayat itu ditanya, "Apa agamamu ketika hidup di dunia dahulu?" la menjawab, "Agamaku Islam." Lalu ditanya' "Siapa orang ini?" la menjawab, "Muhammad, utusan Allah. la menyampaikan kepada kami penjelasan-penjelasan dari Allah SWT. dan kami membenarkannya." Lalu ditanya lagi "Apakah Anda pernah melihat Allah?" la menjawab, "Tidak! tidak mungkin seseorang melihat Allah." Lalu sebuah pintu kubur yang menghadap ke arah neraka dibuka. la melihat api neraka bergejolak dengan dahsyatnya. Dikatakan kepadanya "Lihatlah azab yang telah Allah hindarkan Anda dari nya. Lalu sebuah pintu kubur yang menghadap ke arah surga dibuka. la pun melihat keindahan surga dan isinya. Dikatakan kepadanya, "Inilah tempatmu. Anda hidup dengan menganut keyakinan yang benar, dengan kondisi itujuga Anda wafat dan dibangkitkan, Insya Allah."
Sedang mayat orang jahat dan durhaka akan diduduki dengan rasa takut dan cemas di kuburnya. la ditanya, "Apa agamamu ketika hidup di dunia dahulu?" la menjawab, "Saya tidak tahu." Lalu ditanya lagi, "Siapa orang ini?" la menjawab "Saya mendengar orang mengatakan sesuatu tentangnya dan saya mengikuti perkataan orang itu." Lalu sebuah pintu kubur yang menghadap ke arah surga dibuka. la melihat keindahan surga dan isinya. Dikatakan kepadanya, "Lihatlah nikmat yang telah Allah palingkan darimu!" Kemudian sebuah pintu kubur yang menghadap ke arah neraka dibuka. la melihat neraka bergejolak dengan dahsyatnya. Dikatakan kepadanya, "Inilah tempatmu. Anda hidup dengan meragukan kebenaran agama Islam, dengan kondisi itu juga Anda wafat, dan dibangkitkan, Insya Allah."25
25 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Ibn Majah (4268) dengan sanad yang sahih.
298. Al-Bukhari meriwayatkan bahwa Asma' binti Abu Bakar mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda:
“Sesungguhnya saya menerima wahyu bahwa kalian akan diuji di kubur. Mayat ditanya, "Bagaimana pengetahuan kamu tentang orang ini?" Jika ia mukmin, lelaki atau perempuan, maka ia akan menjawab, "Dia adalah Muhammad, utusan Tuhan. Dia membawa penjelasan-penjelasan dan petunjuk, lalu kami membenarkan dan mengikutinya." Dikatakan kepadanya, "Kami mengetahui Anda adalah orang beriman. Tidurlah dengan tenang!"
Sebaliknya, jika ia orang munafik atau orang yang ragu-ragu, ia akan menjawab, "Saya mendengar orang menyatakan sesuatu tentangnya dan saya mengikuti perkataan itu."26
26 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari (1/82), Muslim (1/624, menurut penomoran 'Abdul Baqi), Ahmad (6/345), al-Thabrani dalam al-Kabir (juz 24 no. 313), al-Nasa'i (4/103 dan 104) dan lain-lain.
299. Imam Ahmad meriwayatkan dari Asma' bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda:
“Apabila mayat mukmin dimasukkan ke dalam kubur, maka amal salehnya yang berupa salat dan puasa akan datang mengelilinginya. Malaikat azab datang dari arah salatnya berada, lalu salat menghadangnya. Malaikat azab datang lagi dari arah puasanya berada, yang segera dihadang oleh puasanya. Lalu malaikat berkata, "Duduklah!" Si mayat pun duduk. Malaikat bertanya, "Bagaimana pendapatmu mengenai orang ini?" Si mayat balik bertanya, "Siapa?" Malaikat menjawab, "Muhammad" Mayat menjawab, "Saya bersaksi bahwa dia adalah rasul Allah." Malaikat bertanya lagi. "Dari mana Anda tahu? Apakah Anda pernah bertemu dengannya?" la menjawab, "Tidak, tapi saya bersaksi bahwa dia rasul Allah." Malaikat berkata, "Dengan keyakinan itulah Anda hidup dan wafat serta dibangkitkan."
Sebaliknya, jika mayat itu jahat atau kafir, maka malaikat mendatanginya dan bertanya, "Bagaimana pendapatmu tentang orang ini?" la balik bertanya, "Siapa?" Malaikat menjawab, "Muhammad." la menjawab "Sumpah, saya tidak tahu. Saya pernah mendengar orang menyatakan sesuatu tentang '" Muhammad dan saya mengikuti perkataan orang-orang itu." Malaikat berkata, "Dengan keyakinan itulah Anda hidup, wafat, serta dibangkitkan." Lalu Allah mengirim seekor binatang ke dalam kuburnya dengan membawa sebuah cambuk yang simpul ujungnya seperti bulu leher unta. Binatang itu memukulinya. Binatang itu tidak dapat mendengar jeritannya, sehingga tidak mungkin mengasihaninya.27
27 Hadis shahih. Diriwayatkan oleh Ahmad (6/352) dengan sanad yang shahih
300. Imam Ahmad dan al-Baihaqi dengan sanad yang shahih meriwayatkan bahwa 'Aisyah berkata:
“Seorang wanita Yahudi datang ke rumahku dan meminta makanan. Dia berkata, "Berilah aku makanan, semoga Allah melindungi Anda dari fitnah dajal dan azab kubur!" Saya tetap membiarkannya di depan pintu. Lalu saya menghadap Rasulullah dan bertanya, "Ya Rasulullah, apakah yang dikatakan oleh wanita Yahudi itu?" Rasulullah balik bertanya, "Apa katanya?" Aku jawab, "la berkata, 'Semoga Allah melindungi kamu dari fitnah dajal dan azab kubur.'" Lalu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam mengangkat kedua tangannya dan meminta perlindungan kepada Allah dari fitnah dajal dan azab kubur. Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Mengenai fitnah dajal, ketahuilah, seluruh nabi telah memperingatkan umatnya tentang hal ini. Dan aku akan memperingatkan kamu darinya dengan ungkapan yang tidak pernah disebutkan oleh para nabi sebelumku. Dajal itu ialah seorang makhluk bermata satu, sedang Allah tidak bermata satu. Di antara kedua matanya tertulis kata kafir. Kata itu dapat dibaca oleh seluruh mukmin "Mengenai fitnah kubur, maka tentang dirikulah kamu akan diuji dan ditanya.
Jika mayat itu baik, maka ia didudukkan di kuburnya tanpa rasa cemas dan takut. Kemudian ditanya, 'Apa agamamu?' la menjawab, 'Agamaku Islam.' Lalu ditanya, 'Siapakah orang yang dahulu hidup bersamamu ini?' la menjawab, 'Muhammad Rasulullah. Dia membawa keterangan-keterangan dari Tuhan, lalu kami membenarkannya." Lalu sebuah pintu kubur yang menghadap ke arah neraka dibuka. la melihat neraka bergejolak dengan dahsyatnya. Dikatakan kepadanya, 'Lihatlah azab yang telah Allah selamatkan kamu darinya!' Lalu dibuka sebuah pintu kubur yang menghadap ke arah surga. la melihat keindahan surga dan isinya. Dikatakan kepadanya, 'Inilah tempatmu. Dengan keyakinan yang benar Anda hidup dan wafat serta dibangkitkan, Insya Allah.
Sebaliknya, apabila mayat itu jahat, maka ia dudukkan di kuburnya dengan rasa cemas dan takut. la ditanya, 'Apa agamamu?' la menjawab, 'Saya tidak tahu.' la ditanya lagi, 'Siapa orang yang dahulu hidup bersamamu ini?' la menjawab, 'Saya mendengar orang menyatakan sesuatu mengenai dirinya dan saya mengikuti perkataan orang itu.' Lalu sebuah pintu kubur yang menghadap ke arah surga dibuka. la melihat keindahan surga dan isinya. Dikatakan kepadanya, 'Lihatlah nikmat yang telah Allah palingkan darimu!' Kemudian sebuah pintu kubur yang menghadap ke arah neraka dibuka. la melihat neraka bergejolak dengan begitu dahsyatnya. Dikatakan kepadanya, 'Inilah tempatmu. Dengan keraguan Anda hidup dan dengan itu pula Anda wafat serta dibangkitkan, Insya Allah.' Kemudian dia disiksa."28
al-Baihaqi juga meriwayatkan lafal hadis di atas dari Abu Hurairah.
28 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari (11/151), Muslim dan selain keduanya.
301. Al-Bazzar meriwayatkan bahwa 'Aisyah berkata, "Saya bertanya, 'Ya Rasulullah, umat ini akan diuji di kuburnya. Lalu bagaimana dengan diriku, sedang aku wanita yang lemah?' Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam menjawab dengan membaca ayat 27 surat Ibrahim, 'Allah meneguhkan (iman) orang yang beriman dengan perkataan yang teguh dalam kehidupan dunia dan akhirat.'"29
29 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman (2/322—323) dan selainnya.
302. Al-Baihaqi meriwayatkan bahwa 'Aisyah berkata, " Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, 'Tentang dirikulah penghuni-penghuni kubur akan diuji.'" 'Aisyah berkata lagi, "Tentang fitnah kubur itulah turunnya ayat 27 surat Ibrahim, 'Allah meneguhkan (iman) orang yang beriman, dengan perkataan yang yang teguh"30
30 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam 'Azab al-Qabr (15) dan Syu’ab al-Iman (2/312).
303. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan dari 'Aisyah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda:
“Apabila keranda mayat orang mukmin dibawa ke kubur, maka mayat itu berseru, "Saya mohon dengan menyebut nama Allah, segerakanlah pemakamanku!" Apabila ia dimasukkan ke kuburnya, maka amal-amal salehnya datang mengelilinginya. Salatnya berada di sebelah kanan, puasa di sebelah kiri, dan amal saleh di kedua kakinya. Salat berkata kepada yang akan menyiksa mayat, "Kamu tidak bisa masuk melalui jalan ini, karena ia mengerjakan salat." Azab datang dari sebelah kiri mayat dan puasanya segera berkata, "Dia berpuasa dan menahan dahaga." Azab pun tidak bisa masuk. Lalu ia mendatanginya dari arah kedua kaki, tetapi amal-amal saleh menghadangnya dan malaikat azab pun tidak dapat masuk.
Sebaliknya, bila mayat itu bukan mukmin, maka ia akan menjerit jerit dengan suara yang dapat didengar oleh seluruh makhluk selain manusia. Bila manusia mendengarnya tentu ia akan pingsan ketakutan.
304. Abu Nu'aim meriwayatkan di dalam al-Hilyah bahwa Thawus berkata, "Mayat-mayat itu diuji di kubur mereka, selama tujuh hari. Karena itu mereka senang bila keluarga mereka bersedekah untuk mereka selama tujuh hari tersebut 31
31 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam al-Hilyah (4/11) dengan sanad yang sahih dari Thawus.
305. Imam al-Turmudzi meriwayatkan di dalam Nawadir al-Ushul bahwa Sufyan al-Tsauri berkata, "Apabila mayat ditanya, 'Siapa Tuhanmu?' maka setan segera menampak diri kepadanya dalam sebuah bentuk. Sambil menunjuk nya, setan berkata, 'Aku adalah Tuhanmu.'"
Imam al-Turmudzi berkata, "Pendapat Sufyan di atas dukung oleh hadis Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam ketika menguburkan mayat. Ketika itu beliau berdoa:
“Ya Allah, selamatkanlah dia dari setan-setan.”
Seandainya setan-setan itu tidak mempunyai kemampuan untuk menggoda, niscaya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam tidak berdoa seperti itu."
306. Al-Silafi di dalam karyanya al-Thuyuriat meriwayatkan bahwa Sahl ibn 'Ammar berkata, "Saya bermimpi bertemu' dengan Yazid ibn Harun setelah ia wafat. Saya bertanya kepadanya, 'Bagaimana Allah SWT memperlakukanmu?' la menjawab, 'Dua malaikat yang ganas dan kasar mendatangiku dikubur. Mereka bertanya "Apa agamamu? Siapa Tuhanmu? Siapa nabimu?" Lalu aku memegang janggutku yang putih dan berkata setengah mengeluh, "Wajarkah pertanyaan seperti itu dilontarkan kepadaku, yang telah mengajari manusia jawaban atas pertanyaan itu selama delapan puluh tahun?" Kedua malaikat itu segera pergi." Imam al-Lalika'i"a
a Hibatullah ibn al-Husain ibn Manshur al-Thabari al-Razi, wafat 417 H.
di dalam karyanya al-Sunnah meriwayatkan bahwa al-Hautsarah ibn Muhammad al-Manqari berkata, "Saya bermimpi melihat Yazid ibn Harun dan ia berkata, 'Malaikat Munkar dan Nakir datang, mendudukkan, dan ber Tanya kepadaku, "Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Siapa nabimu?" Lalu aku membersihkan janggutku yang putih dari debu dan berkata, "Wajarkah pertanyaan seperti itu dilontarkan kepadaku? Aku Yazid ibn Harun. Dahulu, tatkala di dunia, aku mengajari manusia jawaban pertanyaan itu selama enam puluh tahun." Salah seorang malaikat berkata, "la benar. Tidurlah seperti pengantin baru! Sejak hari ini kamu tidak diganggu lagi."
307. Al-Lalika'i di dalam Syarh al-Sunnah meriwayatkan dengan sanadnya bahwa Muhammad ibn Nashr al-Sha'igh berkata, "Ayahku sangat senang menyalatkan jenazah, baik yang dikenalnya maupun tidak. Dia bercerita kepadaku, 'Hai anakku, pada suatu hari, aku ikut menyalatkan jenazah seseorang. Ketika mayat itu akan dimakamkan, dua orang turun dan masuk ke dalam kubur. Kemudian seorang dari mereka naik dan keluar dari kubur dan yang lain masih berada di dalam. Lalu kubur ditimbun kembali dengan tanah. Saya berteriak, "Hei, tunggu, tunggu, ada orang yang ikut tertimbun bersama jenazah ini!" Mereka berkata, "Tidak ada seorang pun di dalam kubur itu." Saya membantah, "Saya melihat sebelumnya ada dua orang turun ke dalam kubur, lalu yang seorang naik dan seorang lagi masih berada di dalam." Sejak peristiwa itu, aku tidak tenang sebelum Allah membuka rahasia peristiwa yang aku lihat. Lalu aku berziarah ke kubur itu dan membaca surat Yasin dan surat al-Mulk sebanyak sepuluh kali dan menangis. Saya berdoa, "Ya Allah, bukalah rahasia peristiwa yang aku lihat! Karena aku khawatir akan keselamatan akal dan agamaku." Lalu tiba-tiba kubur itu terbelah menjadi dua. Seseorang keluar dan pergi meninggalkan kubur. Saya memanggilnya, "Hai Pulan, demi Allah, berhentilah, aku ingin bertanya kepadamu!" Orang itu terus berlari dan tidak menoleh kepadaku. Aku ulangi panggilanku sampai tiga kali. Kemudian dia menoleh kepadaku dan bertanya, apakah Anda Nashr ibn al-Sha'igh?" Saya menjawab, "Ya, benar” la bertanya lagi, "Apakah Anda tidak mengenali saya?" saya menjawab, "Tidak." Lalu ia berkata, "Kami berdua adalah malaikat rahmat. Kami ditugaskan untuk membantu kelompok-Ahlussunah.a Apabila mayat mereka dimasukkan ke kubur, maka kami ikut turun dan masuk kekubur mereka, guna membimbing mereka dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan malaikat. Kemudian malaikat itupun menghilang
a Kelompok yang berpegang teguh kepada hadis Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam
BAB 14
SEPULUH CATATAN
MENGENAI FITNAH KUBUR DAN PERTANYAAN MALAIKAT
Catatan Pertama: Jumlah Malaikat Penanya dan Waktunya
Imam al-Qurthubi berkata, "Dalam satu riwayat disebutkan bahwa malaikat yang menanyai mayat di kubur berjumlah dua. Dan di dalam riwayat lain disebutkan hanya seorang. tidak ada kontradiksi dalam hal ini, karena itu bergantung daripada kondisi para mayat. Ada mayat yang didatangi dan ditanya oleh dua malaikat sekaligus ketika para pengantarnya meninggalkannya. Hal ini agar lebih menakutkan dan lebih menyeramkan. Dan keseraman itu disebabkan dosa-dosa yang dilakukan si mayat. Ada pula mayat yang didatangi oleh malaikat sebelum para pengantar meninggalkannya. Hal ini agar lebuh ringan dan menyenangkan. Ada pula mayat yang didatangi oleh seorang malaikat, agar kedatangannya tidak terlalu menakutkan dan pertanyaannya lebih sedikit. Hal ini karena amal-amal salehnya di dunia. Dan mungkin saja jumlah malaikat yang mendatangi mayat ada dua, tetapi yang bertanya hanya seorang. Lalu riwayat yang menyatakan mayat didatangi oleh seorang malaikat, dipahami seperti pemahaman di atas."
Menurut saya, pendapat kedualah yang benar, karena mayoritas hadis mengenai alam kubur menyebutkan kedatangan dua malaikat.
Catatan Kedua: Objek Pertanyaan Malaikat
Imam al-Qurthubi berkata, "Hadis-hadis yang ada tidak seragam dalam menjelaskan bentuk soal jawab antara malaikat dan mayat. Perbedaan ini juga tergantung kepada mayat-mayat itu. Sebagian mayat, mungkin hanya ditanya mengenai sebagian unsur akidahnya. Dan sebagian lain ditanyai mengenai semua unsur akidahnya. Selain itu, mungkin saja sejumlah perawi hadis mempersingkat pertanyaan, sedang perawi lainnya menyebut pertanyaan secara lengkap.
"Menurut saya, pendapat kedua inilah yang benar, karena mayoritas hadis-hadis kubur menyebutnya secara lengkap. Dari hadis-hadis di atas, dapat kita ambil sebuah kesimpulan bahwa bentuk pertanyaan yang diajukan dalam kubur hanya berkisar pada masalah akidah. Hadis yang paling tegas menyatakan hal ini adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Anas. Dalam hadis itu ada lafal, "Setelah itu, mayat tersebut tidak ditanya tentang hal lain lagi."a lihat hadis no 270
Dan hadis yang diriwayatkan Ibn Mardawaih, di dalamnya ada lafal, "Mayat itu tidak ditanya lagi selain tentang pertanyaan akidah itu.” Riwayat al-Baihaqi berikut ini, dengan tegas dan jelas menyatakan bahwa pertanyaan malaikat hanya pada sekitar masalah akidah. Beliau meriwayatkan dari jalur 'Ikrimah bahwa Ibn 'Abbas menafsirkan firman Allah dalam ayat 27 surat Ibrahim, "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu di dalam kehidupan di dunia dan di akhirat." Beliau berkata, "Manusia akan ditanya tentang kalimat syahadat di dalam kubur setelah mereka wafat." Ada yang menyela, "Apa yang ditanyakan?" Beliau menjawab, "Kepada mereka akan ditanyakan mengenai iman kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam dan masalah tauhid."
Catatan Ketiga: Jumlah Pertanyaan Malaikat
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa malaikat bertanya kepada mayat sebanyak tiga kali dalam satu pertemuan. Tetapi riwayat-riwayat lain tidak menyebutkan hal itu. Ada dua kemungkinan. Pertama, jumlah pertanyaan pada riwayat-riwayat lain itu adalah juga tiga kali. Atau, kedua, jumlahnya berbeda menurut kondisi mayat. Dan telah kita sebutkan hadis dari Thawus yang menyatakan bahwa para mayat diuji di kubur mereka selama tujuh hari." a Hadis no.304
Catatan Keempat: Prosesi Tanya Jawab Bagi Mayat yang Tidak Dikubur
Al-Qadhi berkata, "Mayat yang tidak dikubur dan berada di permukaan bumi tetap akan ditanya oleh malaikat dan juga merasakan azab. Allah menutup penglihatan manusia dari prosessi tanya jawab serta siksaan itu. Sebagaimana Allah menjadi kan manusia tidak mampu melihat malaikat dan setan."
Sebagian ulama berpendapat, mayat yang disalib atau semua mayat yang tidak dikubur di tanah, akan dihidupkan kembali untuk menjalani prosesi tanya jawab. Tetapi, kita tidak melihat adanya tanda-tanda kehidupan pada mayat itu. Hal ini persis sama halnya ketika kita menduga orang yang pingsan sudah mati. Udara dapat saja menekan dan menghimpit macam tersebut seperti tanah menghimpit mayat di dalam kubur. Hal-hal semacam ini tidak akan dianggap aneh orang yang kuat imannya. Demikian pula halnya dengan mayat yang tubuhnya tercerai berai. Allah menciptakan kehidupan pada sebagian anggota tubuhnya atau pada seluruh anggota tubuhnya, kemudian mayat itu menjalani prosesi tanya jawab. Demikian pendapat Imam al-Haramain.b lihat al-Araf ayat 27 Abu al-ma’ali ‘Abdul Malik al Juwaini, wafat 478
Sebagian ulama, mengamini hal diatas, menambahkan:
Hal itu tidak lebih pelik dan sulit bila dibandingkan dengan “peristiwa" di mana Allah telah mengeluarkan keturunan Nabi Adam a.s. dari tulang sulbi beliau dan mengambil persaksian mereka dengan berfirman, "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" lalu mereka pun menjawab, "Betul.' c lihat al-Araf ayat 27
Catatan Kelima: Kafir dan Prosesi Tanya jawab
Ibn 'Abd al-Barr berkata, "Prosesi Tanya jawab hanya untuk mukmin atau munafik yang pada lahiriahnya, berdasarkan kalimat syahadat yang diucapkannya, dianggap termasuk mukmin. Adapun kafir, ia tidak menjalani prosesi tanya jawab sama sekali."
Al-Qurthubi dan Ibn al-Qayyim tidak sependapat dengan Ibn Abd al-Barr. Mereka menyanggah, "Hadis-hadis mengenai prosesi tanya jawab secara tegas menyebutkan bahwa kafir dan munafik pun menjalani prosesi Tanya jawab." Menurut saya, pendapat mereka berdua tidak tepat, karena tidak ada hadis yang menggabungkan penyebutan kafir dengan munafik. Yang ada adalah sebagian hadis menyebut munafik dan sebagian lainnya menyebut kafir sebagi pengganti munafik. Bisa disimpulkan bahwa yang dimaksukkan dengan "kafir" adalah "munafik." Dalilnya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dari Asma' binti Abu Bakar, yang menyebutkan, "Adapun munafik atau orang yang ragu-ragu." Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam tidak menyebut orang kafir.' a Hadis no. 298 Dalam hadis yang diriwayatkan oleh al-Thabrani dari Abu Hurairah, pada bagian akhirnya disebutkan pendapat Hammad ibn Salamah dan Abu 'Umar al-Dharir yang menegaskan bahwa yang dimaksud dengan "kafir" di dalam hadis itu adalah "munafik" atau "orang yang ragu-ragu".b hadis no 293
Pendapat Imam al-Suyuthi, pengarang buku ini, bahwa tidak ada hadis yang menggabungkan penyebutan orang kafir dengan orang munafik, kurang tepat. Hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Anas [hadis no. 269] dan hadis riwayat Ahmad dari Abu Sa'id al-Khudri [hadis no.289] menyebut orang kafir dan munafik secara bersamaan.
Catatan Keenam: Umat Terdahulu dan Prosesi Tanya jawab
Al-Turmudzi berkata, "Prosesi Tanya jawab di dalam kubur hanya dialami oleh umat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam Sedang umat para nabi sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam tidak menjalaninya. Karena, jika mereka membangkang dan kafir, maka pengiriman para rasul kepada mereka dihentikan. Para rasul yang diutus kepada mereka akan meninggalkannya, kemudian azab pun segera turun menimpa mereka. Sebaliknya, ketika Allah mengutus Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam sebagai pembawa rah-mat bagi segenap alam, maka Allah tidak menurunkan kepada mereka azab bagi yang membangkang. Dan Allah membolehkan penggunaan senjata (untuk berdakwah dan membela diri—pen.). Akibatnya, ada saja yang memeluk Islam karena takut kepada senjata. Dan ketika agama Islam sudah kuat, mereka yang masuk Islam karena terpaksa atau hanya pada lahiriahnya saja itu berada ditengah-tengah umat Islam secara terselubung. Ketika mereka wafat, maka Allah menyediakan untuk mereka penguji-penguji kubur, agar rahasia mereka terbongkar melalui pertanyaan yang disampaikan, dan agar Allah memisahkan antara yang baik dan buruk."
Sebagian ulama tidak sutuju dengan pendapat al-Turmudzi di atas. Mereka berpendapat bahwa prosesi Tanya jawab di kubur berlaku umum, untuk Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam dan umat lain juga.
Ibn 'Abd al-Barr berkata, "Ada, memang, beberapa hadis yang menyatakan bahwa prosesi tanya jawab di kubur hanya untuk umat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam yaitu hadis yang berbunyi, "Sesungguhnya umatku ini akan diuji keimanannya di dalam kuburnya,''aHadis no. 270, 271 dan 289 atau hadis yang berbunyi, 'Allah menyampaikan kepadaku melalui wahyu bahwa keimananmu akan diuji di kuburmu'b Hadis no 298 dan hadis yang berbunyi, 'Mengenai dirikulah keimananmu akan diuji dan tentang dirikulah kamu akan ditanyai." aHadis no. 300
Catatan Ketujuh: Sebab Penamaan Munkar dan Nakir
Al-Turmudzi berkata, "Dua malaikat yang bertugas menanyai mayat disebut 'penguji kubur', karena pertanyaan yang dilontarkannya merupakan hardikan dan bentuk tubuhnya menakutkan mayat. Juga disebut 'Munkar' dan 'Nakir', karena bentuk tubuhnya tidak menyerupai bentuk tubuh manusia, malaikat, binatang ternak ataupun binatang melata. Bentuk tubuhnya aneh, menakutkan dan tidak enak dipandang. Allah menciptakan mereka untuk muslim sebagai penghormatan, peneguh hati, dan pelaj'aran, dan bagi orang munafik sebagai penyingkap tabir kemunafikannya di alam barzah sebelum hari kebangkitan, hari di mana ia akan menjalani siksa."
Pendapat di atas menunjukkan bahwa nama salah seorang malaikat itu adalah Munkar (al-Munkar, dalam bahasa Arab, berarti yang diingkari atau yang tidak dikenal). Dan itulah pendapat yang dipilih oleh pengarang al-Qamus.a Al Qamus al Muhitd, sebuah kamus bahasa arab, kary Abu Thahir Muhammad al-Fairuzizabadi, 1329-1415
Sedang Ibn Yunus, salah seorang ulama bermazhab Syafi'i, berpendapat bahwa nama dua malaikat yang diutus kepada mayat muslim di kubur adalah Mubasysyir dan Basyir.
Catatan Kedelapan: Prosesi Tanya Jawab
Imam aI-Qurthubi berkata, "Ada orang bertanya, 'Bagaimana dua malaikat dapat berdialog dengan semua mayat, ditempat-tempat yang berbeda, dan dalam waktu yang sama Jawabannya adalah besarnya tubuh kedua malaikat tersebut memungkinkan untuk itu. Keduanya berdialog dengan mahluk dalam jumlah yang besar, dalam satu pertemuan, dalam waktu yang sama, dan dengan satu bentuk dialog. Masing-masing mayat menduga bahwa hanya dialah lawan bicara mereka. Dan Allah tidak memperdengarkan kepada masing-masing mereka jawaban mayat yang lain."
Menurut saya. ada kemungkinan jumlah malaikat penguji Kubur tidak hanya dua, tetapi banyak. Sebagaimana banyaknya jumlah malaikat penjaga manusia dan malaikat untuk tugas-tugas yang lain.
Catatan Kesembilan: Kadar Luasnya Kubur
Hadis-hadis yang telah kita paparkan tidak sama persis dalam menerangkan ukuran perluasan kubur orang mukmin. Hal itu tidak berarti adanya kontradiksi, karena perbedaan tergantung kepada kadar kesalehan dan ketakwaan mereka.
Catatan Kesepuluh: Beberapa Pertanyaan dan Jawabannya
Catalan terakhir ini berisi sejumlah pertanyaan mengenai fitnah kubur dan pertanyaan malaikat, berikut Jawabannya yang diberikan oleh Syaikh al-Islam Abu al-Fadhl Ibn Hajar.
Tanya (T): Bagaimana posisi mayat di dalam kubur ketika ditanya oleh malaikat, duduk atau berbaring?
Jawab (J): Dalam posisi duduk.
(T): Di manakah roh berada ketika mayat ditanya oleh malaikat? Apakah ia masuk kembali ke dalam tubuh mayat-
(J): Ya, roh masuk kembali ke dalam tubuh mayatnya. Tetapi pengertian lahiriah hadis menyatakan bahwa roh itu hanya masuk kembali ke separuh bagian atas tubuh mayat.
(T); Apakah tabir hijab disingkapkan untuknya sehingga 'dapat melihat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam?
(J): Tidak ada hadis yang menyatakan adanya penyingkapan tabir hijab itu. Pendapat yang menyatakan adanya penyingkapan tabir hijab itu adalah pendapat sebagian orang tidak dapat dipercaya. Dalil mereka hanya potongan yang berbunyi, "Fi hadza al-rajul ("mengenai orang ini," banyak diulang hadis-hadis). Dalil mereka itu tidak tepat karena orang yang dimaksud dalam pertanyaan itu sudah jelas (yaitu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam ).a dibeberapa hadis seperti hadis no. 269, 270 dan 271, bunyi pertanyaan malaikat adalah,”Bagaimana keyakinan anda mengenai orang ini?” Dan di beberapa hadis lain seperti no. 279 dan 283, pertanyaannya adalah “siapa nabi anda”
(T): Apakah mayat anak-anak juga menjalani prosesi tanya-'jawab?
(J): Tidak. Berdasar pada pengertian lahiriah hadis, prosesi Tanya jawab khusus untuk mukalaf.b Mukalaf adalah orang dewasa yang memenuhi syarat2 tertentu untuk dikenai ketentuan2 syariat islam
Kehidupan di Alam Kubur
Ibn al-Qayyimc Al-Imam abu Abdillah Muhammad Ibn Qayyim al-Jauziah, wafat 751H
berkata, "Sesungguhnya banyak hadis yang dengan tegas menyatakan bahwa roh dimasukkan kembali kedalam tubuh ketika prosesi tanya jawab berlangsung. Tetapi pengembalian roh ke jasad tidak berarti adanya kehidupan kembali seperti di dunia dulu. Karena, kehidupan roh alam dunia membutuhkan antara lain: jasad sebagai wadah dan yang diatur roh, makanan, dan lain-lain. Kehidupan jasad yang menerima pengembalian roh (kehidupan di alam kubur) adalah suatu bentuk kehidupan lain, suatu kehidupan yang tujuannya adalah menjawab pertanyaan. Sebagaimana 'hidupnya' orang yang tidur tidak sama dengan 'hidupnya orang yang bangun. Sekalipun tidur itu mirip dengan kematian, tetapi orang yang tidur rnasih disebut hidup. Demikian juga halnya dengan kehidupan mayat dalam kubur: dia hidup' tetapi tetap disebut mati. Hidupnya mayat dalam kubur berada pada posisi tengah, antara mati dan hidup. Tidur juga berada pada posisi tengah, antara hidup dan mati. Tidak ada keterangan dari hadis bahwa kehidupan mayat itu berlansung lama. Hadis hanya menunjukkan adanya hubungan atau ikatan sesuatu yang menyerupai roh dengan jasad. Roh itu masih memiliki semacam hubungan dengan jasad, sekalipun jasad sudah membusuk, terpisah-pisah dan hancur."
Ibn Taimiyah'aAl-Imam Taqi al-Din Ahmad
berkata, "Cukup banyak hadis yang mengatakan bahwa roh dimasukkan kembali ke dalam tubuh mayat ketika prosesi tanya jawab. Tetapi sebagian ulama, seperti Ibn al-Zaghuni dan Ibn Jarir, berpendapat bahwa prosesi tanya jawab itu hanya terhadap tubuh mayat tanpa roh. Pendapat ini ditolak oleh mayoritas ulama. Sebagian ulama lain, seperti Ibn Hazm, Ibn 'Aqil. dan Ibn al-Jauzi. Berpendapat sebaliknya yaitu prosesi tanya jawab itu hanya kepada roh tanpa tubuh mayat. Pendapat ini tidak tepat, karena kalau yang menjadi objek pertanyaan hanya 'roh tanpa badan' maka tidak ada nilai spesifik penyebutan kubur dalam hadis-hadis di atas."b Maksudnya tidak ada bedanya antara menguji mayat di kubur dengan mengujinya ditempat lain, seperti di langit. Sedang hadis dengan tegas menjelaskan bahwa tempat ujian itu dikubur
Lima Penyelamat
Al-Yafi'ic Afif al-Din Abdullah, wafat 1367M
dalam bukunya Raudh al-Rayyahin fi Manaqib Shalihin meriwayatkan bahwa Syafiq al-Balkhi berkata, "Kami punya lima harapan, dan cara mewujudkannya kami temukan dalam lima hal: Kami ingin meninggalkan dosa, caranya dengan melaksanakan salat Dhuha; kami ingin memperoleh kuburan yang terang, caranya dengan melaksanakan salat malam; kami ingin mampu menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, caranya dengan membaca Alquran; kami ingin mampu menyeberangi jembatan akhirat (al-shirath), caranya dengan puasa dan zakat; kami ingin memperoleh naungan 'Arasy, caranya dengan berkhalwat (mengasingkan diri untuk beribadah)."
BAB 15
BEBAS DARI PERTANYAAN MALAIKAT
Abu al-Qasim al-Sa'di'a Abd Al Ghaffar ibn Muhammad ibn Abd al-Kafi, wafat 732H
dalam al-Ruh berkata, "Beberapa hadis sahih rnenyatakan sebagian mayat tidak menjalani fitnah (azab) kubur, dan tidak didatangi oleh dua malaikat penguji. Hal itu karena tiga sebab: amal saleh mereka, musibah yang mereka terima di waktu sekarat, dan waktu wafat mereka."
308. Al-Nasa'i meriwayatkan dari Rasyid ibn Sa'ad dari seorang sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam, "Ya Rasulullah, mengapa semua mukmin diuji imannya di dalam kubur, tetapi para syuhada tidak diuji?" Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam menjawab, "Cahaya kilapan pedang yang terhunus di depannya sudah cukup sebagai ujian baginya." 1
1 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh al-Nasa'i (4/99).
309. Al-Thabrani di dalam al-Mu'jam al-Awsath meriwayatkan bahwa Abu Ayyub berkata, " Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam sabda, 'Barangsiapa berperang melawan musuh hingga dia terbunuh atau dikalahkan, dia tidak akan diuji lagi di kubur.'"2
2 Hadis daif. Al-Haitsami dalam Majma' al-Zawaid (5/330-331) menulis, "Hadis ini diriwayatkan oleh al-Thabrani dalam al-Awsath. Di sanadnya ada perawi Mushaffa ibn Bahlul, ayah Muhammad, dan kami tidak mengenalnya, sedangkan perawi yang lainnya tsiqah"
310. Imam Muslim meriwayatkan bahwa Salman berkata,
"Saya mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, 'Berjuang (ribath) sehari semalam lebih baik daripada berpuasa dan salat malam sebulan penuh. Apabila ia wafat, maka pahala amal salehnya selama hidup di dunia terus berkelanjutan (tidak terputus), memperoleh rezeki, dan selamat dari dua malaikat penguji.'"3
3 Hadis sahih, Diriwayatkan oleh Muslim (1520) dan lain-lain
311. Al-Turmudzi meriwayatkan hadis yang dianggapnya sahih dari Fudhalah ibn 'Ubaid dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam, bahwa beliau bersabda, "Seluruh mayat terputus pahala amal salehnya kecuali orang yang wafat dalarn kondisi berjuang (ribath) di jalan Allah, amalnya terus berkelanjutan sampai hari kiamat dan dia selamat dari fitnah kubur."4
4 Hadis shahih. Diriwayatkan oleh Abu Daud (2500), al Turmudzi (1621), Ahmad (4/146), Ibn al-Mubarak dalam al-Jihad (179/2), al-Hakim (2/79), Ibn Hibban (1624, menurut penomoran Mawarid), dan al-Baihaqi dalam ‘azab al Qabr (158)
312. Abu Daud meriwayatkan hadis yang senada dengan hadis di atas, tetapi ujung hadisnya berbunyi sebagai berikut, "Dan dia selamat dari dua malaikat penguji kubur."
313. Ibn Majah meriwayatkan dengan sanad yang sahih dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Barang-siapa wafat dalam kondisi berjuang (ribath) di jalan Allah, pahala amal salehnya selama hidup di dunia terus mengalir, mendapat rezeki, selamat dari dua malaikat penguji, dan bangkit dari kubur tanpa rasa takul."5
5 Hadis shahih. Diriwayatkan oleh Ibn Majah (1615), Abd al-Razzaq (9622) dan selain keduanya
314. Al-Nasa’i meriwayatkan dan menyandarkan riwayatnya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bahwa beliau bersabda,”Barang siapa wafat karena penyakitnya maka dia tidak disiksa dikubur.” 6
6 Hadis shahih. Diriwayatkan oleh al Turmudzi (1064), al Nasai (4/98), Ahmad (4/262), al-Thayalisi (1288) dan lain-lain
Al-Qurthubi berkata, "yang dimaksud adalah penyakit busung air. Pendapat lain meriwayatkan bahwa yang dimaksudkan adalah diare, Rahasia yang terkandung di dalam hadis ini ialah orang yang wafat karena penyakit busung air masih dalam keadaan sadar dan mengenal Allah SWT. Karena itu, prosesi Tanya jawab tidak dibutuhkan. Berbeda halnya dengan orang yang wafat karena penyakit selain busung air, Mereka pada waktu menjelang wafat dalam kondisi tidak sadarkan diri
315. Juwaibir di dalam al-Tafsir meriwayatkan dari Ashim ibn Abi al-Najud dari Zirr ibn Hubaisy bahwa Ibn Mas'ud berkata, "Siapa yang membaca surat al-Mulk setiap malam, dia akan terhindar dari fitnah kubur,"
316. Juwaibir meriwayatkan bahwa Ka'ab berkata, "Kami membaca di dalam Taurat bahwa 'Siapa yang membaca surat al-Mulk setiap malam, dia akan terhindar dari fitnah kubur.
317. Al-Turmudzi dengan sanad hasan, al-Baihaqi, dan Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan dari Ibn 'Amr bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Tidak seorang muslim pun yang wafat pada siang hari atau malam Jumat kecuali Allah menyelamatkannya dari fitnah kubur."7
7 Hadis daif. Diriwayatkan oleh al Turmudzi (1074), Ahmad (2/169), al Thahawi dalam Musykil al-atsar (1/108), dan al-Baihaqi dalam azab al-qbr (173). Al Turmudzi berkata, “Ini adalah hadis gharib, yang termasuk hadis daif. “Kemudian beliau menjelaskan cacatnya.
Dalam lafal hadis lain disebutkan, "Kecuali dia diselamatkan dari dua orang malaikat penguji."
Al-Qurthubi berkata, "Hadis-hadis ini tidak bertentangan dengan hadis-hadis prosesi Tanya jawab yang telah kita paparkan sebelumnya, tetapi men-takhshish-nya- (memperkecil cakupan pengertiannya) dan membuat garis demarkasi antara orang-orang yang tidak menjalani prosesi Tanya jawab di kubur dan tidak diuji imannya dengan kelompok yang diuji dan mengalami berbagai peristiwa yang menyeramkan. Permasalahan ini tidak berada di dalam ruang lingkup nalar dan analogi. Tetapi merupakan masalah di mana seorang muslim harus menerima dan membenarkan hadis Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam
Selanjutnya al-Qurthubi berkata, "Maksud sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam cahaya kilapan pedang yang terhunus di depannya sudah cukup sebagai ujian baginya' adalah, seandainya di dalarn hati para syuhada yang terbunuh itu ada sifat kemunafikan, maka niscaya mereka akan melarikan diri dari medan perang ketika pertempuran dimulai, dan ketika cahaya kilapan pedang yang bersinar sudah terhunus di depan mereka. Karena, salah satu watak orang munafik adalah melarikan diri dari medan pertempuran ketika perang mulai berkobar. Sedang watak orang mukmin adalah berkorban, berjuang, dan menyerahkan diri pada Allah SWT. Para syuhada yang terbunuh dalam perang itu telah menunjukkan kebersihan dan kejujuran hatinya dengan memasuki medan pertempuran. Karena itu, untuk apa lagi ia menjalani prosesi tanya jawab di dalam kubur? Seperti inilah pendapat al-Turmudzi."
Keutamaan al-Shiddiqin
Al-Qurthubi berkata, "Bila orang vang mati syahid tidak menjalani prosesi tanya jawab, maka al-shiddiqqin (orang yang kepercayaannya kepada kebenaran Rasul amat teguh) lebih layak dan lebih berhak lagi untuk tidak diuji, karena kedu dukannya lebih tinggi dari syuhada. Di dalam surat al-Nisa' ayat 69, urutan al-shiddiqin lebih dahulu disebut daripada para syuhada, "Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan RasulNya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah yaitu: Para nabi, para shaadiqqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh.” Juga didalam hadis disebutkan bahwa al-Murabith (pelaku ribath) yang kedudukannya lebih rendah dari syuhada, tidak diuji imannya. Maka bagaimana dengan al-shiddiqqin yang kedudukannya lebih tinggi dari syuhada?"
AT-Turmudi dengan tegas menyatakan bahwa para al shiddiq tidak menjalani prosesi tanya jawab. Beliau berkata, Allah berfirman dalam Alqur’an ayat 27 surat Ibrahim, 'Allah berbuat apa yang dikehendakiNya.' Adapun takwilnya menurut kami - Allah lebih mengetahui yang sebenarnya — adalah mengangkat kedudukan kelompok manusia dan membebaskan mereka dari prosesi tanya jawab?. Mereka adalah Al Shaddiqin dan al syuhada'
Pendapat al-Turmudzi yang dikutip oleh al-Qurthubi di atas dalam menjelaskan hadis orang mati syahid mempersempit pengertian hadis itu, karena menurut beliau yang dimaksud adalah orang yang mati syahida hadis no. 308 dalam perang. Tetapi hadis-hadis ribathb hadis no. 310 s/d 313 memperluas pengertiannya, sehingga mencakup seluruh orang yang mati syahid.
Yang Setara Dengan al-Syahid
Syaikul al-Islam Ibn Hajar di dalam buku Badzlu al-Ma’un fi Fadhli al-Tha’un menyatakan dengan tegas bahwa orang yang mati ditikam tidak menjalani prosesi tanya jawab. Karena ia seperti orang yang terbunuh dalam medan perang, Juga seperti orang yang terkurung dl daerahnya karena ada epidemi penyakit pes (sampar, wabah penyakit menular), dan dia mengharap pahala dari Allah serta yakin bahwa musibah yang menimpanya adalah karena takdir Allah semata, Kemudian dia wafat tanpa kena tikam. Dia juga tidak menjalani prosesi Tanya jawab. Karena ia seperti al-murabith. Demikian pendapat beliau dan pendapat ini baik sekali.
Al-Turmudzi dalam menjelaskan hadis al-murabith berkata, "Orang itu telah mengikat, rnengekang, dan memenjarakan jiwa raganya untuk Allah, selalu berada di jalan-Nya untuk memerangi musuh-musuh-Nya. Bila ia wafat dalam kondisi ribath, maka ia telah menunjukkan kejujuran dan keikhlasan hatinya."
Sebab Orang yang Wafat pada Hari Jumat Tidak Menjalani Prosesi Tanya Jawab
Selanjutnya beliau menulis, "Dan orang yang wafat pada hari Jumat, maka tabir penutup dirinya telah tersingkap di sisi Allah SWT, Karena api neraka tidak menyala dan pintunya ditutup pada hari Jumat. Neraka tidak mcngerjakan apa yang dikerjakannya pada hari-hari yang lain. Apabila Allah mencabut nyawa salah seorang hamba-Nya pada hari Jumat, itu adalah bukti bahwa hamba itu orang yang bahagia dan memperoleh husnul khatimah. Sesungguhnya Allah tidak mencabut nyawa seorang hamba-Nya pada hari Jumat, kecuali ia adalah orang yang bahagia di sisi-Nya. Karena itu ia selamat dari azab kubur. Sebab tujuan azab kubur itu sendiri adalah untuk membedakan antara orang munafik dan mukmin."
Hadis Berikut Ini Menyatakan Bahwa Orang Yang Wafat Pada Hari Jumat Memperoleh Pahala Orang Yang Mati Syahid.
318. Abu Nu'aim di dalam al-Hilyah meriwayatkan bahwa Jabir berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, 'Barangsiapa wafat pada hari Jumat atau malam Jumat, maka ia selamat dari azab kubur. Dan pada hari kiamat ia datang dengan memiliki tanda khusus yang dimiliki oleh para syuhada.'"8
8 Hadis daif. Lihat al-Firdaus
Hadis di atas rnenjelaskan adanya segolongan manusia yang tidak diuji lagi di kubur mereka. Jika seluruh orang yang mati syahid kita gabungkan ke dalam golongan itu, maka jumlahnya akan jauh lebih besar. Karena para syuhada lebih dari tiga puluh golongan. Saya telah membahas masalah para syuhada itu secara khusus dalam sebuah buku yang lain.
Anak-Anak dan Prosesi Tanya Jawab
Yang sering jadi pertanyaan adalah: Apakah mayat anak-anak diuji di kubur? Pertanyaan ini dijawab oleh Ibn al-Qayyim di dalam kitab al-Ruh. Menurut beliau, dalam mazhab Hanbali ada dua pendapat mengenai masalah ini.
Pendapat pertama menyatakan bahwa mayat anak laki-laki diuji di kubur. Dalilnya adalah hadis yang menyatakan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam menyalatkan mayat seorang anak bayi dan berdo’a, “Ya Allah, hindarkanlah ia dari azab kubur"a Lafal Hadis ini tidak terdapat dalam buku ini, hadis yang senadan adalah hadis no. 2236 dan 239
Pendapat inilah yang dipilih oleh Imam al-Qurthubi. Beliau berkata" Akal mereka sudah sempurna untuk mengetahui kedudukan dan kebahagiaan mereka. Dan mereka mendapat ilham dari Allah SWT berisi jawabah atas pertanyaan-pertanyaan malaikat."
Komentar saya, al-Dhahhak juga berpendapat demikian. Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa Juwaibir berkata, "Anak al-Dhahha ibn Muzahim wafat dalarn uaia enam hari. Al-Dhahhak berkata, 'Ketika saya meletakkan anak saya dl liang lahatnya, lalu dibuka kain penutup muka dan tali pengikatnya, anak saya didudukkan dan ditanya.' Saya (Juwaibir) bertanya kepadanya, 'Apa yang ditanyakan kepadanya? Ia menjawab, 'Mengenai janji yang diikrarkannya ketika ia berada pada tulang sulbi Nabi Adam as.
Pendapat kedua menyatakan bahwa mayat anak-anak tidak diuji di kubur. Karena pertanyaan hanya dapat diajukan kepada orang yang dapat memahami pengertian kata "utusan dan yang mengutus (Rasul dan Allah SWT), Lalu orang memahami hal itu akan ditanya apakah ia beriman dengan rasul dan menaatinya atau tidak. Adapun hadis yang dijadikan oleh ulama yang memegang pendapat pertama sebagai dalil. Ulama pemegang pendapat kedua berkata maksud hadis itu bukannya menyatakan bahwa mayat anak-anak disiksa pun diuji. Tetapi menerangkan adanya rasa sakit yang berasal dari rasa sedih, duka, penyesalan, kesepian, dan himpitan. Rasa sakit seperti ini berlaku umum, dirasakan oleh anak-anak dan orang dewasa.
Pendapat inilah, hemat saya, yang lebih tepat dan benar. Imam al-Nasa’i, di dalam bukunya Bahr al-Kalam, menulis sebagai berikut, "Para nabi dan anak-anak orang mukmin tidak menjalani penghitungan (hisab), tidak merasakan azab kubur, dan tidak ditanya oleh malaikat Munkar dan Nakir, Ulama terkemuka mazhab al-Syafi'i juga berpendapat bahwa mayat anak-anak tidak perlu ditalkin (berasal dari talqin, yang berarti dibimbing dalam menjawab pertanyaan malaikat) setelah pemakamannya. Talkin hanya untuk mayat orang dewasa. Demikian tulis al-Nawawi dalam al-Raudhah dan buku-bukunya yang lain. Pendapat mereka tersebut mengisyaratkan bahwa mayat anak-anak tidak ditanya dan diuji. Al-Hafizh Ibn Hajar, dalam sebuah fatwanya, juga menyatakan hal yang sama. Fatwa tersebut sudah kita kutip pada bab sebelumnya. a Pada BAB 14,” Sepuluh Catatan Fitnah dan pertanyaan malaikat catatan kesepuluh
BAB 16
SERAM DAN LUASNYA KUBUR
319. Al-Hakim, Ibn Majah, al-Baihaqi, dan Hannad al-Sari dalam al-Zuhd meriwayatkan bahwa Hani' maula (pembantu) Ustman berkata, "Utsman berhenti di atas kuburan dan menangis hingga janggutnya basah. Seorang berkata kepadanya, anda tidak menangis ketika membayangkan surga dan neraka, lalu mengapa Anda menangis ketika membayangkan azab kubur?' la menjawab, ' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam, bersabda, "Kuburan adalah tangga pertama dari tangga-tangga menuju akhirat. Bila seorang selamat darinya, niscaya tangga-tangga berikutnya lebih mudah dan ringan. Sebaliknya, bila ia tidak mselamat darinya, maka tangga-tangga berikutnya lebih berat dan pedih baginya," Selain itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam juga bersabda;
“Saya tidak pernah melihat pemandangan yang lebih seram dan menakutkan dari azab kubur," 1
1 Hadis hasan: Diriwayatkan oleh Turmudzi (2308), Ibn Majah (4267). Al-Hakim dalam al-Mustadrak (1/371), Hannad dalam al-Zuhd (344), al-Baihaqi dalam al-Sunnah al-Kubra (4/56) dan dalam Azab al-Qabr (49), Abdullah ibn Ahmad dalam al-Sunnah (1353), al-Baghawi dalam syarh al-Sunnah (1523) dan lain-lain
320. Al-Hakim meriwayatkan bahwa al-Barra' berkata "Kami bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam menguburkan mayat orang, Lalu beliau duduk di sisi kubur mayat itu. Menangis, yang menggugah perasaan para sahabat hingga mereka ikut menangis dan air matanya membasahi tanah. Kemudian Beliau bersabda, 'Wahai saudara-saudaraku! persiapkanlah dirimu untuk menghadapi hal seperti ini!"2
2 Hadis daif. Diriwayatkan oleh Ibn Majah (4195). Di sanadnya ada Muhammad ibn Malik yang tidak mendengar dari al-Barra', dan dia daif
321. Al-Baihaqi di dalam 'Azab al-Qabr dan Ibn Al Dunya meriwayatkan dan Ibn 'Umar bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Kubur itu adalah salah satu lubang neraka Jahannam atau salah satu kebun surga."3
3 Hadis daif sekali. Diriwayatkan oleh al-Bailiaqi dalam 'Azab al-qabr (61) Di sanadnya ada Muhammad ibn 'Umar al-Waqidi, dia matruk (tidak dipercaya).
322, Ali ibn Ma'bad meriwayatkan bahwa Mu'adzah berkata, "Saya berkata kepada 'Aisyah, 'Beritahulah kepada kami tentang nasib mayat di kubur, apa yang ditemuinya, dan bagaimana ia diperlakukan'' 'Aisyah menjawab. 'Jika itu mayat orang mukmin, maka kuburnya diperluas seluas empat puluh hasta,'"
Luas dan Sempit Kubur: Antara Hakiki dan Majazi
Al-Qurthubi berkata:
Ihwal perluasan kubur ini terjadi setelah adanya himpitan kubur dan prosesi tanya jawab. Adapun kubur orang kafir maka ia akan terus menghimpitnya. Sedang sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam yang berbunyi, "Kubur adalah sebagian kebun surga atau sebagian lubang api neraka," kami pahami secara hakiki tidak secara majazi (metafora, kiasan). Dan sesungguhnya kubur orang mukmin dilambari rumput yang berwarna hijau. Ibn 'Amr di dalam buku kumpulan hiadisnya menegasi bahwa rumput itu adalah al-Raihan (tumbuh-tumbuhan surga yang wangi).
Sedang sebagian ulama memahami hadis itu secara majazi. Maksud yang dirujuk adalah berbagai nikmat yang diperoleh oleh mukmin di dalam kuburnya. Yaitu, kerendahan dan keringanan dalam prosesi tanya jawab, rasa aman kehidupan yang tenang, luas, baik, dan menyenangkan. Semua nikmat itu dilihat dengan matanya. Pengertian majazi ini sejalan dengan ungkapan majazi yang biasa dipakai dalam bahasa Arab. Dalam bahasa Arab, ungkapan "si Polan berada surga" berarti ia hidup dalam kemewahan dan ketenangan. demikian pula sebaliknya. Tetapi, memahami hadis di atas dengan pengertian hakiki lebih benar dan tepat.
323. Ibn Abi al-Dunya di dalam al-Qubur meriwayatkan bahwa Wahb ibn Munabbih berkata, "Pada suatu hari, Nabi Isa berdiri di atas sisi sebuah kubur beserta para (hawariyyun pengikut-pengikut Nabi Isa a.s. yang setia). Mereka bercerita, mengenai keseraman, kegelapan, dan kesempitan kubur. Nabi Isa a.s. bersabda, 'Dahulu kamu juga berada dalam tempat yang lebih sempit dari itu, yaitu perut ibumu. Bila Allah ingin meluaskan kubur, maka niscaya ia meluaskannya.'"
324. Ibn 'Asakir di dalam al-Tarikh meriwayatkan dari al-Rahman ibn 'Umarah ibn 'Uqbah ibn Abi Mu'ith, belaiu berkata, "Saya menghadiri acara pemakaman mayat al-Ahnaf ibn Qais. Saya adalah salah seorang yang masuk ke dalam kuburnya untuk meletakkan jenazahnya ke liang lahat. Tatkala aku meluruskan mayatnya, aku melihat kuburnya telah diperluas sejauh mata memandang. Aku menceritakan yang aku lihat kepada teman-temanku, tetapi mereka tidak menyaksikan hal itu"
325. Al-Dailami meriwayatkan bahwa Anas berkata, " Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam sabda, 'Waktu di mana Allah merasa sangat saying kepada hambaNya adalah ketika hambaNya itu dimasukkan ke liang lahadnya,"'
326. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Abu 'Ashim al-Hanbali berkata, dan ia menyandarkan perkataannya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam "Hadiah pertama yang diterima oleh seorang mukmin didalam kuburnya ialah mendengar sebuah berita gembira. Yaitu: 'Bergembiralah, karena dosa para pengantar jenazahmu sudah diampuni.'"
327. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan dari Jabir ibn 'Abdillah, dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bahwa beliau bertabda, ''Hadiah pertama yang diberikan Allah kepada mayat seorang mukmin ialah pengampunan dosa para pengantar jenazahnya."4
4 Hadis daif. Diriwayatkan oleh al-khatib dl dalam tarikh Baghdad (11/81), dan sanadnya daif sekali. Dan lihat Ibn Iraq: tanzih al-syari’ah (2/370)
328. Al-Dailami dan Abu Nu'aim meriwayatkan bahwa Ibn 'Abbas berkata, " Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, 'Apabila seorang ulama wafat, maka Allah menghadirkan ilmunya itu di kuburnya dalam bentuk suatu makhluk, Makhluk itu akan menghiburnya sampai hari kiamat dan mengusir ular dan kalajengking yang mendekatinya."
329. Imam Ahmad di dalam al-Zuhd dan Ibn 'Abd al-Barr di dalam bab al-'Ilm dengan sanadnya meriwayatkan dati Ka'ab berkata, "Allah mewahyukan kepada Nabi Musa as “Tuntutlah ilmu dan ajarkanlah ilmu itu kepada manusia. Sesungguhnya Aku akan menerangi kubur pengajar dan penunut ilmu, sehingga mereka tidak merasa kesepian didalamnya,'"
330. Al-Lalika'i di dalam al-Sunnah meriwayatkan dari Ibrahim ibn Adham berkata, "Pada suatu hari saya mengusung sebuah keranda jenazah dan saya berkata, 'Semuga Allah memberkahiku pada saat mati' Tiba-tiba terdengar suara dari atas keranda, 'Dan juga setelah mati.' Mendengar suara itu, saya merasa takut. Ketika mayat itu sudah dimakamkan, saya duduk di atas sisi kuburnya sambil memikirkan suara yang saya dengar tadi. Tiba-tiba seorang yang sangat tampan wajahnya, sangat harum wanginya, dan sangat bersih pakaiannya muncul dari dalam kubur. ia menyapaku, 'Hai, Ibrahim' Saya menjawab, 'Ya. Siapakah Anda? Semoga Allah merahmati Anda.' la menjawab, 'Sayalah orang yang menyambung doamu dari atas keranda mayat dengan mcngucapkan "dan juga setelah mati" tadi. Saya adalah al-Sunnah. Saya adalah penjaga dan pengawal orang yang mengamalkanku di dunia, cahaya penerang dan penghiburnya di kubur, serta pemandu dan pengiringnya menuju surga pada hari kiamat.'
331. Muhammad ibn Lal meriwayatkan dari Ja'far ibn Muhammad, dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata, " Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, 'Pada setiap kali seseorang imemasukkan kegembiraan ke dalam hati seorang mukmin, Allah akan menciptakan seorang malaikat dari kegembiraan itu yang menyembah dan mengesakan-Nya. Bila mayat orang itu berada di dalam kubur, maka kegembiraan (dalam bentuk malaikat) itu mendatanginya dan bertanya, "Apakali Anda mengenalku?" Si mayat balik bertanya, "Siapakah Anda?" la menjawab, "Sava adalah kegembiraan yang Anda berikan kepada si Polan. Hari ini aku menemanimu, menghilangkan rasa sepimu, membimbingmu menjawab pertanyaan-pertanyaan malaikat, meneguhkanmu dengan ucapan yang teguh, memberi kesaksian kepadamu di tempat pertemuan manusia pada hari kiamat, memberimu syafaat, dan menunjukkan tempatmu di surga."
332. Al-Dailaini meriwayatkan dari Abu Bakr al-Shiddiq bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Musa bertanya, 'Ya Allah, apa pahala yang diberikan kepada orang yang menjenguk orang sakit?' Allah berfirman, 'Kepadanya akan dikirim dua malaikat yang akan mengunjunginya di kuburnya hingga ia dibangkitkan.'"
333. Al-Turmudzi meriwayatkan bahwa Hudzaifah berkata, "Di dalam kubur ada perhitungan amal dan di akhirat juga ada perhitungan amal. Barangsiapa menjalani perhitungan amal di kubur, maka ia akan selamat. Dan barangsiapa menjalani perhitungan amal di hari kiamat, maka ia akan disiksa."
Al-Turmudzi berkata, "Mukmin menjalani perhitungan amal di kubur, agar ia memperoleh keringanan dan kemudahan ketika perhitungan amal pada hari kiamat nanti. la dibersihkan di alam barzakh agar ia bangkit dari kubur dalam keadaan bebas dari segala tuntutan."
334. Ibd 'Asakir di dalam at-Tarikh meriwayatkan bahwa Hudzaifah berkata,
"Demi Tuhan yang Jiwaku berada di dalam kekuasaanNYA. orang yang wafat dan dalarn hatinya ada rasa senang terhadap pembunuhan 'Utsman (Utsman bin 'Affan—pen.), sekalipun sedikit sekali, bila ia hidup semasa dengan dajal maka ia akan menjadi pengikutnya. Dan bila ia hidup tidak semasa dengannya, maka ia beriman kepadanya di dalam kubur.''
BAB I7
AZAB KUBUR
335. Imam al-Bukhari meriwayatkan bahwa Abu Hurairah berkata, " Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam berdoa:
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur.'"1
1' Hadis sahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari (2/263) dan Muslim (589).
336. Imam al-Bukhari meriwayatkan bahwa 'Aisyah berkata, " Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, 'Azab kubur itu suatu yang benar-benar ada.'"2
2 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari (3/232).
337. Imam Muslim meriwayatkan bahwa Zaid ibn Tsabit berkata, "Pada suatu hari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam mengendarai keledainya di kebun Bani Najjar, dan kami mengiringi beliau. Tiba-tiba keledainya oleng dan hampir saja Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam terjatuh dari atas punggungnya. Beliau berada di tanah pemakaman yang berisi enam, lima, atau empat kubur. Beliau bertanya kepada kami, 'Adakah yang tahu siapa penghuni sejumlah kuburan ini?' Seorang menjawab, 'Saya.' Beliau bertanya lagi, 'Kapan mereka wafat?' Orang itu menjawab, 'Mereka mati pada zaman jahiliah.' Beliau bersabda, 'Sesungguhnya umat ini akan diuji imannya di dalam kuburnya. Seandainya kamu dapat menyimpan rahasia, maka niscaya aku berharap Allah menjadikan kamu sanggup mendengar azab kubur yang aku dengar.'"3
3 'Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Muslim (2867),Ahmad (5/190), Ibn Abi Hashim dalam al-sunnah (868) dan lain-lain. Banyak hadis sahih lain yang mendampingi dan menguatkan hadis ini, Ailhamdulillah. Hadis-hadis itu tidak pada tempatnya untuk dipaparkan di sini.
338. Iman al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari 'Aisyah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya penghuni-penghuni kubur itu disiksa di kubur mereka. Suara siksaannya didengar oleh binatang-binatang ternak."4
4 'Hadis sahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim. al-Bukhari dalam Bab al-Da’awat dalam al-shahih, dan Muslim dalam al-Masajid (125) dan lain-lain
339. Imam Ahmad, Abu Ya'la, dan al-Ajuri meriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam berrsabda, "Allah mengerahkan dan mengirim 99 ekor ular tinnin kepada mayat kafir di kuburnya. Ular-ular itu terus mematuknya sampai tiba hari kiamat."5
5 Hadi daif. Diriwayatkan oleh Ahmad (3/38) dan Ibn Hibban (782-783 menurut penomoran buku Mawarid) Disanadnya ada perawi Darraj Abu al-Sami’ dan dia daif
340. Abu Ya'la dan al-Ajuri meriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bahwa beliau bersabda, "Kubur orang mukmin adalah sebuah taman. Kubur itu diperluas sebesar tujuh puluh hasta dan ada lampu yang meneranginya seperti bulan purnama. Apakah kamu mengetahui mengenai apa ayat 124 surat Thaha, 'Maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit,' diturunkan?" Para sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Ayat itu diturunkan mengenai azab bagi orang kafir di kuburnya. Demi Allah, Sesungguhnya Allah mengirim 99 ekor ular tinnin untuk satu mayat orang kafir. Ular-Ular itu mengigit dan melukainya sampai hari kiamat."6
6 Lihat Majma' al-Zawaid (3/58), dan al-Zabidi: Ithaf al-Sadah al-Mutaqqin (10/404)
341. Imam Ahmad meriwayatkan dari 'Aisyah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Kepada mayat orang kafir dikirim dua ekor ular, seekor berada di arah kepalanya dan yang lain berada di arah kedua kakinya, Keduanya menggigit mayat itu terus menerus sampai hari kiamat."7
7 Hadis daif. Diriwayatkan oleh Ahmad (6/152). Di sanadnya ada 'Ali ibn Zaid, dia daif, dan Ummu Muhammad yang biografinya majhul (tidak dikenal). Yang disebut terakhir ini meriwayatkan dari 'Aisyah, dan 'Ali ibn Zaid meriwayatkan darinya.
342. Ibn Abi Syaibah, Ibn Abi al-Dunya, dan al-Ajuri meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Sempurnakanlah bersucimu dari hadas kecil, karena kebanyakan azab kubur disebabkan olehnya,"8
8 'Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Ibn Majah (348), Ahmad (2/441), Ibn Abi Syaibah (3/276), al-Baihaqi dalam 'Azab al-Qabr (133, 135, dan 136), al Hakim (1/183), al-Daruquthni (1/128), al-Ajuri dalam al-Syari'uh (hlm. 362-363) dan banyak lagi yang lain.
343. Imam al Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibn 'Abbas, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam melintasi dua buah kubur, lalu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Kedua penghuninya sedang diazab. Dan mereka di-azab bukan karena dosa besar. Salah seorang dari mereka diazab karena tidak beristinja dengan sempurna hadas kecil, Sedang yang seorang lagi diazab karena menyebarkan fltnah dalam masyarakat." Lalu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam mengambil sebuah pelepah pohon kurma yang basah, dibelah nya menjadi dua, lalu ditancapkannya di atas kedua kubur. Para sahabat bertanya, 'Ya Rasulullah, mengapa Anda melakukan hal itu?" Beliau menjawab, "Mudah-mudahan azab kubur keduanya diperingan selama pelepah pohon kurma itu masih basah."9
9 'Hadis sahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari (3/179), Muslim (292), Abu Daud (20), al-Turmudzi (70), al-Nasa'i (31), Ibn Majah (347), Ahmad (1/225), Waki' dalam al-Zuhur (444), Hannad dalam al-Zuhd (360/1312), Ibn Abi Syaibah (1/122), dan sejumlah besar ulama hadis lainnya.
344. Ibn Abi al-Dunya dan al-Baihaqi meriwayatkan dari Maimunah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Wahai Maimunah, berlindunglah kepada Allah dari azab kubur. Sesungguhnya penyebab azab kubur yang paling pedih adalah ghibah (menceritakan aib dan kesalahan orang lain di belakangnya) dan baul (tidak sempurna bersuci dari hadas kecil)."10
10 Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam 'Azab al-Qabr (232).
345. Al-Baihaqi meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Penyebab azab kubur ada tiga: yaitu ghibah, menyebarkan filnah, dan baul. Maka hindarilah tiga perkara itu."11 Ibid 262
346. Al-Baihaqi meriwayatkan bahwa Qatadah berkata, "Azab kubur itu suatu kesatuan yang terdiri dari tiga bagian yang sama besarnya. Sepertiga pertama azab kubur itu disebabkan oleh ghibah, sepertiga kedua disebabkan oleh me-nyebarkan fitnah, dan sepertiga ketiga disebabkan oleh baul.12 Ibid 261
347. Ibn Abi Syaibah meriwayatkan bahwa 'Ikrimah, ketika menafsirkan firman Allah dalam surat al-Mumtahanah ayat 13, "Sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa," berkata, "Ketika orang-orang kafir telah masuk kubur, maka mereka melihat kehinaan dan azab yang dipersiapkan oleh Allah untuk mereka. Ketika itu mereka berputus asa untuk mendapat rahmat Allah."
348. Al-Thabrani di dalam al-Awsath, Ibn Abi al-Dunya di dalam al-Qubur, al-Lalika'i di dalam al-Sunnah, dan Ibn Mandah meriwayatkan bahwa Ibn 'Umar berkata, "Ketika saya berjalan di pinggir kampung Badar, tiba-tiba seseorang keluar dari dalam kubur dan di lehernya ada rantai. la menyapaku, 'Hai 'Abdullah, berilah aku air minum!' Saya tidak tahu, apakah dia memang mengetahui nama saya (nama beliau adalah 'Abdullah ibn 'Umar ibn al-Khaththab), ataukah dia sekadar memanggil saya dengan panggilan orang Arab. a Sesuatu kebiasaan orang Arab memanggil orang yang tidak dikenal atau tidak diketahui namanya dengan sebutan Abdullah Kemudian orang yang lain keluar dari kubur yang sama dengan membawa sebuah cambuk Ia menyapaku, 'Tidak, Abdullah jangan beri dia air minum! la kafir! Kemudian ia memukul orang yang pertama dengan cambuk sehingga orang itu kembali ke dalam kubur. Saya mendatangi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam dan menceritakan peristiwa yang saya lihat. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bertanya, 'Apakah Anda telah melihatnya?' Saya menjawab''Ya.' Beliau bersabda, 'Itulah musuh Allah, Abu Jahal, dan itulah siksanya sampai hari kiamat.'"13
13 Hadis Daif. Al-Haitsami dalam Majma’ al-Zawaid (3/59-60) "Hadis ini diriwayatkan oleh al-Thabrani dalam al-Awsath, di sanadnya ada perawi 'Abdullah ibn Muhammad ibn al-Mughirah, dan dia daif."
349. Ibn Abi al-Dunya di dalam Man 'Asya Ba’da al-Maut al-Khallal'a Ahmad ibn Muhammad ibn Harun, Abu Bakar, wafat 311H
di dalam al-Sunnah, dan Ibn al-Barra' di dalam al-Raudhah meriwayatkan bahwa Ibn 'Umar berkata;
“Pada suatu hari, saya pergi menuju suatu tempat, melintasi pemakaman orang jahiliyah. Tiba-tiba, seseorang yang dari tubuhnya dilalap api keluar dari kubur. leherya ada rantai api neraka. Saya membawa kantong kulit berisi air, Ketika ia melihat saya, ia berkata, "Hai Abdullah, berilah aku air minum!" Lalu seorang yang lain keluar dari kubur yang sama dan berkata, "Hai Abdullah, jangan beri dia air minum! Dia orang kafir." Kemudian orang yang terachir memukulinya dengan cambuk dan memegang rantai mengikat lehernya, lalu menarik dan memasukkannya kembali ke dalam kubur.
Kemudian malam pun tiba. Saya menginap dirumah seorang wanita tua. Di sebelah rumahnya ada kuburan. Saya mendengar sebuah suara datang dari arah kubur itu. Suara itu berbunyi, "Air seni, dan apa air seni? Kendi air, kendi air?" Saya bertanya kepada wanita tua itu, "Suara siapa itu?" la menjawab, "Itu suara almarhum suami saya. Dahulu apabila ia kencing, ia tidak berhati-hati. Saya sering menegurnya, 'Berhati-hatilah Anda! Unta sekalipun bila kencing akan merenggangkan kakinya.' Tetapi ia tidak peduli. Da sejak ia wafat, ia terus berteriak, 'Air seni, apakah air seni? Saya bertanya lagi kepada nenek tua itu, "Lalu mengapa ia meneriakkan kendi air?" Nenek itu menjawab, "Pada suatu hari, seseorang yang sangat dahaga mendatanginya dan berkata, 'Berilah aku air minum!' Suamiku menjawab, ambillah kendi air itu!' Tetapi kendi air itu kosong dan orang itupun langsung jatuh mati. Semenjak wafat, suami saya berteriak 'Kendi air, dan apakah kendi air?'" Ketika saya bertemu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam saya menceritakan peristiwa itu kepadanya. Lalu beliau melarang seseorang berpergian seorang diri. 14
14 'Hadis daif. Diriwayatkan oleh Ibn Abi al-Dunya dalam Man Asya ba’da al-Maut (32), dan sanadnya daif. Di sanadnya ada Khalid ibn Hayyan dan Kultsum ibn Jausyan al-Raqi, dia daif seperti yang ditulis di dalam al-Taqrib (2/136).
350. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Hisyam ibn 'Urwah berkata, "Ketika ayah saya berpergian dan berada di antara Makkah dan Madinah, dia melintasi sebuah tanah pemakaman. Tiba-tiba seseorang keluar dari dalam kubur. Orang itu dilalap oleh api dan dibelenggu dengan rantai besi, ia berkata, 'Hai 'Abdullah, berilah aku air minum! Hai 'Abdullah, berilah aku air minum!' Seseorang yang lain mengikutinya dan berkata, 'Abdullah, jangan beri dia air minum, jangan beri dia air minum!' Lalu ayah saya pingsan dan rambutnya memutih. la menceritakan peristiwa itu kepada 'Utsman. Lalu 'Utsman melarang seseorang berpergian seorang diri."
351. Al-Nasa'i, Ibn Khuzaimah, dan al-Baihaqi meriwayatkan bahwa, Abu Rafi' berkata, "Saya melintasi al-Baqi'asebuah tempat pemakaman di kota madinah
beserta Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam, lalu beliau berkata, 'Cih! Cih!' Saya menduga beliau memanggilku. Saya berkata, 'Ya Rasulullah, Anda melakukan sesuatu yang tidak biasa Anda lakukan.' Beliau bertanya, 'Apa itu?' Saya menjawab, 'Anda berkata, "Cih!" kepadaku.' Beliau berkata, 'Tidak, bukan Anda yang saya maksud, tetapi penghuni kubur ini. Saya mengangkatnya sebagai pegawai zakat dan pajak untuk suatu daerah. la mengambil sebuah baju besi tanpa melaporkannya. Sekarang dia sedang memakai baju besi, tetapi kali ini baju itu terbuat dari api.'"15
15 'Hadis daif. Diriwayatkan oleh Ibn Khuzaimah dalam al-Shahih (4/52), di sanadnya ada perawi yang tidak ditenal.
352. Ibn Abi Syaibah, Hannad al-Sari, dan Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa 'Amr ibn Syurahbil berkata, "Seseorang yang dianggap warak wafat. Malaikat azab mendatanginya di kuburnya dan berkata, 'Saya akan mencabukmu sebanyak seratus kali.' la bertanya 'Atas dosa apa Anda mencambuk saya? Dahulu saya sangat berhati-hati dan selalu memelihara diri dosa.' Malaikat berkata, 'Kalau begitu sebanyak lima puluh kail cambuk.' Mereka terus menerus tawar menawar sehingga azabnya tinggal sekali cambuk. Malaikat mencambuknya, lalu percikan api cambuk itu memenuhi kuburnya. Orang itu hancur kemudian dihidupkan kembali dan bertanya,”Atas dosa apa Anda mencambuk saya?' Malaikat menjawab, 'Anda pernah salat tanpa wudu, dan Anda pernah melewati orang teraniaya yang meminta pertolongan tetapi Anda tidak menolongnya,'"16
16 Hadis daif. Diriwayatkan oleh Hannad (362), 'Abd al-Razzaq (6752) Abu Nu'aim dalam al-Hilyah (4/144), dan sanadnva daif.
353. Al-Thahawi meriwayatkan dari Ibn Mas'ud bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Seorang hamba akan disiksa dengan pukulan cambuk di dalam kuburnya sebanyak seratus pukulan, ia terus memohon kepada Allah hingga siksaan itu hanya berupa satu pukulan. Satu pukulan itu mengeluarkan percikan api yang memenuhi kuburnya. Ketika percikan api padam dan ia sadar kembali, ia bertanya, 'Apa dosa saya hingga Anda memukul saya sedemikian rupa?' Malaikat menjawab, 'Anda pernah shalat tanpa wudu, dan pernah melihat orang ditindas tetapi tidak menolongnya,'"
354. Imam Al-Bukhari meriwayatkan bahwa Samrah ibn Jundup berkata:
“Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam sering kali bertanya kepada para sahabatnya apakah bgrmimpi melihat sesuatu, Pada suatu pagi beliau berkata kepada kami, "Tadi malam, dua orang malaikat mendatangiku dan berkata, “Mari berangkat” Lalu saya pergi mengikuti mereka. Mereka membawa saya ke Tanah Suci
"Kami melihat seseorang yang berbaring, dan di dekatnya ada orang lain yang berdiri memegang batu dan menjatuhkannya tepat di kepala orang yang berbaring itu. Dan kepala itu pecah, dan batu itu bergulir dari kepalanya, lalu orang yang menjatuhkan batu itu mengambil kembali batu itu. Tidak lama kemudian, kepala itu utuh kembali seperti semula, dan orang itu mengulangi perbuatannya seperti yang pertama kali, Saya bertanya,”Subhanallah. siapa kedua orang ini?' Malaikat menjawab,'Mari berangkat!'
"Lalu kami berangkat dan melihat seseorang yang berbaring di atas tengkuknya. Lalu datang orang lain membawa sabit, dan memegang sebelah wajah orang pertama, lalu merobek sudut mulut sampai tengkuknva, lobang hidung sampai tengkuknya, serta mata sampai tengkuknya. Kemudian ia pindah ke muka sebelahnya, dan mulai memotong-motong seperti bagian wajah sebelahnya. Sebelum pemotongan selesai, bagian vang pertama sudah utuh kembali seperti semula. Begitulah seterusnya, ketika bagian kanan dipotong-potong, bagian kiri utuh kembali. Dan demikian sebaliknya. Saya bertanya, 'Subhanallah, siapa kedua orang ini?' Mereka hanya berkata, 'Mari berangkat!'
"Lalu kami berangkat dan menemukan suatu tempat seperti dapur api. Dari dalamnya terdengar suara hiruk-pikuk dan suara-suara lain. Kami mendekatinya dan melihat sejumlah pria dan wanita yang bugil tanpa busana berada di dalamnya. Lidah api menjalar ke lantai tempat mereka. Apabila lidah api mendekati mereka, maka mereka berteriak histeris. Saya bertanya, 'Siapakah mereka ini?' Mereka menjawab, 'Mari berangkat!'
"Lalu kami berangkat dan bertemu dengan sebuah sungai yang airnya berwarna merah darah. Di dalamnya ada orang yang berenang. la mendatangi orang lain yang memegang kerikil. Lalu pemegang batu itu membuka mulut si perenang dan menyumbatnya dengan batu. Perenang itu berlari dan berenang kembali. Tetapi, tidak lama kemudian perenang itu datang kembali mendekati pemegang batu-batu kerikil dan mulutnva disumbat kembali dengan batu. Demikian terus berkelanjutan, Saya bertanya, 'Siapakah kedua orang ini?' Mereka menjawab, 'Mari berangkat!'
"Lalu kami berangkat dan bertemu dengan seseorang yang sangat buruk rupa seperti orang terburuk yang pernah Anda lihat. Di dekatnya ada seonggok api unggun yang dinyalakan dan diawasinya. Saya bertanya, 'siapakah orang ini?' Mereka tnenjaWab. 'Mari berangkat!'
''Lalu kami berangkat dan bertemu dengan sebuah kebun yang rindang. Di dalamnya ada semua jenis bunga musim semi. Di tengah-tengah kebun itu ada seorang laki-laki yang tinggi. Kepalanya hamper menyentuh langit dan sekitarnya ada anak-ana yang tidak pernah aku lihat sebelumnya. Kedua malaikat itu berkata kepadaku,”'Mari berangkat!'
"Lalu kami berangkat dan bertemu dengan sebuah kebun yang besar yang besar . Saya tidak pernah melihat sebuah kebun yang lebih besar dan indah darinya. Mereka berkata, 'Masuklah!' Lalu kami memasukinya dan menyaksika
BAB 18
PENYELAMAT SESEORANG DARI AZAB KUBUR
364. Al-Thabrani di dalam al-Kabir, al-Turmudzi di dalam Nawadir al-Ushul, dan al-Ashbahani di dalam al-Targhib meriwayatkan bahwa 'Abd al-Rahman ibn Samrah berkata:
Pada suatu hari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam datang menemui kami dan bersabda, "Tadi malam saya bermimpi melihat sesuatu yang aneh. Saya melihat seorang umatku didatangi oleh malaikat maut untuk mencabut nyawanya. Lalu sikap hormat dan baiknya kepada kedua orang tuanya datang dan melindunginya serta mengusir malaikat maut. Saya melihat seorang umatku telah dikuasai oleh azab kubur, lalu wudunya datang dan menyelamatkannya dari azab itu. Saya melihat seorang umatku telah dikelilingi oleh malaikal-malaikat azab, kemudian salatnya datang dan menyelamatkannya. Saya melihat seorang umatku sangat haus, setiap kali dia mendatangi sebuali sumur dia dicegah mengambil airnya. Lalu puasanya datang dan memberinya minum sampai ia merasa puas. Saya melihat seorang umatku, sedang para nabi duduk berkelompok-kelompok. Setiap dia mendekati suatu kelompok, mereka mengusirnya. Lalu mandi janabahnva datang dan membawa serta mendudukkannya di samping kelompok itu. Saya melihat seorang umatku diliputi oleh kegelapan dari arah depan, belakang, kanan, kiri, atas, dan bawah, dan dia kebingungan dalam kegelapan itu. Lalu haji dan umrahnya datang dan mengeluarkannya dari kegelapan itu, kemudian membawanya ke tempat yang terang. Saya melihat seorang umatku hendak berbicara dengan beberapa muslim yang lain, tetapi mereka tidak mau berbicara dengannya. Lalu hubungan silaturahminya mendatanginya dan berkata, 'Hai kaum muslim, berbicaralah dengannya" Lalu mereka pun berbicara dengannya. Saya melihat seorang umatku menghalangi mukanya dari panas dan percikan bunga api neraka dengan tangannya, lalu zakat dan sedekahnya datang, melindungi muka dan menaungi kepalanya. Saya melihat seorang umatku telah dikuasai oleh para malaikat Zabaniah, lalu amar makruf dan nahi munkarnya datang, menyelamatkannya dari mereka dan menyerahkannya kepada malaikat-malaikat rahmat. Saya melihat seorang umatku berlutut dan sebuah hijab menghalanginya untuk menghadap Allah, lalu akhlak mulianya datang, membawa dan mempertemukannya dengan Allah. Saya melihat seorang umatku, dan buku catatan amalnya turun menghampiri dari arah kirinya, lalu rasa takutnya kepada Allah mendatanginya, mengambil buku catatan amalnya itu dan memindahkan arah turunnya ke arah kanan. Saya melihat seorang umatku yang amal-amal baiknya lebih sedikit dari dosa-dosanya. lalu anak-anaknya yang wafat dalam usia kanak-kanak datang dan menambah timbangan amal-amal baiknya, sehingga menjadi lebih berat dari timbangan dosanya. Saya melihat seorang umatku di pinggir mulut api neraka, lalu rasa takutnya kepada Allah mendatangi dan menyelamatkannya dari tempat itu. Saya melihat seorang umatku jatuh kedalam api neraka, lalu air mata tangisannya di dunia yang menetes karena takut kepada Allah datang dan menyelamatkannya dari neraka. Saya melihat seorang umatku berada di atas al-shirath (jembatan akhirat), tubuhnya gemetar seperti pelepahdaun kurma yang bergoyang-goyang, lalu baik sangkanya kepada Allah datang dan melenyapkan rasa gemetarnya. Akhir nya, ia dapat melintasi al-shirath dengan aman. Saya melihat seorang umatku berada di atas al-shirath, terkadang ia merayab dan terkadang merangkak. Lalu salatnya mendatanginya dan memberdirikan tubuhnya. Akhirnya ia melintasi jembatan itu dengan aman. Saya melihat seorang umatku telah ttiba dipint-pintu surga, tetapi tidak ada pintu yang dibukakan untuknya. Lalu kalimat syhadatnya mendatanginya, memembukakan pintu dan membawanya masuk ke surga, saya melihat sejumlah orang yang lidahnya digunting, Saya bertanya, 'Hai Jibril, siapakah mereka' la menjawab, 'Merekalah orang-orang yang menyebarkan fitnah dan mengadu domba manusia.' Saya melihat sejumlah laki-laki yang digantung dengan lidahnya, Saya bertanya, 'Siapakah mereka, wahai Jibril?' Ia menjawab, 'Mereka adalah orang-orang yang menuduh mukmin lelaki dan mukmin perempuan berbuat zina, padahal orang yang dituduh tidak melakukannya-'1
Al-Qurthubi berkata, "Hadis ini penting, karena berisi amal-amal tertentu yang dapat menyelamatkan dari ketakutan-ketakutan tertentu-"
1 Hadis daif. Al-Haitsami di dalam Majma' al-Zawaid (7/182-183) menulis, "Hadis ini diriwayatkan oleh al-Thabrani dengan dua sanad, salah satunya dari Sulaiman ibn Ahmad al-Wasithi dan yang lain dari Khalid ibn 'Abd al-Rahman al-Makhzumi, keduanya daif."
365. 'Abd ibn Humaid di dalam al-Musnad rneriwayatkan bahwa Ibn 'Abbas r.a bertanya kepada seorang lelaki, "Apakah Anda ingin mendengar dari saya sebuah hadis yang menggembirakan Anda?" la menjawah, "Tentu." Lalu beliau berkata; "Bacalah surat al-Mulk, dan ajarkanlah surat itu kepada istri, anak-anakmu, anak-anak kecil yang tinggal di rumahmu, dan tetanggamu. Karena, surat itu adalah penyelamat dan pembela. Pada hari kiamat nanti, surat itu membela pembacanya di majelis pengadilan Allah. la memohon kepada Allah agar pembacanya diselamatkan dari azab kubur. Dan dengan surat itulah pembacanya selamat dari azab kubur."
366. Al-Hakim, al-Baihaqi, dan lain-lain meriwayatkan bahwa Ibn Mas'ud r.a. berkata, "Surat al-Mulk adalah benteng yang melindungi pembacanya dari azab kubur. Ketika malaikat azab di kubur mendatangi seorang mayat di kuburnya dari arah kepala, kepalanya berkata, 'Kamu tidak bisa menyiksa saya karena saya menghafal surat al-Mulk.' Malaikat azab mendatangi si mayat dari arah kedua kakinya. Kedua kaki berkata, 'Kamu tidak bisa menyiksa saya, karena mayat ini membaca surat al-Mulk dalam salatnya yang berdiri di atas kami berdua.'"2
2 Hadis daif. Diriwayatkan oleh 'Abd ibn Humaid (603, menurut penomoran buku al-Muntakhab) dan al-Thabrani di dalam al-Kabir (6/116). Di sanadnya ada perawi Ibrahim ibn Aban al-'Adani, dia daif. Karena perawi inilah al Haitsami di dalam majma’ al-Zawaid (7/127) menilai hadis ini memiliki cacat
367. Ibn 'Asakir di dalam al-Tarikh dengan sanad yang daif meriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam ber-sabda:
Seseorang wafat, dan ia hanya menghafal surat al-Mulk.
Tatkala mayatnya dimasukkan ke dalam kubur, seorang malaikat mendekatinya. Surat al-Mulk pun muncul dan menghadangnya. Malaikat berkata kepadanya, "Anda adalah bagian dari Alquran. Saya tidak ingin menyiksamu. Sedang saya tidak bisa berbuat jahat maupun baik kepadamu, kepada mayat ini, dan juga kepada diri saya sendiri. Bila Anda ingin membela dan berbuat baik kepada mayat ini, pergilah menghadap Allah SWT dan mintakanlah syafaat untuknya!"
Surat itu menghadap Allah SWT dan berkata, "Ya Allah, si Polan memilih diriku dari sekian banyak surat dalam Alquran. Lalu ia mempelajari dan membacaku. Apakah Engkau akan menyiksanya di neraka sedang aku berada dalam diri-nya? Jika Engkau akan menyiksanya, maka hapuskanlah aku dari Alquran." Allah bertanya, "Apakah Anda marah?" la menjawab, Tentu sudah sewajarnya saya marah." Allah berfirman, "Pergilah! Aku menyerahkannya kepadamu dan memberinya syafaat karenamu."
Surat itu masuk ke kubur dan mengusir malaikat. Malaikat keluar dengan sedih tanpa dapat menyentuh mayat seujung rambut pun. Surat al-Mulk meletakkan mulutnya di mulut mayat dan berkata, "Selamat datang, Wahai Mulut yang selalu membacaku! Selamat datang, Wahai dada yang selalu menghafal dan menghayatiku! selamat datang; Wahai dua kaki yarig selalu berdiri dalam salat dengan membacaku!" Surat itu menghibur dan menemaninya di dalam kubur agar ia tidak kesepian;
Anas berkata, "Tatkala Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam menyampaikan hadis ini, masyarakat muslim ketika itu, anak-anak, orang dewasa, orang rnerdeka, budak semuanya mempelajari surat al-Mulk. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam sendiri menamakan surat itu sebagai al-Munjiat (Penyelamat)."
368. Abu 'Ubaida Al-Imam alQasim ibn Salam ibn Abdillah, wafat 224H
di dalam al-Fadha’il meriwayatkan bahwa ibnu Mas'ud berkata, "Apabila seseorang Wafat dan dikuburkan, maka api menyala di sekeliling jasadnya. Apabila ia tidak memiliki amal saleh yang membentengi dirinya dari api, amak api itu akan membakar bagian yang dekat dengannya. Ada seorang mayat yang tidak membaca Alquran selain surat Al-Mulk. Api mendekat dari arah kepalanya, lalu surat Al-Mulk berkata, 'Dia membacaku.' Api mendekat dari arah kedua kakinya, lalu surat al-Mulk berkata, 'Dia membacaku dalam shalat dan berdiri di atas dua kakinya ini.' Api mendekat dari arah rongga dadanya, lalu surat al-Mulk berkata, 'dia menghafal dan menghayatiku,' Dengan demikian surat al-Mulk menyelamatkannya dari api itu,"
369. Al-Darimia Al Imam Abdullah ibn Abd Al-Rahman al-Samarqandi, wafat 255 H
meriwayatkan di dalam al-Musnad bahwa Khalid ibn Ma'dan berkata, "Sebuah riwayat yang saya terima menyatakan bahwa surat al-Sajadah (Alif Lam Min Tamzil) membela pembacanya di dalam kubur, Surat itu berkata, 'Ya Allah jika aku bagian dari Al-Quran, maka perkenankanlah memberinya syafaat, jika aku bukan bagian dari Alquran, maka hapuskanlan aku darinya.' surat al-Sajadah itu datang dalam bentuk burung. Kedua sayapnya menaungi pembacanya, memberinya syafaat, dan melindunginya dari azab kubur. Dan surat al-Mulk seperti surat al-Sajadah." Khalid Ibn Ma'dan sendiri tidak tidur sebelum membaca dua surat itu.3
3 Sanadnya daif, karena hadis ini termasuk hadis yang menggunakan awalan "balagha" (disampaikan) yang seperti telah dikedepankan bahwa hadis yang bercirikan "balaghat" merupakan sebagian hadis daif. Demikian dalam Ilmu Musthalah al-Hadis
370. Al-Yafi'i di dalam Raudhah al-Rayyahin berkata "Ada mayat dimakamkan. Ketika para pengantarnya telah berangkat meninggalkannya, maka seorang Syekh Yaman yang saleh mendengar suara pukulan yang sangat keras dari kubur-nya. Kemudian seekor anjing hitam keluar dari kuburnya. Syekh itu bertanya kepadanya, 'Celakalah Anda, siapakah Anda?' Anjing itu menjawab, 'Saya adalah amal si mayat.' Syekh bertanya lagi, 'Pukulan tadi diarahkan kepada siapa, kepadamu atau kepada mayat?' Anjing menjawab, 'Kepada saya. Ia memiliki surat Yasin dan beberapa surat lain. Surat-surat itu menjadi penghalang antara aku dan dia. Karena itu saya dipukul
371. Abu Ya'la meriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Barangsiapa wafat pada hari Jum’at, maka dia terhindar dari azab kubur."4
4 Sanad nya daif, karena disanadnya ada Yazid al-Raqasyi yang daif. Lihat Ibn Hajar: al-Mathalib al-Aliyah (1/230)
372. Al-Baihaqi meriwayatkan bahwa "Ikrimah ibn Khalid al-Makhzumi berkata "Barangsiapa wafat pada hari Jumat atau malamnva, maka buku catatan amalnya ditutup dengan stempel iman, dan dia terhindar dari azab kubur."-5
5 diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam Azab al-Qabr (175)
373. Al-Yafi'i di dalam Raudhah al-Rayyahin menceritakan bahwa seorang wali berkata, "Saya berdoa kepada Allah agar kepada sava diperlihatkan maqamat (klasifikasi atau jenjang-jenjang) penghuni kubur. Pada suatu malam, saya bermimpi melihat kubur-kubur terbelah. Sebagian penghuninya tidur berselimutkan kain sutera halus, sebagian yang lain dengan selimut kain sutera dan kain bercampur sutera, sebagian yang lain di atas tumbuhan surga yang wangi, dan sebagian yang lain di atas ranjang-ranjang. Sebagian mereka menangis dan yang lain tertawa. Saya berkata, 'Ya Allah, jika Engkau kehendaki, Engkau dapat mensejajarkan para penghuni kubur dalam mernperoleh penghargaan dari-Mu.' Salah seorang penghuni kubur berseru, 'Hai Polan, inilah jenjang-jenjang amal saleh. Yang berselimutkan kain sntera halus adalah mereka yang berakhlak rnulia. Yang berselimutkan kain sutera dan kain bercampur sutera adalah para syuhada. Yang tidur di atas tumbuh-tumbuhan surga yang wangi adalah orang yang melaksanakan Ibadah puasa: Yang tidur di atas ranjang-ranjang adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, yang menangis adalah orang yang berdosa; dan yang terawa adalah orang yang bertobat."
BAB 19
KONDISI MAYAT DALAM KUBUR
374. Al-Ashbahani di dalam al-Targhib meriwayatkan dari Ibn 'Umar bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Orang-orang yang mengesakan Allah tidak merasakan kesepian ketika wafat, di kubur, dan pada hari berbangkit."1
1 Hadis daif. Diriwayatkan oleh al-Thabrani dalam al-Kabir seperti yang ditulis dalam Majma' al-Zawaid (10/336). Al-Haitsami menulis, "Di sanadnya ada sekelompok perawi yang tidak kami kenal."
375. Imam Muslim meriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam pada malam Israk Mikraj, melintasi Musa a.s. dan dia sedang salat di kuburnya.2
2 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Muslim dalam Ahadits al-Anbiya' (331).
376. Abu Nu'aim di dalam al-Hilyah meriwayatkan dari Ibn 'Abbas bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam melintasi kubur Musa a.s. dan dia sedang salat di kuburnya.
377. Ibn Sa'ad di dalam al-Thabaqat, Ibn Abi Syaibah di dalam al-Mushannaf, dan Imam Ahmad di dalam nal-Zuhd meriwayatkan dari 'Affan ibn Muslim, dari Hammad ibn Salamah, bahwa Tsabit al-Bannani berdoa, "Ya Allah, jika Engkau memberi kemampuan kepada seseorang untuk salat di kuburnya, maka berilah kemampuan itu kepadaku."
378. Ibn Sa'ad meriwayatkan bahwa jabir berkata, "Demi Allah yang tiada Tulian selain-Nya, saya dan Hamid al-Thawil memasukkan jenazah Tsabit al-Bannani ke dalam kuburnya. Ketika kami menyusun batu bata di atas kuburnya, tiba-tiba sebuah sebuah batu bata jatuh. (Saya turun untuk mengambilnya— pen.), dan saya lihat dia sedang salat di kuburnya. Semasa hidup, ia pernah berdoa, 'Ya Allah, jika Engkau rnemberi kemampnan kepada seorang makhluk-Mu untuk salat di kuburnya, maka berilah kemampuan itu kepadaku.' Dan Allah telah mengabulkan doanya."
379. Ibn Sa'ad meriwayatkan bahwa Ibrahim ibn al-Shamah al-Muhallabi berkata, "Orang-orang yang melintasi benteng menjelang subuh berkata, 'Ketika kami melintasi tepian kubur Tsabit al-Bannani, kami mendengar bacaan Alquran.'"
380. Al-Turmudzi dengan sanad yang hasan, al-Hakim, dan al-Baihaqi meriwayatkan bahwa Ibn 'Abbas r.a. berkata, "Seorang sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam memasang tenda di atas sebuah kuburan, tanpa sadar bahwa tempat itu kuburan. Tiba-tiba mendengar suara seseorang membaca surat al-Mulk dari awal sampai akhir. Lalu saya mendatangi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam dan menceritakan peristiwa itu. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, 'Surat al-Mulk itu adalah penyelamat dan pelindung-nya dari azab kubur.'"3
3 Hadis daif. Diriwayatkan oleh Turmudzi (2890), karena disanadnya ada Yahya ibn Amr al-Nukri, dia daif. Perawai inilah yang menyebabkab al-Baihaqi di dalam azab al-Qabr (165) menilai hadis in daif
Abu al-Qasim al-Sa'di di dalam kitab al-Ruh berkata, "Hadis diatas merupakan pembenaran Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bahwa mayat membaca Alquran di dalam kubur. Sebab, 'Abdullah ibn 'Abbas menceritakan peristiwa yang didengarnya kepada beliau, lalu beliau membenarkannya;''
381. Ibn Mandah dan Abu Ahmad meriwayatkan bahwa Thalhah Ibn Ubaidillah berkata, "Aku ingin mengambil hartaku di hutan, lalu aku kemalaman dan beristirahat di dekat kubur 'Abdullah ibn 'Arm ibn Hizam. Aku mendengar dari dalam kubur lantunan Alquran dengan suara dan bacaan yang sangat baik; Aku tidak pernah mendehgar bacaan yang lebih baik dari dari itu. Aku menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam dan menceritakan peristiwa itu. Beliau bersabda, 'itulah Suara 'Abdullah, Tidakkah Anda tahu bahwa Allah mencabut roh mereka dan menempatkannya di lilin-ilin permata dan mutiara. Kemudian menggantungkan lilin-lilin itu ditengah-tengan surga. Apabila malam tiba, maka roh-roh mereka dikembalikan kejasad-jasad mereka di kubur. Dan apabila waktu subuh tiba, roh-roh itu kembali pergi menuju tempat semula'"4
4 Hadis daif, pengarang buku ini sendiri didalam buku dasarnya yaitu Syar-al Shudur (hlm 256) menilainya daif
382. Ibn Abi al'Dunya meriwayatkan bahwa Yazid al-Raqasyi berkata, "sebuah riwayat yang saya terima menyatakan;
bila seserang mukmin wafat dan belum menghafal seluruh Al Qur’an, maka Allah akan mengutus beberapa malaikat padanya untuk membimbing menghafal bagian Alquran yang belum dihafalnya, hingga kelak Allah membangkitkannya dari kubur,"
383. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa al-Hasan berkata, "sebuah riwayat yang saya terima menyatakan bahwa bila mukmin wafat dan dia belum menghafal Alquran, Allah merintahkan malaikat penjaganya mengajari Alquran di kuburnya, sehingga Allah membangkitkanya pada hari kiamat beserta penghafal-penghafal Alquran."
384. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa 'Athiyah al 'Aufi berkata, "Sebuah riwayat yang saya terima menyatakan bila seorang hamba wafat dan dia belum belajar Alquran maka Allah akan mengajarinya Alquran di dalain kuburnya sehingga Allah rnembangkitkannya dalam kondisi telah belajar Alquran."
385. Abu al-Hasan ibn Bisyran dalam jilid pertama karyanya, al-Fawaid, dengan sanadnya dan 'Athiyah al Aufi, Abu Sa'id, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersahda, "Barangsiapa membaca Alquran dan wafat sebelum menghafalnya, maka malaikat akan datang ke kuburnya unluk mengajarinya. Dan ketika (tiba masanya) ia menghadap Allah, ia telah memenghafalnya. 5
5 Hadis daif, karena di sanadnya ada 'Athiyah al Aufi. Telah disebutkan bahwa dia daif.
386. Ibn Mandah meriwayatkan bahwa 'Ikrimah berkata "Orang mukmin yang wafat akan diberi sebuali Alquran untuk dibacanya."
387. Ibn Mandah meriwayatkan bahwa 'Ashim al-Saqathi berkata, "Kami menggali sebuah kubur di Balkh. a sebuah kota tua di Afganistan lalu tanpa disengaja dinding kubur itu tergali dan menembus ke kubur lain. Saya melihat, di kubur itu, seorang tua menghadap ke arah kiblat. Dia memakai kain berwarna hijau yang sanggup membuat sekelilingnya berwarna hijau. Di pangkuannya ada sebuah kitab suci Alquran, dan dia sedang khusyuk membacanya."
388. Ibn Mandah meriwayatkan bahwa Abu al-Nadhr al-Naisaburi al-Haffar—seorang yang saleh dan warak—berkata, "Saya menggali sebuah kuburan, lalu dinding kubur lain tergali sehingga menembus liang lahad sebelah. Saya melihat seorang pemuda yang tampan, berpakaian bagus dan harum semerbak wanginva sedang duduk bersila. Di pangkuannya ada kitab yang ditulis dengan tinta berwarna hijau, dengan kaligrafi terindah yang pernah aku lihat. Dia membaca Alquran dengan menatap ke arah tulisan itu."
389. Ibn Jarir, Ibn Abi Hatim, dan Ibn al-Mundzir dalam kitab-kitab tafsir mereka, dan Abu Nu'aim meriwayatkan bahwa Mujahid menafsirkan firman Allah pada surat al-Rum ayat 44,
"Dan barangsiapa beramal saleh, maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyingkapkan tempat yang menyenangkan."
390. Ibn al-Mundzir meriwayatkan bahwa Mujahid menafsirkan ayat di atas. la berkata, "Mereka dapat meluruskan badan di kubur mereka."
391. Ibn Abi al-Dunya dan al-Baihaqi meriwayatkan bahwa. abu Hurairah berkata, "Kepada mayat orang mukmin di kuburnya dikatakan, 'Tidurlah dengan tenang, seperti tidurnya orang-orang bertakwa'"
392. 'Abdullah ibn Ahmad di dalam Zawaid al-Zuhd meriwayat bahwa 'Ubadah ibn Nusay berkata, "Ketika Abu bakar al-Shiddiq akan Wafat, ia berkata kepada 'Aisyah, 'cucilah kedua bajuku ini dan kafanilah aku dengannya! Sesungguhnya kondisi ayahmu di kubur akan berpakaian dengan pakaian yang paling baik atau telanjang bulat.'"
393: Ibn Abi Syaibah di dalam al-Mushannaf meriwayatkan bahwa Ibn Sirin senang jika mayat dikafani dengan kain kafan yang baik, Dan diriwayatkan bahwa para mayat itu berkunjung dengan memakai kain kafan mereka,
Antara Realita dan Wahyu
Al-Baihaqi, setelah mentakhrij hadis di atas berkata,”Hadis itu tidak bertentangan dengan perkataan Abu Bakar alshiddiq bahwa kain kafan hanyalah untuk nanah mayat Karena memang demikianlah kenyataannya menurut penglihatan mata kasar kita. Tetapi sebenarnya, mereka berada dalam suatu kondisi yang sesuai dengan iradah (kehendak) dan ilmu Allah. Seperti firman Allah mengenai para syuhada dalam surat Ali 'Imran ayat 169, 'Mereke itu hidup di sisi Allah dengan Tuahnya dengan mendapat rezeki-sedang kondisi mereka menurut pandangan mata kepala kita bergelimang darah dan kemudian diuji keimanannya. Begitulah kondisi mereka menurut pandangan mata kita. Tetapi kondisi mereka didalam alam ghaib adalah seperti yang dinyatakan Allah, seandainya kondisi nyata mereka sama persis dengan kondisi yang diterangkan oleh Allah, maka hilanglah nilai iman kepada yang ghaib
394. Ibn Abi al-Dunya di dalam kitab al-Manamat meriwayatkan dari al-Qasim ibn Hasyim, dari Yahya ibn Shalih al-Wahazhi, dari Muhammad ibn Sulaiman ibn Abi Dhamrah al-Qashi, bahwa Rasyid ibn Sa'ad berkata, "Seorang wanita wafat lalu suaminya bermimpi melihat sejumlah wanita. Tetapi tidak melihat istrinya bersama mereka. la menanyakan tentang istrinya kepada mereka. Mereka menjawab, 'Anda tidak menyempurnakan pengafanannya. Karena itu dia malu keluar bersama kami.' Sang suami menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam dan menceritakan mimpi itu kepadanya. Beliau bersabda, Fikirkanlah! Adakah orang terpercaya yang bias menjadi pengirim?' Kemudian sang suami mendatangi seorang dari kelompok ANshar yang sedang sakit dan akan wafat. Ia menceritakan mimpinya kepada orang itu. Orang Anshar yang akan wafat itu berkata, 'Jika memang seseorang dapat menyampaikan titipan kepada orang mati, maka aku bersedia menyampaikannya.' Lalu orang itu wafat dan sang suami membawa dua helai kain yang dicelup dengan zafaran (kunyit) dan meletakkannya di dalam kain kafan orang Anshar itu. Pada malam berikutnya, ia bermimpi melihat istrinya bersama sejumlah wanita lain. Istrinya memakai dua helai kain berwarna kuning."
Hadis ini mursal dan sanadnya baik, karena Ibn Abi Damrah diterima riwayatnya, dan Rasyid ibn Sa'ad tsiqah serta banyak meriwayatkan hadis secara mursal.
395. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa al-Sya'bi ber-kata, "Apabila mayat diletakkan di kuburnya, maka ia didatangi oleb keluarga dan anaknya. Mereka bertanya kepadanya mengenai orang-orang yang masih hidup sesudahnya, 'Bagaimana kabar si Polan? Apa yang dikerjakan si Polan?'"
396. Sa'id ibn Manshur, Ibn Abi Syaibah, Ibn Abi al-Dunya, dan al-Hakim meriwayatkan bahwa ketika Huzaifah ibn al-Yaman sekarat, ia berkata, "Belilah dua buah baju untuk kain kafanku. Kamu boleh membeli yang termahal. Bila kain kafanku baik, maka aku akan diberi pakaian yang lebih baik darinya. Sebaliknya, bila kain kafanku tidak baik, maka aku akan menanggalkannya secepatnya."6
6 Hadis shahih. Lihat al-Mustadrak (3/381), al-Dzahabi: siar a’alam al-nubala’ (2/361) dan catatan kakinya.
397. Ibn Sa'ad dan al-Baihaqi dengan beberapa jalur sanad meriwayatkan bahwa ketika Huzaifah al-Yamani sekarat, ia berkata, "Belikanlah dua buah baju berwarna putih untuk kain kafanku dan aku memakai keduanya hanya sebentar saja.
Kemudian diganti dengan yang lebih baik atau dengan yang lebih buruk."
398. Abu Nu'aim meriwayatkan dari Muslim al-Jundi, bahwa Thawus berkata kepada anaknya, "Apabila engkau telah meletakkan jenazahku di liang lahat, maka lihatlah aku. Bila engkau tidak melihatku lagi, maka bersyukurlah kepada Allah, Tetapi, bila engkau masih melihat jenazahku, maka itu adalh suatu musibah dan ucapkanlah “Inna lillahi wa inna ilahi rajiun”
Selanjutnya anaknya bercerita bahwa ia menguburkan ayahnya dan ia tidak melihatnya dikubur, ia bergembira dengan peristiwa itu.
399. Abu Nu'am meriwayatkan bahwa seorang penduduk Jurjan berkata, "Ketika Karz ibn Wabrah al-Jurjanni wafat, seorang lelaki melihat dalam mimpinya para penghuni kubur sedang duduk dikubur mereka dengan memakai pakaian baru. Seseorang bertanya kepada mereka, 'Ada peristiwa apa?' Orang yang ditanya menjawab, 'Para penghuni kubur memakai pakaian baru dalam rangka menyambut kedatangan mayat Karz ke kubur mereka.'"7
7 Hadis daif. Diriwayatkan oleh abu Nu’aim didalam al-Hilyah (5/81). Di sanadnya ada perawi yang tidak dikenal, yaitu penduduk Jurjan tersebut
BAB 20
ZIARAH KUBUR DAN MAYAT YANG MENGENAL PEZIARAH
400. Ibn Abi al-Dunya di dalam al-Qubur meriwayatkan bahwa 'Aisyah berkata, " Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, 'Tidak seorang pun yang rnenziarahi kubur saudaranya dan duduk di atas sisi kuburnya kecuali mayat itu merasa senang dan menjawab salamnya hingga peziarah itu meninggalkannya.” 1
1 Hadis daif. Lihat al-Hafizh al-Iraqi: takhrij Ahadits al-Ihya’ (3/297)
401. Ibn Abi al-Dunya dan al-Baihaqi di dalam al-Syu'ab meriwayatkan bahWa Abu Hurairah berkata, "Apabila seseorang melintasi kubur seorang mayat yang dikenalnya dan memberi salam kepadanya, maka mayat itu akan membalas salamnya dan mengenal pemberi salam itu. Dan apabila orang melintasi kubur mayat yang tidak dikenalnya dan memberi salam kepadanya, maka mayat itu akan membalas salamnya.” 2
2 Hadis daif. Al-Dzahabi meriwayatkan didalam al-Siar (12/590) dan berkomentar,”hadis ini gharib, daif dan munqathi’ Sepengetahuan kami, Zaid tidak pernah mendengar hadis dari Abu Hurairah.” Dan menurut kami (muhaqqiq) dua hadis berikutnya (yaitu hadis no.402 dan 402—Pen) juga daif. Lihat juga Ibn al_Jauzi: al-Ilal al-Mutanahiah (2/911) dan Faidh al-Qadir (5/487) karya al-Manawi.
Hadis gharib ialah hadis yang didalam sanadnya terdapat seorang yang menyendiri dalam meriwayatkannya.
402, Ibn 'Abd al-Barr di dalam al-Istidzkar wa al-Tamhid meriwayatkan dari Ibn 'Abbas r.a, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Siapa pun yang melintasi kubur saudaranya yang mukmin, yang dikenalnya di dunia, lalu mengucapkan salam kepadanya, maka mayat itu mengenalnya dan membalas salam-nya,"
Hadis ini dinilai sahih oleh 'Abd al-Haq
403. Al-Shabuni'a Ismail ibn Abd Al-Rahman ibn Ahmad
di dalam al-Mi'atain meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Tidak seorang hamba pun yang melintasi kubur seseorang yang dikenalnya di dunia dan mengucapkan salam kepadanya, kecuali mayat itu mengenalinya dan membalas salamnya."
404. Imam Ahmad meriwayatkan bahwa 'Aisyah berkata, "Dahulu jika aku memasuki rumahku,b yang juga sebagai makam Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wassalam dan Abu Bakar
aku menanggalkan bajuku dan berkata, 'Mereka adalah ayah dan suamiku,' Tetapi tatkala 'Umar dimakamkan bersama mereka, maka aku memasuki kamarku dengan pakaian lengkap dan rapi, karena malu kepada ' Umar, " 3
3 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Ahmad (6/202) dan al-Hakim (4/7).
405. Al-Thabrani di dalam al-Mu'jam al-Awsath meriwayatkan bahwa Ibn 'Amr berkata, "Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam pulang dari perang Uhud, beliau melintasi kubur Mush'ab ibn 'Umair. Beliau berhenti sejenak di sisi kubur Mush'ab dan di sisi kubur sahabat-sahabat Mush'ab. Beliau bersabda, 'Saya bersaksi bahwa kamu hidup di sisi Allah.' Lalu beliau bersabda kepada sahabat-sahabatnya, 'Ziarahilah mereka dan ucapkanlah salam kepada mereka! Demi Allah, siapa pun yang mengucapkan salam kepada mereka, niscaya mereka membalas salamnya hingga hari kiamat.'"4
4 ''Hadis daif. Al-Haitsami dalam al-Majma' (6/126) menulis, "Hadis ini diriwayatkan oleh al-Thabrani dalam al-Awsath, di sanadnya ada 'Abd al-A'la ibn 'Abdillah ibn Abi Farwah, dia matruk (tidak dipercaya)." Al-Suyuthi: al-Durr al-Mantsur; dan
al-Zabidi: Ithaf al-Sadah al-Muttaqin (10/78).
'Al-Arba'in fi Irsyad al-Sa'irin ila Manazil al-Muttaqinn, karya Muhammad ibn Muhammad ibn 'Ali al-Thai al-Hamadzani, wafat 555 H.
406. Di dalam al-Arba'in al-Tha'iyahc
c 'Al-Arba'in fi Irsyad al-Sa'irin ila Manazil al-Muttaqinn, karya Muhammad ibn Muhammad ibn 'Ali al-Thai al-Hamadzani, wafat 555 H.
disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Waktu yang paling menyenangkan bagi mayat di kuburnya adalah ketika dia diziarahi oleh orang yang dicintainya di dunia."
407. Ibn Abi al-Dunya dan al-Baihaqi di dalam al-Syu'ab meriwayatkan bahwa Muhammad ibn Wasi' berkata, "Sebuah riwayat yang saya terima menyatakan, orang-orang yang sudah wafat itu mengenali peziarah-peziarah mereka pada hari Jumat, sehari sebelumnya, dan sehari sesudahnya."
408. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa al-Dhahhak berkata, "Barangsiapa menziarahi kubur pada hari Sabtu sebelum matahari terbit, maka mayat itu mengenal peziarah-nya." Seseorang bertanya, "Mengapa demikian?" la menjawab, "Karena kemuliaan hari Jumat."
Kehidupan di Alam Barzakh
Imam al-Subki berkata, "Kembalinya roh ke dalam Jasad di dalam kubur didasarkan pada hadis sahih. Pengembalian roh itu dialami oleh semua orang yang wafat dan terutama para syuhada. Yang perlu dibahas ialah masalah kelangsungan keberadaan roh dalam jasad mayat, dan masalah kehidupan badan di kubur, Apakah ia hidup dengan roh seperti di dunia, atau hidup dengan tanpa roh, sedangkan roh sendiri berada di tempat yang dikendaki Allah. Hidupnya roh adalah masalah kebiasaan dan bukan masalah logika. Karena itu di kubur, bila dikatakan bahwa badan hidup dengan roh seperti kehidupan di dunia, dapat diterima oleh akal. Dan bila ada dalil naqli (Alquran dan hadis) yang menguatkannya, maka hal itu menjadi lebih dapat diterima. Sejumlah ulama menyatakan demikian dan diperkuat oleh hadis yang menyatakan bahwa Nabi Musa a.s. salat di kuburya a lihat hadis no.375
Karena salat membutuhkan adanya tubuh yang hidup. Dan diperkuat juga oleh hadis-hadis yang menyebutkan sifat-sifat para nabi a.s. pada malam Isra’, yang semuanya merupakan sifat-sifat jasmani. b Lihat hadis no. 354 dan 355
Kehidupan hakiki badan itu tidak mesti dengan badan yang seperti di dunia, yang membutuhkan makan, minum dan karakter tubuh lainnya seperti yang kita ketahui. Tetapi kehidupan badan di alam barzakh itu punya ukuran dan kaidah lain, Adapun berfungsinya otak dan panca indera, seperti mengetahui dan mendengar, maka hal itu berlaku umum bagi semua orang mati, bukan hanya bagi para nabi a.'s."
Sebagian ulama menyebutkan bahwa ulama berbeda pendapat mengenai kehidupan para syuhada. Apakah yang hidup itu roh saja, atau roh dan jasad dengan pengertian jasad mereka tidak membusuk? Ada dua pendapat dalam masalah ini. Al-Baihaqi di dalarn kitab al-I’tiqad berkata, "Setelah nabi a.s, wafat, roh mereka dikembalikan ke tubuh mereka. Mereka hidup di sisi Tuhan mereka seperti para syuhada.
Pengelompokan Roh
Ibn al-Qayyim, dalam masalah pertemuan antara sesama roh, berkata, "Roh itu ada dua macam; yang pertama berada dalam kenikmatan dan yang kedua berada dalam siksaan. Roh yang disiksa tidak sempat ataupun tidak ingin berkunjung dan bertemu dengan roh lain. §edangkan roh yang berada dalam kenikmatan mendapat kebebasan, Mereka saling bertemu dan berkunjung. Mereka saling mengenang dan menceritakan kehidupan dunia dan penghuni dunia. Semua roh bergabung dengan temannya yang setara dengannya dalam kadar amal saleh. Sementara roh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam berada di al-Rafiq al-A'la. Allah berfirman dalam surat al-Nisa' ayat 69, 'Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.' "Kebersamaan" yang disebut dalam ayat ini berlaku di alam dunia, alam barzakh, dan alam akhirat. Setiap orang akan berkumpul bersama orang yang dicintainya di tiga alam tersebut."
Mati Tetapi Hidup
Syaidalah di dalam kitab al-Burhan fi 'Ulum al-Qur'an berkata, "Bila ada orang bertanya mengenai firman Allah di dalam surat Ali 'Imran ayat 169, 'Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapal rezeki,' dengan pertanyaan, 'Bagaimana kondisi para syuhada yang mati tetapi hidup itu?' maka kami menjawab, 'Mungkin saja Allah menghidupkan mereka di dalam kuburnya dan rohnya berada pada sehagian anggota tubuhnya. Dan disebabkan sebagian anggota tubuh yang hidup itu, maka semua anggota tubuhnya dapat merasakan kenikmatan dan kelezatan. Sebagaimana seluruh anggota tubuh yang hidup di dunia ini dapat merasakan dingin atau panas yang berada di sebagian anggota tubuhnya.'"
Ada ulama yang berpendapat bahwa pengertian hidupnya para syuhada ialah, tubuh mereka tidak hancur, tidak membusuk, dan tulang-tulang sendinya tidak bercerai-berai. Mereka seperti orang yang hidup di dalam kubur.
Indera Mayat Tetap Aktif
Ibn al-Qayyim berkata, "Sejumlah hadis dan riwayat menyatakan bahwa mayat yang diziarahi mengenal peziarahnya, mendengar pembicaraannya, merasa senang dengan kedatangannya, dan menjawab salamnya. Hadis-hadis ini berlaku umum, baik untuk para syuhada maupun yang bukan syuhada. Selain itu, tidak ada pembatasan waktu mengenai hal tersebut. Hadis-hadis ini lebih kuat daripada riwayat al-Dhahhak yang menyatakan adanya pembatasan waktu.' a lihat hadis no 408 yang membatasi waktunya pada hari Sabtu sebelum matahari terbit.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam menyuruh umatnya mengucapkan salam kepada penghuni kubur, dengan bentuk salam yang disampaikan dan diucapkan kepada orang yang mendengar dan berfikir."b Bentuk salam seperti dalam hadis no. 409 s.d 413
409. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam berziarah ke kubur dan berdoa;
“Semoga keselamatan diberikan kepadamu, wahai mukminin penghuni kubur, dan Insya Allah kami akan menyusuli kamu! 5
5 Hadis shahih. Diriwayatkan oleh Muslim (218) ibn Majah (4306) dan selain keduanya
410. Al-Nasa'i dan Ibn Majah meriwayatkan dari Buraida bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam mengajari para Sahabat apabila melintasi atau berziarah kubur untuk mengucapkan
"Semoga keselamatan diberikan kepadamu wahai kaum muslim penghuni kubur. Insya Allah kami akan menyusulmu. Kamu mendahului kami dan kami akan menyusul kamu. Semoga Allah memberikan keselamatan kepada kita semua.” 6
6 "Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Muslim (975), al-Nasa'i (4/94), Ibn Majah (1547) dan lain-lain.
411. Imam Muslim meriwayatkan bahwa 'Aisyah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam "Ya Rasulullah, bagaimana do’a untuk orang-orang muslim yang sudah wafat?" Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam menjawab, "Ucapkanlah:
“Semoga keselamatan diberikan kepadamu, wahai kaum muslim penghuni kubur. Semoga Allah merahmati muslim yang sudah wafat dan yang masih hidup. Dan InsyaAllah sesungguhnya kami akan menyusul kamu.'"7
7 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Muslim (669-671).
412. Imam al-Turmudzi meriwayatkan bahwa Ibn 'Abbas r.a. berkata, " Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam melintasi kuburan kota Madinah. Beliau menghadapkan mukanya ke arah kuburan itu dan berdoa
'Semoga keselamatan diberikan kepadamu, wahai penghuni-penghuni kubur. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa mu. Kamu mendahului kami dan kami akan menyusuli kamu.'"8
8 Hadis hasan. Diriwayatkan oleh al-Turmudzi (1053).
413. Ibn Abi Syaibah meriwayatkan bahwa Sa'ad ibn Abi Waqash pulang dari kebunnya dan melintasi kuburan para syuhada. Lalu ia berdoa:
"Semoga kesejahteraan diberikan kepada kamu. Dan InsyaAllah kami akan menyusuli kamu."
Kemudian beliau berkata kepada sahabat-sahabatnya, "Mengapa kamu tidak mengucapkan salam kepada para syuhada, agar mereka membalas salammu?"
414. Ibn Abi Syaibah meriwayatkan bahwa Ibn 'Umar mengucapkan salam kepada penghuni kubur setiap melintasi kuburan, baik pada waktu malam maupun siang.
415. Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan bahwa Abu Hurairah berkata, "Apabila Anda melintasi kuburan yang Anda kenal penghuninya, maka ucapkanlah:
“'Semoga keselamatan diberikan kepada kamu, wahai penghuni kubur.'
"Dan apabila Anda melintasi kuburan yang tidak Anda kenal penghuninya, maka ucapkanlah;
semoga keselamatan diberikan kepada semua orang muslim"
416. Ibn Abi Syaibah di dalam al-Mushannaf meriwayatkan bahwa al-Hasan berkata,
"Barangsiapa menziarahi kubur dan berkata;
'Wahai Tuhan yang menguasai Jasad-jasad yang busuk dan tulang-tulang yang hancur yang keluar dari dunia dalam keadaan beriman kepada-Mu, tiupkanlah rohMu kepadanya dan sampaikanlah salamku kepadanya!'
"Bila ia membaca doa itu, maka seluruh mukmin yang telah wafat sejak Allah menciptakan Nabi Adam a,s 'akan memohonkan ampun untuknya."
417. Ibn Abi Syaibah meriwayatkan bahwa seorang keluarga ‘Ashim al-Jahdari berkata, "Saya bermimpi bertemu dengan 'Ashim al-Jahdari setelah dia wafat beberapa tahun' Saya bertanya kepadanya, 'Bukankah Anda telah wafaf?' la menjawab, 'Ya,' Saya bertanya lagi, 'Di mana Anda berada? Ia menjawab, 'Demi Allah, kami berada di sebuah kebun surga!. Saya dan beberapa orang temanku berkumpul setiap dan waktu subuh dengan Bakr ibn 'Abdillah al-Muzni, kami mendengar dan dan meneriman berita-berita mengenai kamu. Saya bertanya lagi, 'Yang berkumpul itu jasad-jasad Anda atau roh-roh anda?' la menjawab, Jasad-jasad kami tidak mungkin berkumpul, karena sudah hancur, yang berkumpul adalah roh-roh kami,' Saya bertanya lagi, 'Apakah kamu mengentahui apabila kami menziarahi kamu?" la menjawab, 'Kami mengetahuinya pada hari Kamis malam, sepanjang hari Jumat, dan hari Sabtu dini hari hingga matahari terbit.' Saya bertanya, 'Mengapa hanya waktu-waktu itu saja?' la menjawab, 'Karena keutamaan dan kebesaran hari Jumat.'"9
9 Hadis daif. Diriwayatkan oleh Ibn Abi al-Dunya dalam al-Manamat (58), di sanadnya ada dua 'illat (cacat). Yang pertama lemahnya seorang perawi yang bemama Misma' ibn 'Ashim. Yang kedua adanya perawi yang tidak dikenal, yaitu seorang dari keluarga 'Ashim al-Jahdari.
418. Ibn Abi Syaibah meriwayatkan bahwa Bisyr ibn Manshur berkata, "Seorang lelaki sering berziarah ke kubur dan mendoakan para mayat. Bila waktu sore tiba, maka ia berdiri di dekat pintu pagar permakaman dan berkata.'
“Semoga Allah menghilangkan perasaan kesepian dan keterasinganmu, mengampuni segala dosamu, dan menerima amal baikmu.'
"Hanya doa itulah yang diucapkannya. Orang itu berkata, Pada suatu sore saya langsung pulang menuju rumahku tanpa menziarahi kubur. Kemudian dalam tidurku, aku bermimpi melihat manusia dalam jumlah yang besar mendatangiku. Saya bertanya kepada mereka, "Siapakah kalian dan ada keperluan apa?" Mereka menjawab, "Kami adalah penghuni kubur." Saya bertanya, "Mengapa kalian mendatangi saya?" Mereka menjawab, "Anda secara rutin telah memberi kami hadiah ketika Anda pulang menuju rumah." Saya bertanya, "Apa hadiah itu?" Mereka menjawab, "Doa-doa yang Anda ucapkan." Saya menjawab, "Saya akan ke kubur lagi untuk mendoakanmu." Sejak peristiwa itu, saya tidak pernah lupa mendoakan mereka.'"
419. Ibn Abi Syaibah meriwayatkan bahwa Abu al-Tayyah berkata, "Mutharrif tinggal di padang sahara. Setiap Jumat sore dia berangkat dari padang sahara. Dia memasang lampu di pangkal cambuk untuk alat penerangan. Pada suatu malam, ia rnelintasi kuburan. la lalu kehilangan arah dan bingung. Kemudian ia melihat seolah-olah penghuni kubur duduk di atas kuburnya masing-masing. Mereka berkata, 'Ini Mutharrif telah datang pada hari Jumat.' Saya bertanya, 'Apakah kamu mengetahui hari Jumat dalam alam kehidupanmu?' Mereka menjawab, 'Ya, kami mengetahuinya dari ucapan burung.' Saya bertanya, 'Bagaimana ucapan burung itu?' Mereka menjawab, 'Burung berkata, "Selamat, selamat, hari baik telah datang!"
BAB 21
TEMPAT ROH
Allah SWT berfirman dalarn surat al-An'am ayat 98, "Dan Dia-lah yang menciptakan kamu dari seorang diri (Adam a.s.), maka bagimu ada tempat menetap dan tempat simpanan."
Allah berfirman dalam surat Hud ayat 6, "Dia mengetahui tempat menetap binatang itu dan tempat penyimpanannya."
Tempat menetap adalah tulang sulbi, sedang tempat simpanan adalah di kubur setelah mereka meninggal.
420. Imam Muslim meriwayatkan dari Ibn Mas'ud bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Roh orang-orang yang mati syahid berada di sisi Allah di dalam tembolok burung-burung hijau. Mereka terbang bebas di sekitar sungai-sungai surga, lalu berlindung (beristirahat) pada lilin yang berada di bawah 'Arasy."1
1 'Hadis sahih mauquf kepada Ibn Mas'ud, diriwayatkan oleh Muslim (1502) dengan mauquf kepada Ibn Mas'ud. Hadis mauquf seperti ini dianggap marfu' (sanadnya bersambung sampai kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam), karena isi matannya bukan sesuatu yang bersumber dari hasil pemikiran akal. Allahu a'lam.
421. Imam Ahmad, Abu Daud, dan al-Hakim meriwayatkan dari Ibn 'Abbas r.a, bahwa setelah perang Uhud, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda mengenai syuhada perang Uhud, "Allah menempatkan roh-roh mereka di dalam rongga burung-burung berwarna hijau yang terbang di sekitar sungai-sungai surga, memakan buah-buahannya, dan beristirahat di lilin-lilin emas yang bergantungan di bawah 'Arasy."" 2
2 Hadis shahih, diriwayatkan oleh Ahmad (2388, menurut penomoran syakir), abu Daud (2520) dan al-Hakim (2/88, 297)
422. Sa'id ibn Manshur meriwayatkan bahwa Ibn 'Abbas berkata, "Roh para syuhada berkeliling di anggota-anggota badan bnrung-burung hijau yang memakan buah-buahan surga."
423. Baqi ibn Makhlad meriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri r.a bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Roh para syuhada berangkat di waktu pagi dan pulang di waktu sore. Kemudian istirahat pada iilin-lilin yang bergantungan di 'Arasy.
Allah berfirman, 'Apakah kamu mengetahui ada penghormatan lain yang lebih baik dari yang Aku berikan kepadamu?' Mereka menjawab, 'Tidak. Harapan kami hanya satu, yaitu Engkau kembalikan roh kami ke tubuh kami, agar kami dapat berperang lagi, lalu kami gugur dijalan-Mu.'"3
3 'Hadis daif, karena di sanadnya ada Athiyah al-'Aufi, telah disebutkan sebelumnya bahwa dia daif. Lihat ibn Rajab; Ahwal al-Qubur (hlm. 96).
424. Hannad ibn al-Sari di dalam al-Zuhd dan Ibn Mandah meriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya roh para syuhada berada di dalarn tembolok burung-burung hijau yang terbang bebas di kehun-kebun Surga. Kemudian beristirahat di lilin-lilin yang tergantungan di 'Arasy."4
4 Hadis daif sekall. Diriwayatkan oleh Hannad (156), di sanadnya ada perawi Ismail ibn Mukhtar yang tidak dikenal dan 'Athiyah al 'Aufi yang daif
Kemudian perawi hadis melengkapi matan hadis ini seperti matan hadis sebelumnya.
425. Imam Ahmad, 'Abd ibn Humaid, Ibn Abi Syaibah, al-Thabrani, al-Baihaqi dengan sanad hasan meriwayatkan dari Ibn 'Abbas bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Para Syuhada berada di sebuah tempat yang bernama Bariq, yaitu sebuah sungai yang terletak di dekat pintu surga, dan dalam sebuah kubah hijau, makanan mereka dikirim dari surga pada pagi dan sore hari,"5
5 Hadis hasan. Diriwayatkan oleh Hannad (166), Ibn Abi Syaihah (5/290), Ahmad (1/266), al-Thabrani (10/405), al-Thabari (4/113), al-Hakim (2/74) dan lain-Iain.
426. Hannad ibn al-Sari di dalam kitab al-Zuhud dan ibn Abi Syaibah meriwayatkan bahwa Ubay ibn Ka'ab berkata "Roh para syuhada berada di kubah-kubah yang terletak di kebun halaman surga, Allah mengirim sapi dan ikan yang berlaga, Mereka menyaksikan pertunjukan itu. Bila mereka membutuhkan sesuatu, maka salah seekor binatang menyembelih binatang lain, lalu mereka memakannya, dan di daging itu mereka rasakan rasa segala makanan yang ada di surga," 6
6 Hadis daif. Diriwayatkan oleh Hannad (165), dan al-Dulabi di dalam al-Kuna (2/152). Di sanadnya ada perawi Muslim ibn Syaddad yang majhul
427. Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Anas bahwa tatkala Haritsah gugur dalam peperangan, ibunya bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam, "Ya Rasulullah, Anda mengetahui besarnya sayangku kepada Haritsah. Bila ia berada di surga, maka saya bersabar menerima musibah ini- Tetapi sebaliknya, bila ia tidak di surga, maka menurut Anda apa yang harus aku perbuat," Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Surga itu banyak jumlah dan tingkatannya. Dan Haritsah berada di surga Firdaus yang tinggi."7
7 Hadis sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari (11/412), Ahmad (3/124) dan selain keduanya.
428. Imam Malik di dalam al-Muwaththa', Imam Ahmad, dan al-Nasa'i dengan sanad yang sahih meriwavatkan dari Ka'ab ibn Malik bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Roh orang muslim menjadi seekor burung yang memakan buah-buahan di pohon-pohon surga, hingga Allah mengembalikan ke jasad-nya pada hari kiamat."
Al-Turmudzi meriwayatkan dengan lafal, "Sesungguhnya roh para syuhada berada di dalam burung-burung hijau yang memakan buah-buahan surga atau buah-buahan di pepohon-an surga."8
8 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Malik (1/240), Ahmad (3/456), al-Turmudzi (1641), al-Nasa'i (4/108), 'Abd al-Razzaq (9556). Ibn Hibban (8317, menurut penomoran buku Ihsan [al-Ihsan bi Tartib Shahih Ibn Hibban, karya Ibn Balban al-Farisi—pen.]), dan lain-lain.
429. Imam Ahmad dan al-Thabrani dengan sanad hasan meriwayatkan bahwa Ummu Hani' bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam "Apabila kita sudah wafat, dapatkah kita saling berkunjung dan saling melihat?" Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam menjawab, "Roh itu menjadi burung yang memakan buah-buahan di pepohonan. Dan pada hari kiamat nanti, roh-roh itu masuk ke tubuhnya masing-masing."9
9 'Hadis hasan. Diriwayatkan oleh Ahmad (6/424,425).
430. Ibn 'Asakir meriwayatkan dari jalur Abu Lahi'ah, dari Abu al-Aswad, dari Ummu Farwah binti Mu'adz al-Salamiyah, dari Ummu Mubasysyir, istri Abu Ma'ruf, ia berkata, "Saya bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam 'Rasulullah, apabila kita sudah wafat, dapatkah kita saling berkunjung?' Beliau menjawab, 'Roh-roh itu menjadi burung-burung yang memakan buah-buahan di pepohonan. Dan pada hari kiamat nanti, roh-roh itu masuk ke tubuhnya masing-masing.'"
431. Ibn Majah, al-Thabrani, dan al-Baihaqi di dalam al-Ba'ts dengan sanad hasan meriwayatkan bahwa 'Abdurahman ibn Ka'ab ibn Malik berkata, "Ketika Ka'ab akan wafat, Ummu Bisyr binti al-Barra' datang dan berkata kepadanya, 'Wahai Abu 'Abd al-Rahman, bila Anda nanti bertemu dengan si Polan, sampaikanlah salamku kepadanya!' la menjawab, 'Semoga Allah mengampuni Anda, wahai Ummu Bisyr. Kami tidak sempat memikirkan dan rnengurus hal-hal seperti itu.' Ummu Bisyr berkata, 'Tidakkah Anda mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya roh orang mukmin berpergian dengan bebas di surga; Adapun roh orang kafir, maka berada Siyyin?"' la menjawab, 'Ya. Saya pernah mendengar hadis itu.' Ummu Bisyr berkata, 'Maka itulah permintaanku.'"10
10 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Ahmad (3/455), Imam Malik dalam al-Muwaththa (240), al-Nasa'i (4/108), Ibu Majah (4271), al-Baihaqi dalam al-Ba’ts , al-Thabrani dalam al-Kabir (19/65, 66), al-Humaidi (2/385) dan banyak lagi yang lain-lainnya
432. Al-Thabrani dan Abu al-Syaikh meriwayatkan bahwa "Dhamrah ibn Habib dengan cara mursal berkata, " Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda ditanya mengenai roh-roh mukmin. Beliau menjawab, 'Roh-roh itu berada di dalam burung-burung berwarna hijau yang terbang bebas di surga.' Para penanya berkata lagi,” Rasulullah bagaimana dengan roh-roh orang kafif?' Beliau menjawah, 'Roh rnereka ditahan di Sijjin."'
433. Al-Baihaqi didalam al-syu’ab dan ibn Abi al-Dunya didalam al-Manamat meriwayatkan dari Sa'id ibn al-Musayyab bahwa Salman al-Farisi dan 'Abdullah ibn Salam bertemu. Salah seorang mereka berkata kepada yang laina menurut hadis no 446 yang berkata adalah Salman al-Farisi kepada Abdullah ibn Salman
"Apabila Anda wafat lebih dahulu dari saya, tolong beritahu aku apa yang Anda alami."
Temannya bertanya, "Apakah orang-orang yang masih hidup dapat bertemu dengan orang-orang yang sudah wafat?" la menjawab, "Begitulah, roh-roh orang mukmin itu berada di surga dan dapat pergi dengan bebas kemana saja."11
11 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Ibn al-Mubarak dalam al-Zuhd (428), Ibn Abi al-Dunya dalam al-Manamat (21) dan dalam al-Tawakkul 'Ala Allah (13), Abu Nu'aim dalam al-Hilyah (1/205) dan lain-lain.
434. Al-Baihaqi di dalam al-Ba’ts dan al-Thabrani meriwayatkan bahwa 'Abdullah ibn 'Amr berkata, "Surga itu terlipat di bagian matahari yang mula-mula tampak, dan terbuka dua kali dalam setahun. Dan roh-roh mukmin berada di dalam burung-burung seperti burung tiung dan memakan buah-buahan surga,"12
12 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam al-Ba'ts (207) dan lain-lain.
435. ibn Mandah meriwayatkan bahwa 'Abdullah ibn 'Amr meriwayatkan hadis dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam. Beliau berkata, "Roh-roh para syuhada berada dalam rongga burung-burung berwarna hijau seperti burung tiung. Mereka saling mengenal dan memakan buah-buahan surga."
436. Imam Ahmad, al-Hakim dengan sanad yang sahih al-Baihaqi, Abu Daud di dalam al-Ba'ts, dan Ibn Abi al-Dunya didalam al-'Aza' dari beberapa jalur meriwayatkan bahwa Abu Hurairah berkata, " Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, 'Anak-anak orang mukmin berada di sebuah gunung surga, mereka diasuh oleh Ibrahim dan Sarah hingga Allah mengembalikan mereka kepada orang tua mereka pada hari kiamat.'"13
13 Hadis hasan. Diriwayatkan oleh Ahmad (2/326), Ibn Hibban (1826, menurut penomoran buku Mawarid), al-Hakim (2/370). Ibn Abi Daud dalam al-Ba'ts (16), al-Baihaqi dalam al-Ba'ts (210), dan lain-lain.
Hadis sahih yang menguatkan hadis ini sudah kita sebutkan di Bab Azab Kubur, yaitu hadis yang diriwayatkan dari Samrah.b Hadis no 354
437. Al-Baihaqi dan Ibn Abi Syaibah meriwayatkan dari jalur Ibn 'Abbas bahwa Ka'ab berkata, "Di Surga Ma'wa ada burung-buning hijau yang membawa terbang roh-roh syuhada dengan bebas di sekitar surga. Dan roh kaum Fir'aun berada dalam burung-burung hitam. Burung-burung itu membawa roh-roh kaum Fir'aun pagi dan sore hari ke neraka. Dan roh anak-anak muslim berada di dalam burung-burung di surga."14
14 Diriwayatkan oleh ibn Syaibah (3/150, 5/319), al-Baihaqi dalam al-Ba’ts (206), Ibn al-Mubarak dalam al-Jihad (61, ringkasannya) dan lain-lain
438. Hannad ibn al-Sari di dalam al-Zuhd meriwayatkan bahwa Huzail berkata, "Sesungguhnya roh-roh keluarga Fir'aun berada dalam rongga burung-burung hitam. Burung-burung itu membawanya terbang pada pagi dan sore hari ke neraka dan itulah pengertian penampakan neraka kepada mereka.'' c Dalam Al-Quran, ayat 46, disebutkan kepada keluarga Fir’aun ditampakkan nereka pada pagi dan petang sebelum hari kebangkitan
Sedangkan roh para syuhada berada di dalam rongga burung-burung berwarna hijau. Dan anak-anak orang muslim yang watat sebelum dewasa menjadi burung-burung surga yang terbang dengan bebas di surga."15
15 Diriwayatkan oleh Hannad dalam al-Zuhd (366), Ibn Abi Syaibah (13/165-166) dan al-Thabari dalam al-Tafsir (24/46)
439. Ibn Abi Syaibah meriwayatkan bahwa 'Ikrimah menafsirkan firman Allah pada surat al-Baqarah ayat 154, "Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati, bahkan sebenarnya mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya." la berkata, "Roh para syuhada menjadi burung-burung putih di surga. Warna putihnya seperti gelembung-gelembung air."
440. Ibn Mubarak meriwayatkan bahwa Ibn 'Amr berkata, Roh-roh orang muslim dalam bentuk burung-burung putih beristirahat di lilin-lilin yang bergantungan dibawah 'Arasy,''16
16 Hadis Shahih. Hadis ini tidak kami temukan dalam dua karya Ibn al-Mubarak, yaitu al-Zuhd dan al-Musnad. Tetapi kami menemukannya dalam Ahwal al-Qubur karya Ibn Rajab (hlm. 148-149). Beliau menyebut perawi-perawinya dengan lengkap. Dan hadis ini shahih. Alhamdulillah
441. Ibn Mandah meriwayatkan bahwa Ummu Kabsyah binti al-Ma'rur berkata;
Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam datang menemui kami, lalu kami bertanya kepadanya mengenai roh'roh orang yan wafat. Beliau menjelaskan yang membuat perghuni rumah menangis karena mendengar penjelasannya itu. Sabda beliau, "'Sesungguhnya roh-roh orang mukmin berada dl tembelok burung-burung berwarna hijau, Mereka terbang dengan bebas di surga, memakan buah-buahan surga, meminum air surga dan beristirahat di lampu-lampu emas di bawah 'Arasy. Mereka berdo’a:
'Ya Allah susulkanlah saudara-saudara kami kepada kami dari berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami,'
"Dan sesunggubnya roh-roh orang kafir berada di tembolok burung.burung berwarna hitam yang memakan makanan neraka dan berlindung disisi-sisi neraka, mereka berdoa:
'Ya Allah, janganlah Engkau beri kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami.'"17
17 Hadis daif. Diriwayatkan oleh Ibn Mandah seperti tertera dalam ahwal al-Qubur karya Ibn Rajab (hlm. 147) melalui jalur Musa ibn Ubaidah al-Rabadzi, dari 'Abdullah ibn Yazid, dari Ummu Kabsyah dengan menyandarkannya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam. Sanadnya daif, Musa juga daif.
442. Al-Baihaqi di dalam al-Dala'il, Ibn Abi Hatim di dalam al-Tafsir, dan Ibn Mardawaih di dalam al-Tafsir meriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Saya dibawa ke mi'raj (pintu naik) yang mana melalui pintu itulah roh-roh manusia naik ke langit. Tidak ada ciptaan Allah SWT yang lebih indah dari mi'raj. Bukankah mata mayat menatap tajam dan terpaku ke arah langit? Hal itu karena dia kagum dan terpesona menyaksikan keindahan mi'raj. Saya dan Jibril naik ke atas. Saya meminta pintu langit dibuka, lalu saya bertemu dengan Nabi Adam a.s. Kepada beliau ditampakkan roh-roh keturunannya yang mukmin dan beliau berkala, 'Ini adalah roh yang baik dan jiwa yang baik. Letakkanlah roh ini di 'Illiyyin!' Kemudian kepada beliau ditampakkan roh-roh keturunannya yang durhaka, dan beliau berkata, 'Ini adalah roh yang jahat dan jiwa yang jahat. Letakkanlah roh ini di Sijjin!'"
443. Abu Nu'aim dengan sanad daif meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya roh-roh orang mukmin berada di langit ketujuh. Dari situ mereka melihat tempat-tempat mereka di surga."
444. Abu Nu'aim di dalam al-Hilyah meriwayatkan bahwa Wahb ibn Munabbih berkara, "Allah memiliki sebuah rumah yang bernama al-Baidha' di langit ketujuh, yang menjadi tempat pertemuan roh-roh mukmin. Jika seorang penduduk bumi wafat, maka para roh menyambut kedatangannya dan melayani sebagaimana musafir yang baru datang ditanya oleh keluarganya."18
18 Hadis daif. Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam al-Hilyah (4/60), di sanadnya ada perawi yang tidak dikenal yang meriwayatkan dari Wahb ibn Munabbih
445. Al-Marwazi di dalam al-Jana'iz meriwayatkan bahwa 'Abbas ibn 'Abd al-Muthalib berkata, "Roh-roh mukmin dibawa dan diserahkan kepada malaikat Jibril. Dan dikatakan kepadanya, 'Andalah pengurus dan pelindung roh-roh ini sampai hari kiamat tiba.'"
446. Sa'id ibn Manshur di dalam al-Sunan meriwayatkan bahwa al-Mughirah ibn 'Abd al-Rahman berkata, "Salman al-Farisi bertemu dengan 'Abdullah ibn Salam dan berkata kepadanya,” Jika Anda lebih dahulu wafat dari Saya, maka beritahukan saya apa yang Anda temui. Dan sebaliknya, Jika Saya lebih dahulu wafat dari anda, maka saya akan memberitahu Anda apa yang saya temui' 'Abdullah bertanya, 'Bagaimana mungkin saya memberitahu Anda apa yang Saya temui sedang saya telah Watat?' Salman menjawab, 'Sesungguhnya bila roh telah keluar dari jasad, roh itu berada di antara langit dan bumi, sampai roh itu dikembalikan ke jasadnya.' Lalu takdir menentukan bahwa Salman yang lebih dahulu wafat dari 'Abdullah. Abdullah melihatnya didalam mimpi dan bertanya kepadanya, “Apakah hal terbaik yang anda temukan?' la menjawab, 'Saya melihat bahwa tawakal itu memiliki suatu keajaiban.'"
447. Ibn al-Mubarak di dalam al-Zuhd meriwayatkan dari ibn al-Musayyab bahwa Salman berkata, "Sesungguhnya roh-roh mukmin berada di alam barzakh di bumi dan dapat berpergian dengan bebas. Sedangkan roh kafir berada di Sijjin,"
Ibn al-Qayyim berkata, "Barzakh adalah suatu pembatas antara dua hal atau benda, Mungkin pernyataan Salman itu “di bumi” berarti suatu tempat yang berada antara dunia dan akhirat."
448, Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Malik ibn Anas berkata, "Sebuah riwayat yang saya terima menyatakan bahwa roh-roh mukmin tidak ditahan, tetapi bebas berpergian kemana saja,"
449. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa 'Abdullah ibn Amr ibn 'Ash ditanya mengenai tempat keberadaan roh mukmin yang telah wafat. la menjawab, "Dalam makhluk-makhluk yang berbentuk burung-burung putih di bawah naungan 'Arasy, Sedang roh-roh kafir berada di lapisan bumi ke ketujuh, Bila seorang mukmin wafat, maka rohnya dibawa melintasi roh-roh mukmin yang telah wafat sebelumnya. Mereka memiliki tempat-tempat berkumpul. Mereka bertanya kepada roh yang baru wafat itu mengenai sebagian teman-teman mereka. Bila roh itu menjawab, 'Orang yang kamu tanya itu telah wafat', maka mereka berkata, 'Kalau begitu, dia dibawa ke tempat yang rendah (neraka).'
"Bila seorang kafir wafat, maka rohnya dibawa ke lapisan bumi yang ketujuh. Mereka bertanya kepadanya tentang seseorang. Jika ia menjawab, 'Orang yang kamu Tanya itu sudah wafat', mereka berkata, 'Serahkan dia kepada saya"
450. Al-Marwazi di dalam al-Jana'iz dan Ibn Mandah meriwayatkan bahwa 'Abdullah ibn 'Umar r.a. berkata, "Sesungguhnya roh-roh orang kafir dikumpulkan di daerah Barhut yang tanahnya lembab serta asin, di Hadhramauta Sebuah propinsi di Yaman Selatan, ibukotanya Mukalla
dan roh-roh mukmin dikumpulkan di Jabiah."b Sebuah kampong di barat Damaskus, Syria
451. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa 'Ali ibn Thalib a.s berkata, "Sebaik-baik lembah yang dihuni oleh manusia adalah lembah Makkah. Dan seburuk-buruk lembah yang dihuni oleh manusia adalah lembah Ahqaf, sebuah lembah di Hadhramaut. Disebut juga dengan nama Barhut. Di sanalah roh-roh orang kafir berada."
452. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa 'Ali a.s berkata, "Roh-roh mukmin berada di sumur Zamzam."
453. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Wahb ibn Munabbih berkata, "Bila roh-roh mukmin sudah dicabut dari jasad-jasadnya, maka roh-roh itu diserahkan kepada seorang malaikat yang bernama Ramyail, seorang malaikat penjaga roh-roh orang mukmin."
454. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan dari Aban ibn Tsa’lab, bahwa seorang ahli kitab berkata, "Malaikat yang ditugasi menjaga roh-roh kafir bernama Daumah."
Keberadaan Roh di Surga: Antara Pengertian Umum dan Khusus
Ibn al-Qayyim19 "
19 Lihat Ibn al-Qayyim al-Jauziah: al-ruh, hlm 109 dan seterusnya
berkata:
Masalah tempat roh pasca wafat adalah masalah yang besar. Hanya wahyulah yang dapat menerangkannya. Ada pendapat yang menyatakan bahwa semua roh mukmin—yang mati syahid dan yang tidak—berada di surga, dengan syarat roh mereka itu tidak ditahan oleh suatu dosa besar. Demikianlah menurut pengertian lahiriah beberapa hadis, seperti hadis Ka'ab, Ummu Hani', Ummu Bisyr, Abu Sa'id, Dhamrah dah lain-lain," a Lihat hadis-hadis: Hadis ka’ab no. 428, hadis Ummu Hani’ no. 429, hadis Ummu Bisyr no. 431, dan hadis Dhamrah no.432
Demikian juga pengertiah lahiriah dari surat al-Waqi'ah ayat 88 dan 89,
"Adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang yang didekatkan (kepada Allah) , maka dia memperoleh ketenangan dan rezeki serta surga kenikmatan.”
Setelah keluar dari badan, roh-roh itu dikelompokkan ke dalam tiga kelompok.
Yang pertama, kelompok al-Muqarrabun (orang yang didekatkan kepada Allah). Allah menyatakan bahwa kelompok ini berada didalam surga kenikmatan.
Yang kedua, gulongah kanan Allah telah menyatakan bahwa kelompok ini memperoleh keselamatan. a Al-Waqi’ah: 90 dan 91
Secara tersirat ayat itu menyatakan bahwa golongan kanan selamat dari azab.
Yang ketiga adalah golongan yang mendustakan lagi sesat. Dinyatakan bahwa golongan ini mendapat hidangan air yang mendidih dan dibakar di dalam neraka.
Allah berfirman di dalam surat al-Fajr ayat 27 sampai 30,
“Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan ahtio yang puas lagi di ridlai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah kedalam surga-Ku.”
Sebagian sahabat dan tabiin menyatakan bahwa ayat di atas dibacakan kepada mukmin ketika rohnya keluar dari alam dunia. Yang membacakannya adalah seorang malaikat sebagai berita gembira baginya.
Pendapat di atas diperkuat oleh firman Allah, dalam surat Yasin ayat 26,
"Dikatakan (kepadanya), Masuklah kesurga! Ia berkata, ‘Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahuinya."
Di samping itu, ada pendapat lain yang menyatakan bahwa hadis-hadis di atas bersifat spesiflk (khusus), yaitu hanya menerangkan tempat roh para syuhada, sebagaimana dinyatakan dengan tegas dalam riwayat lain a seperti hadis no. 420 juga berdasarkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam mengenai tempat roh orang yang tidak mati syahid yang berbunyi, "Sesungguhnya bila salah seorang kamu wafat, maka akan ditampakkan kepadanya tempatnya di akhirat pada pagi dan petang." b lihat hadis no. 473 Juga berdasarkan riwayat dari Abu Hurairah yang berbunyi, "Roh-roh mereka berada di langit ketujuh, dari situ mereka memandang tempat mereka di surga. c lihat hadis no. 443 dan riwayat dari Wahb ibn Munabbih yang senada dengannya. d lihat hadis no. 444
Selain Roh Para Nabi dan Syuhada: Di Sebelah Kanan dan Kiri Nabi Adam a.s.
Ibn Hazm berpendapat, tempat sebagian roh (selain para nabi dan syuhada) ialah seperti tempatnva sebelum jasad diciptakan, yaitu di sebelah kanan dan kiri Nabi Adam a.s. Pendapat ini berdasarkan Al-Quran dan sunnah. Allah berfirman dalam surat al-A'raf ayat 172, "Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak Adam dari sulbi mereka” dan dalam surat al-A'raf ayat 11, "Sesungguhnya Kami menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu. "
A. Penciptaan Roh Sekaligus
Kedua ayat di atas, menurut Ibn Hazm, menunjukkan bahwa Allah mcnciptakan roh-roh sekaligus. Karena itulah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam menyalakan bahwa roh-roh itu terdiri dari bermacam-macam jenis. Yang memiliki kesamaan akan bergabung secara harmonis. Sebaliknya, yang tidak memiliki kesamaan akan saling bermusuhan.
B. Kondisi Roh Ketika Bersaksi
Allah SWT mengambil sumpah dan kesaksian roh-roh itu mengenai rububiyah Allah (Allah sebagai pencipta dan pengatur alam) pada waktu roh-roh itu sudah diciptakan, memiliki bentuk tertentu dan berakal, dan sebelum para malaikat diperintahkan untuk sujud kepada Adam. Juga sebelum roh-roh itu diniasukkan kc dalam jasad, ketika jasad itu masih berupa tanah dan air. Kemudian Allah menempatkan roh-roh itu di tempat yang dikehendaki-Nya—di alam barzakh—yang merupakan tempatnya setelah wafat. Kemudian Allah membangkitkan roh-roh itu secara bertahap, mengikuti jumlah tubuh yang ada, dengan membawa sifat-sifat persamaan dan perbedaan dengan roh-roh yang lain. Roh-roh itu punya pengetabuan dan kemampuan untuk membedakan dan menilai sesuatu. Kemudian Allah mengujinya di dunia sepanjang dan selama usia yang ditentukan-Nya.
C. Roh Setelah Keluar Dari jasad
Lalu ketika ajalnya tiba, Allah mewafatkannya dan mengembalikannya ke alam barzakh. Di alam barzakh itulah pada malam Isra’ Mikraj, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam melihat roh-roh Itu. Posisi roh-roh penghuni Surga di sebelah kanan Nabi Adam dan roh-roh penghuni neraka di Sebelah kirinya; Kondisi roh-roh itu (pada saat itu) terpisah dari unsur-unsur air, udara, tanah dan api; Roh-roh itu berada di bawah langit. Posisi roh-roh itu yang berada di sebelah kanan Nabi Adam a.s. sama sekali tidak menunjukkan kesetaraan mereka, tetapi lebih menunjuk pada ketinggian dan keluasan. Sebaliknya, posisi sebelah kiri beliau menunjukkan kerendahan dan penahanan. Adapun roh para nabi dan syuhada berada di surga.
Demikianlah pendapat Ibn Hazm. Selanjutnya ia berkata, "Inilah pendapat semua ulama Islam terkemuka. Dan itulah tafsir firman Allah dalam surat al-Waqi'ah ayat 8 sampai 12,
'Yaitu golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu. Dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu.Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, mereka yang paling dulu (masuk surga), mereka itulah orang yang didekatkan kepada Allah. Berada di dalam surga kemikmatan.”
Dan firman Allah dalam surat yang sama pada ayat 88 hingga 94,
'Adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang yang didekatkan kepada Allah, maka dia memperoleh ketentraman dan rezeki serta surga kenikmatan. Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan, maka keselamatan bagimu karena kamu dari golongan kanan. Dan adapun jika dia termasuk golongan orang yang mendustakan lagi sesat, maka dia mendapat hidangan air yang mendidih dan dibakar didalam neraka.”
Roh-roh itu berada didalam Barzakh, sampai ditiupkan kejasadnya masing-masing. Kemudian dikembalikan lagi ke alam Barzakh. Dan ketika hari kiamat tiba, maka roh-roh itu dikembalikan lagi ke jasadnya masing-masing. Itulah kehidupan kedua
Pendapat lain menyatakan bahwa roh-roh itu berada di halaman-halaman kuburnya. Ibn 'Abd al-Barr berkata, ''Pendapat ini paling kuat. Hadis-hadis yang membicarakan masalah tanya-jawab di kubur, penampakan tempat kembali, azab dan nikmat kubur, ziarah kubur, ucapan salam kepada penghuni kubur, dan sapaan kepada mereka seperti sapaan kepada orang yang ada dan berakal, semuanya menunjukkan bahwa roh-roh itu berada di halaman-halaman kubur (sampai hari kebangkitan)."
Hubungan Jarak Jauh Antara Roh dengan Jasad
Pendapat Ibn 'Abd al-Barr di atas dibantah oleh Ibn al-Qayyim. Menurutnya, bila yang dimaksud dengan pendapat itu ialah bahwa roh-roh itu selamanya berada di halaman kubur, maka pendapat itu salah, karena bertentangan dengan Alquran dan sunah. Penampakan surga atau neraka kepada mayat tidak berarti roh itu berada di kubur atau di halamannya. Tetapi, roh itu memiliki hubungan dengan jasad, sehingga dapat ditampakkan kepadanya tempat kembalinya. Roh itu sendiri berada di alam lain dan dalam kondisi yang berbeda. la berada di al-Rafiq al-A'la, tetapi dapat berhubungan dengan jasad di kubur. Sehingga, bila seorang muslim yang hidup mengucapkan salam kepadanya, maka ia membalas dan menjawab salam itu. Sedang roh itu berada jauh di sana.
A. Hubungan Jarak Jauh Antara Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam dan Jibril
Ibn al-Qayyim menerangkan selanjutnya bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam melihat Jibril a.s. yang memiliki enam ratus sayap. Dua di antara sayap-sayapnya itu menutup ufuk langit. la mendekati Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam hingga meletakkan kedua lutut dan tangannya di atas dua paha Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam. Orang-orang yang kuat imannya dapat mengimani bahwa mungkin saja malaikat Jibril berada dekat sekali dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam, sedangkan ia (Jibril) berada di tempatnya di langit. Dan di dalam hadis yang menerangkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam melihat Jibril disebutkan, "Lalu saya mengangkat kepala saya dan melihat Jibril menyejajarkan kedua kakinya antara langit dan bumi. la berkata, 'Wahai Muhammad, Anda adalah Rasulullah dan saya adalah Jibril.' Ke arah mana pun aku mermandang, aku melihatnya dalam posisi itu."
Demikian pendapat Ibn al-Qayyim. Selanjutnya ia berkata, "Seperti pemahaman di atas jugalah hendaknya kita memahami hadis yang menyatakan bahwa Allah turun dan mendekat ke langit dunia pada sore hari Arafah (9 Zulhijah) dan hadis-hadis yang senada dengannya. Sesungguhnya Allah suci dari segala bentuk gerak dan perpindahan."
B. Kias Yang Salah
Masih menurut Ibn al-Qayyim, sumber kesalahpahaman disini adalah menganalogikan alam gaib dengan alam nyata, lalu menduga bahwa roh sama persis dengan benda- benda biasa, yang apabila menempati suatu ruang tertentu, maka tidak mungkin akan berada di ruang lan. Ini adalah kesalahan besar.
C. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam dan Nabi Musa a.s.
Menurut Ibu al-Qayyim juga, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam pada malam Israk melihat Nabi Musa a.s; salat di kuburnya dan "melihatnya juga berada di langit keenam. Roh itu berada di langit keenam, dalam bentuk yang menyerupai badan, dan mempunyai hubungan dengan badan yang berada di kubur, sehingga ia dapat salat di kuburnya dan menjawab salam orang lain. Sedangkan Nabi Musa a,s. berada di sisi Tuhah. Kedua masalah ini tidak kontradiktif, karena kondisi roh berbeda dengah kondisi jasad. Sebagian ulama mengibaratkannya dengan matahari di langit dan cahayanya di bumi. Ibarat ini memang tidak sama persis, karena, cahaya adalah sifat (‘aradh, aksiden) matahari, sedangkan roh, dia sendirilah yang turun kejasad,
D. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam dan Para Nabi
Demikian juga penglihatan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam terhadap para Nabi pada malam Isra’ di lapisan-lapisan langit. Yang benar adalah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam melihat roh-roh dalam bentuk yang menyerupai badan-badan mereka. Kerena ada hadis yang menyatakan bahwa mereka hidup di kuburnya dan melaksanakan shalat
E. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam Dan Pembaca Salawat
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Barangsiapa membaca salawat kepadaku dikuburku, maka aku mendengarnya. Dan barang siapa membaca salawat kepadaku dari tempat yang jauh, maka salawatnya disampaikan kepadaku,"20
20 Hadis maudhu'(palsu). Lihat Ibn 'Iraqi: Tanzih al-Syari'ah (1/335).
Hadis ini diriwayatkan oleh al'Baihaqi di dalam al-Syu’ab dari Abu Hurairah. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam juga bersabda, "Sesungguhnya Allah telah menugaskan seorang malaikat di kuburku. Allah memberinya nama-nama seluruh makhluk. Tidak seorang pun yang membaca salawat untukku sampai hari kiamat tiba kecuali malaikat itu menyampaikannya kepadaku dengan menyebut namanya dan nama ayahnya." Hadis ini diriwayat kan oleh al-Bazzar dan al-Thabrani dari 'Ammar ibn Yasir. Demikianlah kondisi jenazah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam di kuburnya. Sedangkan sudah pasti bahwa roh beliau berada dibagian 'Illiyyin yang paling atas beserta roh para nabi, yaitu di al-Rafiq al-A'la.
F. Kesimpulan
Dengan demikian, simpul Ibn al-Qayyim, dapat dinyatakan bahwa tiada kontradiksi (pertentangan) antara keberadaan roh di 'Illiyyin, atau di surga, atau di langit, dan antara kondisi roh yang memiliki hubungan dengan jasad di kubur yang dapat mengetahui, mendengar, salat dan membaca Al quran. Hal di atas terasa aneh karena tidak ada contoh dalam kehidupan dunia yang mirip dengannya. Dan masalah-masalah alam barzakh akhirat memang sangat berbeda dengan bentuk-bentuk yang kita kenal di dunia ini.
Lima Bentuk Hubungan Roh dengan Jasad
Di bagian lain, Ibn al-Qayyim menulis, "Hubungan roh ' dengan badan memiliki lima bentuk yang berbeda.
Pertama, alam rahim.
Kedua, alam dunia.
Ketiga, pada waktu tidur; bentuk ketiga ini dilihat dari satu sisi ada hubungan, dan dililiat dari sisi lain ada pemutusan hubungan.
Keempat, alam barzakh; pada bentuk keempat ini, hubungan roh dengan badan telah terputus dengan kematian, tetapi pemutusan hubungan itu tidak total dan menyeluruh. Dan
kelima, pada waktu dibangkitkan; pada bentuk kelima ini, hubungan roh dengan badan sangat sempurna. Empat bentuk hubungan sebelumnya tiada artinya bila dibandingkan dengan bentuk kelima ini. Karena pada bentuk kelima inilah badan tidak mengalami kematian, tidur, dan kerusakan lagi."
Roh Bergerak Cepat
Di bagian lain lagi, Ibn al-Qayyim menulis, "Roh memiliki kemampuan untuk bergerak dan berpindah dengan cepat secepat kedipan mata. Karena itulah roh mampu naik dari kubur menuju ke langit dalam waktu yang sangat singkat. Roh orang yang tidur, misalnya, mampu naik ke atas sampai melintasi tujuh lapis langit dan sujud kepada Allah di depan 'Arasy, kemudian turun dan masuk kemball ke jasadnya dalam waktu yang sangat singkat'
Klasifikasi Tempat-Tempat Roh
Kemudian Ibn al-Qayyim memaparkan pendapat-pendapat lain mengenai tempat roh. Yaitu, pendapat yang menyatakan bahwa roh-roh mukmin berada di Jabiah ataupun sumur Zam-zam dan roh-roh kafir berada di Barhut. Beliau menyebutkan sebuah riwayat dari Ibn Mandah dengan sanadnya, dari Sufyan, dari Aban ibn Tsa’lab bahwa Seseorang berkata, saya menginap semalam dilembah Barhut. Saat itu saya mendengar seolah-olah berbagai macamn suara manusia dikumpulkan di lembah itu. Suara-suara itu berteriak, 'Hai Daumah, Hai Daumah!' Seorang ahll kitab menyatakan kepada kami bahwa Daumah adalah nama seorang malaikat yang ditugasi untuk menjaga roh-roh kafir." Sufyan berkata, "Kami bertanya kepada sejumlah orang Hadhramaut mengenai hal itu. Mereka menjawab, "Tidak seorang pun dapat memejamkan matanya di tempat itu pada malam hari."'
Kemudian Ibn al-Qayyim berkata:
Tidak dapat diputuskan bahwa satu dan pendapat-pendapat di atas benar dan yang lain salah. Menurut saya, yang benar adalah bahwa tempat roh-rob di alam barzakh sangat bervariasi dan berkelas. Tidak ada pertentangan antara hadit-hadis tersebut, karena setiap hadis berkaitan dengan kelompok manusia tertentu, berdasarkan tingkat kebahagiaan atau kesengsaraan mereka. Sebagian roh berada di bagian 'Illiyyin yang tertinggi disisi Tuhan, Roh-roh yang berada di 'illliyyin itu, tingkat dan kedudukannya berjenjang juga seperti yang dilihat oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam pada malam Isra’ Mi’raj. Sebagian roh yang lain berada di dalam tembolok burung-burung berwama hijau yang terbang dengan bebas di surga. Itulah tempat sebagian roh syuhada, bukan seluruh syuhada, Sebagian mereka tertahan dan tidak diizinkan masuk surga karena masalah hutang atau yang lain, sebagaimana hadis yang disebut di dalam al-Musnad dari Muhammad ibn 'Abdillah ibn Jahsy, bahwa seseorang datang menghadap Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam dan bertanya, "Ya Rasulullah, apakah yang saya peroleh jika saya gugur berperang di jalan Allah?" Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam menjawab, "Surga." Ketika orang yang bertanya itu pergi, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Kecuali bila ia memiliki hutang. Pengecualian ini baru saja dibisikkan oleh jibril kepadaku." 21
21 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Malik (hlm. 285-286, no. 31), Muslim (2/149), al-Turmudzi (1712), al-Nasa'i (2/62), 'Abd ibn Humaid dalam al-Muntakhab min al-musnad (192), al-Humaidi (425 dan 426), al-Darimi (2412), Ahmad (5/297 dan 308), dan lain-lain.
Sebagian roh yang lain berada di pintu surga, seperti hadis Ibn 'Abbas. a hadis no 425 Sebagian yang lain terkurung di kuburnya seperti hadis orang yang mencuri baju besi. la memakai baju besi yang membakar tubuhnya di dalam kubur. b hadis no. 351
Sebagian roh yang lain terkurung di bumi, tidak dapat naik ke langit, disebabkan ia merupakan roh yang rendah dan hina. Roh-roh yang rendah tidak dapat bergabung dengan roh-roh yang tinggi dan berada di langit, sebagaimana kedua bentuk roh itu tidak berkumpul dan bergaul di dunia. Karena sesungguhnya roh, setelah keluar meninggalkan jasadnya, akan bergabung dengan roh-roh yang setara dan sekelas dalam rupa dan amal. Seseorang akan dikumpulkan beserta orang yang dicintainya
Sebagian roh yang lain berada di dapur api yang ditempati oleh para pezina." a lihat hadis no.354
Sebagian roh yang lain berada di sungai darah b lihat hadis no. 354 dan lain-lain. Dengan demikian, tempat roh-roh itu yang bahagia dan yang celaka tidak satu. Semuanya berdasarkan perbedaan tempat kembalinya. Dan roh dapat berhubungan dengan jasadnya yang tergeletak di kubur, agar keduanya merasakan nikmat atau azab yang harus dirasakannya.
Al-Qurthubi berkata, "Sejumlah hadis menyatakan bahwasanya roh para syuhada yang berada di dalam surga. Dari hadis Ka'ab c hadis no. 437 dan hadis-hadis lain yang senada dengannya dapat dipahaini bahwa yang dimaksud adalah para syuhada. Adapun roh selain syuhada terkadang berada di langit, bukan di surga, dan terkadang berada di halaman-halaman kubur. Adajuga pendapat yang menyatakan bahwa roh-roh itu mengunjungi kuburnya masing-masing pada setiap hari Jumat secara rutin."
Ibn al-'Arabi berkata, "Hadis riwayat Bukhari dan Muslim mengenai pelepah pohon kurma' d lihat hadis no. 343 menyatakan bahwa roh-roh di dalam kubur merasakan nikmat atau azabs"
Kemudian al-Qurthubi berkata, "Roh sebagai syuhada juga berada di luar surga, sebagaimana yang disebutkan dalam hadis Ibn 'Abbas r.a. e lihat hadis no. 425 yang menyatakan bahwa roh para syuhada berada di suatu ternpat yang bernama Bariq, yaitu sebuah sungai yang terletak di pintu surga. Hal itu karena mereka wafat dengan meninggalkan hutang atau hak-hak manusia yang lain; Abu Daud meriwayatkan dari Abu Musa al-Asy'ari bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda,
“Sesungguhnya meninggal dunia dalam kondisi punya hutang dan tanpa meninggalkan harta untuk membayarnya adalah dosa yang paling besar sisi Allah setelah dosa-dosa besar lain yang dilarang-Nya."
Al-Qurtubi berkata lagi, "Sebagian ulama berpendapat bahwa semua roh rnukmin berada di surga Ma'wa. Surga itu disebut al-Ma'wa karena di situlah roh-roh orang mukmin beristirahat (ma’wa dalam bahasa Arab berarti tempat peristirahatan). Surga itu berada di bawah 'Arasy, roh-roh itu menikmati kenikmatan surga tersebut dan menghirup udaranya yang segar dan wangi. Dan pendapat pertama (pendapat yang menyatakan bahwa hanya sebagian roh para syuhada yang berada disurga) lebih tepat dan benar."
Al'Hafizd Ibn Hajar dl dalam al-Fatwa menulis, ''Roh-roh orang mukmin berada di 'illiyyin, dan ron-roh orang kafir berada di sijjin, semua roh punya hubungan abstrak jasadanya. Tetapi hubungan itu tidak similar dengan hubungan di alam dunia. Hubungan abstrak antara roh dan jasad itu seperti kondisi orang yang tidur, meski dalam bentuk yang lebih erat lagi.''
Selanjutnya Ibn Hajar menulis, "Dengan pendapat diatas, dua dalil dan pendapat yang pada lahiriahnya bertentangan dapat dikompromikan.
Yaitu, pertama, hadis yang mennyatakan kan bahwa roh-roh itu berada di 'Illiyyin atau Sijjin;
kedua pendapat mayoritas ulama—seperti yang dinyatakan oleh Ibn 'Abd al-Barr—yang berpendapat bahwa roh-roh itu berada di halaman-halaman kuburnya." Beliau melanjutkan, "Sekalipun roh-roh itu berada dan beristirahat di 'Illiyyin atau Sijjin, tapi mereka tetap diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan. Dan bila tubuh seorang mayat dipindahkan dari satu kubur kekubur yang lain, maka hubungan abstrak antara roh dan jasad itu masih tetap berlangsung. Demikian juga halnya bila tubuh mayat itu telah tercerai berai."
Pendapat Ibn Hajar yang menyatakan bahwa roh-roh diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan sekalipun berada di 'Illiyyin didukung dan diperkuat oleh hadis yang diriwayatkan oleh Ibn 'Asakir.' a Hadis no. 430
Roh dan Pengertian Burung
Al-Qurthubi, dalam mengomentari hadis Ka'ab yang berbunvi, "Roh-roh orang mukmin menjadi seekor burung,' berkata, "Hadis ini menyatakan bahwa roh orang itu menjadi seekor burung, maksudnya dalam rupa atau bentuk seekor burung. Hadis ini tidak menyatakan bahwa roh itu berada dalam tubuh seekor burung dan tubuh burung itu menjadi pembungkusnya."
Sementara itu, tentang hadis Ibn Mas'ud yang diriwayatkan oleh Ibn Majah yang menyatakan, "Roh-roh para syuhada di sisi Allah seperti burung-burung berwarna hijau," atau hadis lbn 'Abbas yang menyatakan, "Roh-roh itu berkeliling di burung-burung berwarna hijau," atau hadis Ibn 'Amr yang menyatakan, "Roh-roh muslim dalam bentuk burung-burung putih." b hadis no. 440 selain hadis Ka'ab yang menyatakan, "Roh'roh para syuhada menjadi burung-burung berwarna hijau," Al-Qurthubi berkata, "Hadis-hadis ini lebih sahih dari hadis yang menyatakan, 'Roh-roh itu berada di dalam rongga burung-burung berwarna hijau.'"
Imam al-Qabisi berkata:
Sebagian ulama menolak hadis yang menyatakan, "Roh-roh itu berada di dalam tembolok burung berwarna hijau," karena berarti roh itu berada di tempat yang sempit dan terkuruhg. Penolakari ini tidak benar, karena hadis tersebut sahih;
Juga karena adanya jalan keluar lewat metode takwil, yaitu kata "di dalam" ditakwilkan maksudnya menjadi "di Atas", sehingga maksud hadis tadi adalah, "Roh-roh mereka diatas rongga burung-burung berwarna hijau;" Ini sep-erti firman Allah dalam surat Thaha ayat 71,
“Dan sesungguhnya aku akan menyalib kamu sekalilan di atas (fi) pangkal pohon kurma.” c Arti sebuah takwil,’dan sesungguhnya aku akan menyalib kamu sekalian didalam pangkal pohon kurma.”
Lengkapnya ayat tersebut:
Berkata Firaun: Apakah kamu telah beriman kepadanya (Musa) sebelum aku beri izin kepadamu sekalian. Sesungguhnya ia adalah pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu sekalian. Maka sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kamu sekalian dengan bersilang secara bertimbal balik, dan sesungguhnya aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon kurma dan sesungguhnya kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya. (QS. 20:71)
Kata fi dalam ayat tersebut ditakwilkan dari arti "di dalam" menjadi "di atas." Dan menurut 'Abd al-Haqq, "Dipandang dari sudut bahasa, menyatakan 'burung' sebagai
“rongga” masih dapat dibenarkan, karena burung itu dikelilingi oleh rongganya, dan rongganya merupakan bagian dari tubuhnya.”
Sekalipun demikian, sebagian ulama yang lain memandang tidak mustahi roh-roh itu memang berada dalam rongga-rongga burung secara hakiki, Karena, Allah mampu saja melapangkan rongga-rongga itu hingga menjadi lebih luas dari angkasa
Perbedaan Antara Wafatnya Syuhada dengan yang Bukan Syuhada
Al-Syaikh 'Izz al-Din Ibn al-Salam, di dalam al-Amali, menafsirkan firman Allah pada surat Ali Imran ayat 169,
” Janganlah kamu mengira orang-orang yang gugur dijalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup disisi Tuhan dengan mendapat rezeki"
Dengan berkata, "Bila ada orang berkata, 'Bukankah memang sudah demikian itu kondisi semua orang yang mati? Mengapa lagi Allah menyebut kondisi para syuhada secara khusus?' Jawabannya adalah: Tidak semua kondisi orang mati seperti para syuhada. Karena, pengertian mati adalah tercabutnya roh (jiwa) dari jasad! seperti firman Allah dalam ayat 42 surat al-Zumar,
'Allah memegang roh orang ketika matinya.'
Maksud ayat ini ialah, Allah mencabut roh secara utuh dari jasad. Sedang para syuhada, rohnya berpindah dari jasad mereka ke burung-burung hijau. Dengan demikian, wafatnya para syuhada adalah perpindahan roh mereka dari sebuah jasad ke jasad lain. Sementara wafatnya selain syuhada berarti adanya pengasingan roh dari jasad mereka."
Kemudian beliau berkala, "Mengenai hadis Ka'ab (yang menyatakan bahwa roh orang muslim berada di surga), maka hadis yang bersifat umum ini harus dipaharni bahwa yang dimaksud adalah berlaku khusus untuk para syuhada. .” a sedang roh-roh yang bukan syuhada berada dikubur atau tempat lain
Hal ini berdasarkan pada hadis yang menyebutkan bahwa roh berada di kubur dan kepadanya diperlihatkan tempat kembalinya di surga atau neraka. Selain itu, juga berdasar pada hadis yang memerintahkan kita mcngucapkan salam kepada penghuni kubur. Seandainya roh-roh itu tidak mengetahui dan mendengar, niscaya perintah itu sia-sia belaka."
Dalam masalah posisi roh syuhada, beliau berpendapat bahwa roh-roh itu berada di dalam burung-burung. Dan roh tidak berubah menjadi burung. Pendapatnya ini diperkuat oleh hadis ibn. Umar' a hadis no. 434 yang menyatakan bahwa roh dimasukkan ke dalam jasad lain. Hadis mauquf (mata rantai sanadnya hanya sampai kepada sahabat) ini harus diasumsikan sebagai berasal dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam (marfu'), karena masalah seperti ini tidak mungkin merupakan hasil ijtihad sahabat, selain bahwa penulis juga telah menemukan hadis marfu' lain yang menguatkannya.'' b seperti hadis no. 420 dan 421
455. Hannad ibn al-Sari di dalam al-Zuhd meriwayatkan dari Ibn Ishaq bahwa Ishaq ibn 'Abdillah ibn Abi Farwah ber-kata:
Sebagian ulama meriwayatkan kepada kami bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda,
"Sesungguhnya para syuhada itu terbagi dalam tiga kelompok. Syuhada yang paling rendah kedudukannya di sisi Allah ialah orang yang mengasingkan diri dengan hartanya, karena ia tidak ingin membunuh dan dibunuh. Tetapi sebuah anak panah yang tidak diketahui siapa pemanahnya mengenai dirinya yang menyebabkannya tewas. Tetesan pertama darahnya menghapuskan segala dosa yang dilakukannya. Kemudian Allah menurunkan sebuah jasad dari langit dan memasukkan rohnya ke dalam jasad itu. Para malaikat membawanya naik ke langit dan mengantarkannya hingga ia tiba di hadapan Allah. Semua malaikat yang ditemui dan dilintasinya ikut mengantarkannya menghadap Allah. Ketika ia tiba di hadapan Allah, ia sujud kepada-Nya. Lalu dipakaikan kepadanya tujuh helai pakaian sutera. Dikatakan kepada malaikat,
'Gabungkanlah roh itu dengan roh para Syuhada yang lain!'
Ia dibawa menghadap para syuhada yang berada di sebuah kubah yang berwarna hijau di dekat pintu surga, dan makanan mereka berasal dari surga. Ketika ia bertemu dengan mergka, maka mereka bertanya kepadanya seperti kamu bertanya kepada seorang musafir yang baru datang dari kampung halamanmu. Mereka bertanya, 'Bagaimana kabar si Poldn dan si Polan?' la menjawab, 'Ia sudah jatuh pailit” Mereka berkata, 'Bagaimana ia membelanjakan hartanya? Sesungguhnya ia adalah orang yang pintar, pandai menabung, dan pandai berdagang. Kami tidak menilai seseorang jatuh pailit seperti penilaian kamu. Orang yang pailit adalah orahg yang dosanya lebih besar daripada amal salehnya. ' Mereka bertanya lagi, 'Bagaimana sikap si Polan terhadap istrinya?' la menjawab, 'la telah menceraikannya.' Mereka berkata, 'Apa yang terjadi di antara mereka sehingga ia menceraikannya? Demi Allah, kesedihan istrinya sungguh mengharukan!' Mereka bertanya lagi, 'Bagaimana kabar si Polan?' ia menjawab, 'la telah wafat sebelum saya wafat beberapa waktu yang lalu,' Mereka berkatai 'Celakalah dia! Demi Allah, kami tidak mendengar beritanya, Sesungguhnya jalan yang dilalui oleh roh hanya ada dua; melalui tempat kami ini atau melewati ternpat lain, Jika roh itu roh oaring yang baik, ia akan melewati ternpat kami ini dan kami mengetahui waktu wafatnya. Sebaliknya, jika roh hamba Allah itu roh orang yang jahat, ia memang tidak melewati tempat kami ini dan kami sama sekali tidak mengetahui beritanya,'"22
22 Sanadnya daif sekali. Diriwayatkan oleh Hannad dalam al-Zuhd (167), di sanadnya ada perawi Ishaq ibn Abi Farwah, dia matruk (tidak dipercaya) dan tidak menyebut nama gurunya yang meriwayatkan hadis dengan cara irsal (tanpa menyebut nama sahabat).
Roh dan perbedaan Nikmat
Penulis buku al-Ifshah berkata:
Orang yang mendapat nikmat kubur itu dalarn kondisi yang bervariasi dan berbeda-beda. Ada yang menjadi burung di pepohonan surga, ada yang berada di dalam tembolok-tembolok burung yang berwama hijau, ada yang beristirahat di lampu-lampu di bawah 'Arasy, ada yang berada dalam tembolok-tembolok burung yang berwarna putih, ada yang berada dalam tembolok-tembolok burung seperti burung tiung, ada yang dalam bentuk gambar-gambar surga, ada yang dalam bentuk gambar-gambar yang merupakan personifikasi pahala amal saleh mereka, dan ada pula yang bergerak bebas mengunjungi tubuh mayatnya.
Selain itu semua, ada juga yang menyambut roh-roh orang yang baru wafat, ada yang berada di bawah pengasuhan malaikat Mikail, ada yang berada di bawah asuhan Nabi Adam, dan ada yang berada di bawah asuhan Nahi Ibrahim.
Imam al-Qurthubi mengomentarinya, "Tentunya ini adalah sebuah usaha dan pendapat yang baik, karena ada upaya mengompromikan seluruh hadis sehingga tidak ada pertentangan."
456. Al-Baihaqi di dalam 'Azab al-Qabr, setelah menyebutkan hadis Ibn Mas'ud mengenai roh para syuhada'a Hadis no 420 dan hadis Ibn 'Abbas, b Hadis no. 421 menyebutkan hadis Imam al-Bukhari dari al-Barra'. Al-Barra' berkata, "Tatkala Ibrahim anak Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam wafat, beliau bersabda, 'Dia memiliki ibu susuan di surga.'"23
23 Hadis sahih; Diriwayatkan oleh al-Bukhari (l1382, 3255, dan 6195), Ahmad (4/300), al-Baghawi (3910, menurut penomoran Syarh al-Sunnan) al-Baihaqi dalam al-Azab al-Qabr (92) dan lain-lain
Al-Baihaqi berkomentar, " Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam menyatakan bahwa anaknya, Ibrahim, disusui oleh ibu susuannya di surga, sedang dia dimakamkan di perkuburan Baqi' di Madinah."
457. Ibn Abi al-Dunya di dalam kitab al-'Aza' meriwayat-kan dari Ibn 'Umar bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Semua anak (yang wafat) yang dilahirkan dari orang tua yang muslim, maka rohnya berada di surga dalam kondisi kenyang makan dan minum. la berdoa, 'Ya Allah, datangkanlah kedua orang tuaku kepadaku.'"
458. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Khalid ibn Ma'dan berkata, "Di dalam surga ada sebuah pohon yang bernama Thuba yang banyak rantingnya. Bayi menyusui yang wafat, akan disusui dari pohon itu. Dan pengasuh mereka adalah Nabi Ibrahim a.s."
Burung dan Penampakan Tempat Kembali
Ibn al-Qayyim berkata, "Tidak ada kontradiksi antara hadis yang menyatakan roh itu menjadi seekor burung yang memakan pepohonan surga dengari hadis yang menyatakan adanya penampakan tempat kembali kepada si mayat. Bisa saja tempatnya di surga itu, ditampakkan pada si mayat ketika rohnya sedang berjalan-jalan di surga dan memakah buah-buahnya. Karena Roh itu tidak akan masuk surga sebelum hari pembalasan. Dalilnya ialah tempat roh-roh pata syuhada pada hari pembalasan nanti bukanlah tempat istirahat roh-roh itu dalam alam barzakh. Masuk Surga secara utuh hanya terjadi terhadap manusia yang utuh roh badan badahnya. Masuk Surga dengan roh tanpa badan, belumlah dalam pengertian masuk surga yang sempurna."
BAB 22
EMPAT ALAM
Ibn al-Qayyim berkata, "Jiwa manusia melewati empat alam.
Pertama, alam rahim; tempat yang terbatas, sempit, tertutup, dan tempat tiga kegelapan."a kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim.
Kedua, alam dunia; lempat jiwa tumbuh, berkembang, dan melakukan kebaikan dan keburukan.
Ketiga, alam barzakh; alam ini lebih besar dan luas dari alam dunia. Perbandingan lebih luasnya alam barzakh ini dari alam dunia seperti lebih luasnya alam dunia dari alam rahim.
Keempat, alam akhirat; alam yang abadi, di surga atau neraka.
Keempat alam ini masing-masing mempunyai hukum, situasi, dan kondisi masing-masing yang saling berbeda."
Demikian pendapat Ibn al-Qayyim. Dan pendapatnya mengenai alam barzakh diperkuat oleh hadis-hadis berikut ini:
459. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan hadis mursal dari Salim ibn 'Amir al-Jubba'i dan beliau menyandarkannya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam. Beliau bersabda, "Sesungguhnya perumpamaan mukmin di dunia adalah seperti janin di dalam perut ibunya. Ketika ia keluar dari perut ibunya, ia menangisi tempat keluarnya. Setelah ia melihat cahaya dan disusui, ia tidak ingin lagi kembali ketempatnya semula. Demikianlah kondisi mukmin. la takut menghadapi kematian, namun setelah bertemu dengan Tuhannya, ia tidak ingin kembali lagi ke dunia, seperti janin tadi tidak ingin kembali ke perut ibunya."
460. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan hadis mursal dari 'Amr ibn Dinar bahwa seseorang wafat dan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Orang ini berangkat meninggalkan dunia. Bila ia menemukan yang disenanginya, maka ia tidak ingin kembali ke dunia. Sebagaimana kamu tidak ingin kembali masuk ke perut ibumu."
461. Al-Turmudzi di dalam Nawadir al-Ushul meriwayatkan dari Anas hahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Betapa mirip roh mukmin yang keluar dari dunia dengan bayi yang keluar dari perut ibunva. Bayi keluar dari ketertutupan dan kegelapan menuju keluasan dan kesenangan dunia."
BAB 23
TEMPAT ROH ORANG-ORANG SALEH DAN PEMAKAMANNYA
(Beberapa Kasus dan Contoh)
Jasad Syuhada Mihnah adalah Roh
Imam al-Yafi' di dalam Kifayah al-Mu'taqid meriwayatkan bahwa Syekh 'Umar ibn al-Faridh menghadiri acara pemakaman seorang wali. la berkata, "Setelah kami menyalatkannya, tiba-tiba langit di sekitarnya dipenuhi oleh burung-burung hijau. Lalu seekor yang besar turun, menelan jasad wali itu, lalu terbang kembali. Saya terheran-heran melihat pemandangan aneh itu. Seorang yang ikut turun dari langit dan ikut menyalatkannya berkata kepadaku, 'Janganlah Anda merasa aneh! Sesungguhnya roh para syuhada berada dalami tembolok-tembolok burung berwarna hijau yang terbang bebas di surga. Merekalah syuhada pedang (yang gugur di medan perang). Adapun syuhada ujian (mihnah'a), maka jasad-jasad mereka sekaligus roh itu sendiri.'"b
a Syuhada mihnah adalah mereka yang gugur karena terus berjuang melawan hawa nafsu atau yang gugur karena siksaan yang dijatuhkan kepadanya disebabkan sikapnya dalam mempertahankan akidah.
b Roh syuhada pedang sama derajatnya dengan jasad syuhada ujian. Sama-sama berada dalam tembolok burung hijau
Menurut saya, cerita di atas serupa dengan riwayat berikut ini:
462. Ibn Abi al-Dunya di dalam Dzikr al-Maut meriwayatkan bahwa Zaid ibn Aslam berkata, "Ada seorang dari Bani Israil yang mengasingkan diri di dalam sebuah gua di dekat gunung. Apabila masyarakat yang hidup semasa dengan zamannya mengalami masa paceklik dan kemarau, maka mereka meminta pertolongan kepada Allah melaluinya. la berdoa kepada Allah, lantas Allah menurunkan hujan. Lalu ia wafat. Dan masyarakat mengurus mayatnya. Ketika mereka mengurus mayatnya, tiba-tiba di langit ada sebuah ranjang, bergerak turun ke bawah, dan berhenti di depan mayat itu. Seseorang mengangkat jenazahnya dan meletakkannya di atas ranjang ilu. Ranjang bergerak naik ke atas, dan masyarakat mengikuti dengan pandangan matanya ke arah langit sampai ranjang itu hilang dari penglihatan mereka."
463. Al-Baihaqi dengan sanad yang lain meriwayatkan bahwa Zaid ibn Aslam berkata, "Saya melihat mayat 'Amir ibn Thufail yang mati terbunuh diangkat ke langit hingga saya melihat ada jarak di langit antara dia dan bumi."
Kemudian al-Baihaqi berkata, "Hadis ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari di dalam Shahihnya.. Dan pada akhir hadis Bukhari ada lafal, 'Kemudian mayat itu diturunkan ke bumi" Ai-Baihaqi berkata lagi, ''Ada kemungkinan mayat itu '.diangkat ke langit, kemudian diturunkan kembali ke bumi, lalu menghilang, Kami telah meriwayatkan di dalam Maghazi Musa ibn ‘Uqbah cerita ini. Urwah ibn Zubai berkata, Jezanah Amir tidak pernah ditemukan. Mereka menduga para Malaikat menguburkannya.'"
Cerita di atas senada dengan riwayat berikut ini,:
464. Imam Ahmad, Abu Nu'aim dan al-Baihaqi meriwayatkan bahwa 'Amr ibn Umayyah al-Dhamri diutus oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam sebagai mata-mata tunggal b ke Tan’im, sebuah kampung di dekat kota Makkah, tempat Khubaib ibn ‘Adi disalib
'Amr berkata, "Saya mendekati kayu tiang salib tempat Khubaib disalib. Saya memanjatnya dengan penuh mawas diri agar tidak terlihat oleh mata-mata orang kafir. Saya membuka tali pengikat tubuhnya, Lalu tubuh mayatnya terjatuh ke bawah, saya melompat turun dengan cara menjatuhkan diri, lalu cepat-cepat bersembunyi tidak jauh dari tempat itu, Tidak lama kemudian, saya menoleh ke tempat jatuhnya mayat Khubaib, dan saya tidak melihat jenazah Khubaib seolah-olah bumi menelan tubuhnya, Sampai saat ini orang tidak mengetahui dimana kuburnya.” 1
1 'Hadis daif. Diriwayatkan oleh Ahmad (4/139), di sanadnya ada perawai Ibrahim ibn Isma'il ibn Mujammi' yang daif.
(Imam al-Dzahabi dalam Siar 'Alam al-Nubala meriwayatkan antara lain sebagai berikut, "Khubaib ibn 'Adi ibn 'Amir ibn Majda'ah adalah salah orang utusan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam yang berangkat bersama suku Bani Lihyan. Ketika mereka tiba di kampung al-Raji', Bani Lihyan mengingkari janji mereka dan membunuh para utusan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam itu, selain Khubaib dan Zaid ibn al-Datsinah. Dua orang yang terakhir ini mereka tawan, lalu dijual di Makkah kemudian mereka dibunuh di atas tiang salib di Tan'im—IS.)
Antara 'Isa a.s. dan Khubalb
Khubaib ibn 'Adi termasuk orang dimakamkan oleh malaikat, Cara pemakamannya barangkali dengan mengangkatnya ke langit, pendapat ini sejalan dengan pengertian lahiriah hadis. Atau, dengan menguburkannya di tanah, Imam Abu Nu'aim menyatakan dengan tegas bahwa Khubaib ibn ‘Adi diangkat ke langit. Ketika membandingkan mukjizat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam, dengan mukjizat para nabi yang lain, beliau berkata,” Jika ada orang berkata bahwa nabi Isa a,s diangkat kelangit maka saya katakan sebagai berikut: Beberapa umat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam diangkat ke langit seperti nabi Isa a.s juga dan pengangkatan beberapa mayat umat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam itu lebih menakjubkan dari yang pertama." Kemudian beliau memaparkan kisah 'Amir ibn Fuhairah, Khubaib ibn 'Adi, dan 'Ala' ibn al-Khadhrami yang telah kita sebutkan di akhir bab Kondisi-Kondisi Orang Mati di Kubur. a
a Sayangnya, kisah mereka bertiga tidak tertera di bab tersebut dibuku ini. Mungkin tertera di buku Syarh al-Shudur, sumber buku ini.
Adapun hadis-hadis yang mendukung pengangkatan tubuh mayat ke langit antara lain adalah sebagai berikut:
465. Al-Nasa'i, al-Baihaqi, al-Thabrani, dan imam-imam yang lain meriwayatkan bahwa Jahir berkata, "Ujung jari Thalhah b Thalhah ibn “Ubaidillah, wafat 36H terputus dalam Perang Uhud. la berkata, "Tidak apa-apa." Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi Wasallam bersabda, "Seandainya engkau berkata, 'Dengan nama Allah,' niscaya malaikat akan mengangkat jasadmu dan masyarakat melihatmu sampai engkau memasuki awan di langit.'"2
2 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Ahmad dalam Fadhail al-shahabah (1294), al-Dulabi dalam al-Kuna (1/157), dan Ibn Hajar dalam al-Ishabah (2/230) dengan sanad yang Sahih.
Riwayat-riwayat lain yang senada dengan cerita menghilangnya mayat di atas adalah:
466. Ibn 'Asakir dari beberapa jalur sanad meriwayatkan bahwa 'Atha' al-Khurasani berkata, "Uwais al-Qarni menderita penyakit busung air dalam suatu perjalanan, lalu ia wafat karenanya. Teman-teman seperjalanannya menemukan di kantong kulitnya dua lembar baju yang jenis dan bentuknya bukan pakaian dunia—dalam riwayat lain disebut, 'Bukan hasil tenunan manusia.' Dua orang laki-laki pergi untuk menggali kuburnya. Keduanya kembali dan berkata, 'Kami telah menemukan sebuah kubur yang telah digali di tanah berbatuan. Seolah-olah ada pihak yang memberi bantuan dalam mengurus mayatnya.' Mereka mengafani dan menguburkan-nya. Lalu mereka menoleh, tetapi tidak melihat apa-apa lagi."
467. Imam Ahmad di dalam al-Zuhd meriwayatkan hal yang sama dari sanad lain, dari 'Abdullah ibn Salamah. Di akhir riwayatnya ada tambahan lafal sebagai berikut, "Sebagian teman-teman kami mengusulkan dan berkata, 'Alangkah baik nya bila kita kembali ke kuburnya (kubur Uwais al-Qarni) dan memberinya tanda tertentu.' Kami segera kembali mendatangi kuburnya, tetapi kami tidak menemukan kuburan itu atau tanda-tanda lainnya."
Riwayat lain yang senada dengan cerita burung-burung hijau di atas antara lain adalah sebagai berikut:
468. Ibn Asakir meriwayatkan bahwa Abu Bakar ibn Rayyan berkata, "Saya berada di Hamman al-Ghullah, sebuah kampung di Mesir. Masyarakat kampung itu sedang mengusung keranda mayat Dzu al-Nun"a Abu al-Faith Tsauban al-Mishri, seorang sufi Mesir terkemuka, wafat tahun 245H
saya melihat burung-burung hijau terbang dengan membentangkan sayapnya di atas keranda itu dan terus mengikutinya sampai ke kuburnya. Setelah Dzu al-Nun dimakamkan, burung-burung itu pun menghilang."
Beberapa Karamah Burung Putih dan Malaikat Berpakaian Putih
Di dalam buku al-Sirr alMashun Fima Ukrima bihi al-Mukhlisihun, karya Thahir ibn Muhammad al-Shadafi, dalam "Biografi Salamah al-Kinani," seorang hamba yang saleh dan warak, ditulis, "la memberi tahu tanggal, hari, dan bulan wafatnya. Dan beliau wafat pada waktu yang disebutnya itu, Burung-burung putih yang biasa terlihat muncul dan beterbangan di atas mayat-mayat orang saleh, terbang dengan membentang-kan sayapnya di atas jenazahnya, Burung-burung jtu terus mengikuti iring-iringan jenazah sampai ke kuburnya." Demikian tulis Thahir ibn Muhammad al-Shadafi, ungkapan di atas menunjukkan bahwa munculnya burung-burung putih di atas mayat-mayat orang saleh adalah suatu hal yang biasa dan bukan hal aneh, menurut buku tersebut.
Masih pada buku yang sama dalam "Biografi Malik ibn 'Ali al-Qalanisi," ditulis, "Ketika beliau wafat dan jenazahnya diletakkan di atas keranda untuk disalatkan, masyarakat kampung itu melihat padang pasir, gunung-gunung, dan apa yang dapat dilihat sejauh mata memandang, semuanya itu dipenuhi oleh manusia yang memakai pakaian yang sangat putih. Mereka ikut salat bersama-sama masyarakat kampung itu."
469. Ibn al-Jauzi dalam bab 'Uyun al-Hikayat dalam al-Sunan meriwayatkan bahwa 'Abdullah ibn al-Mubarak berkata, "Pada suatu malam, saya berada di padang pasir. Tiba-tiba saya mendengar suara orang yang meratap yang menyeru Tuhan-nya. la berkata, 'Ya Tuhanku, seorang hamba menghadap Mu. Jiwanya di sisi-Mu, tali kendalinya di tangan-Mu, rindunya kepada-Mu, dan kesedihannya kepada-Mu. la tidak dapat tidur di malam hari dan gelisah di siang hari. Isi perutnya terbakar, air matanya tak terbendung karena rindu untuk melihat-Mu, dan mengharapkan bertemu dengan-Mu. la tak dapat tenang tanpa diri-Mu. la tidak mengharap selain kepada-Mu.' Kemudian ia menangis, mengangkat kepala, berteriak, lalu terdiam. Saya mendekatinya dan menggerakkan tubuhnya. Ternyata ia telah wafat. Ketika saya menjaga mayat-nya, tiba-tiba saya melihat sejumlah orang datang menghampiri. Mereka memandikannya, menyiraminya dengan air mawar, mengafaninya, menyalatkannya, dan lalu menguburkannya. Kemudian mereka terbang ke langit dan menghilang tanpa bekas."
470. Ibn aljauzi dengan sanadnya meriwayatkan bahwa al-Hasan al-Bashri berkata:
Pada suatu hari, saya pergi menuju padang pasir dan bertemu dengan seorang pemuda yang sedang salat dalam sebuah gua. Seekor binatang buas duduk di depan pintu gua itu. Saya bertanya, "Apakah Anda tidak melihat binatang buas itu?" la menjawab, "Seandainya Anda takut kepada Tuhan yang menciptakan binatang buas itu, maka tentu lebih baik bagi Anda." Kemudian dia mendatangi binatang buas itu dan berkata, "Kau adalah seekor binatang buas ciptaan Allah. Jika Allah mengizinkan engkau memangsaku, maka Aku tidak mampu menghalang-halangi rezekimu. Sebaliknya, kalau tidak diizinkan maka, pergilah dari sini!" Lalu binatang itu pergi sambil berlari. Dan pemuda itu berseru, "Ya Tuhanku, saya memohon kepada-Mu dengan kemuliaan 'Arasy-Mu. Jika keberadaanku lebih baik di sisi-Mu, maka cabutlah nyawaku." Baru saja pemuda itu selesai mengucapkan kalimatnya, ia pun wafat.
Saya bergegas pulang dan segera mengumpulkan teman-teman dari kelompok orang-orang yang zahid dan saleh untuk mengurus jenazahnya. Namun ketika kami tiba di gua, kami tidak menemukan seorang pun di dalamnya. Tiba-tiba saya mendengar bisikan, suaranya terdengar jelas tetapi orangnya tidak dapat saya lihat. Suara itu mengatakan, ''Wahai Abu Sa'id (panggilan al-HaSan), bawa pulanglah rombonganmu karena mayat pemuda itu sudan dibawa!"
BAB 24
NABI KHIDIR DAN SYUHADA LAUT
471. Abu Sa'id di dalam Syaraf al-Mushthafa meriwayatkan dari jalur (sanad) Ahmad ibn Muhammad ibn Abi Burdah, dari Muhammad al-Wazzan, dari 'Ubaid ibn Sa'id, bahwa ayahnya berkata:
Ketika al-Hasan"a Abu Sa’id al-Hasan al-Bashri, wafa 110H, seorang tabiin dan imam terkemuka sedang duduk mengajar dan masyarakat mengitarinya sambil mendengarkan ceramahnya, tiba-tiba seorang lelaki yang kedua matanya berwarna hijau datang ke majelis beliau. Hasan bertanya kepadanya, "Apakah Anda terlahir dengan kondisi seperti itu ataukah itu sesuatu yang timbul setelah lahir?" Orang itu menjawab, "Wahai Abu Sa'id, apakah Anda tidak mengenali saya?" Hasan balik bertanya, "Siapakah Anda?" Lalu orang itu menyebut nama dan nasab-nya. Akhirnya semua orang yang berada di majelis itu mengenalinya. Hasan bertanya lagi, "Bagaimana ceritanya sehingga Anda bisa demikian?"
Orang itu mulai bercerita, "Saya mengumpulkan semua harta. saya. Saya meletakkannya di atas sebuah kapal layar. Saya berangkat (dari Basrah) menuju Yaman. Di tengah perjalanan, angin badai dan topan datang menerpa kami dan kapal layar tenggelam. Saya dapat tiba di sebuah pantai dengan berpegang pada sekeping kayu. Saya tinggal di pantai itu selama empat bulan dengan kebingungan. Selama masa itu, sava hanya memakan buah-buahan, daun-daunan, dan rumput-rumputan yang saya temukan. Meminum air pun dari sumber mata air.
"Kemudian saya berkata kepada diri saya sendiri, 'Saya akan berjalan lurus ke depan. Saya tidak peduli apapun akibat keputusan itu, mati atau selamat.' Lalu saya berjalan dan melihat sebuah istana. Seolah-olah bangunannya terbuat dari perak. Sava dorong daun pintunya. Di dalamnya ada beberapa serambi dan di setiap bangunan serambi itu ada peti yang terbuat dari mutiara. Peti yang terbuat dari mutiara itu dikunci dengan gembok-gembok. Kunci pembukanya adalah pandangan mata. Saya membuka sehagian peti itu. Dari dalam peti itu keluar bau yang harum, dan di dalamnya ada beberapa orang yang dikafani dengan kain sutera. Saya menggerakkan sebagian orang-orang itu. Mereka adalah jenazah-jenaxah yang masih hidup. Lalu saya tutup kembali peti itu, Saya keluar, menutup pintu istana, lalu pergi meninggalkannya.
"Lalu saya bertemu dengan dua orang penunggang kuda yang sangat tampan. Saya tidak pernah melihat orang yang setampan mereka. Mereka mengendarai dua kuda yang ada berwarna putih di dahi dan kakinya a orang Arab menilai kuda yang ada warna putih di dahi dan kakinya adalah kuda yang paling bagus
Mereka bertanya kepadaku mengenai ceritaku. Aku menceritakan apa yang kualami kepada mereka. Mereke berkata, 'Berjalanlah lurus kedepan! Anda akan tiba di sebuah pohon yang di bawahnya ada kebun, Disana ada orang tua tampan yang sedang salat. Beberkanlah kepadanya cerita Anda! Dia akan menunjukimu jalan pulang.'
"lalu Saya segera mencari dan akhirnya bertemu dengan orang tua itu. Saya mengucapkan salam kepadanya dan ia membalas salamku. Dia bertanya kepadaku mengenai ceritaku dan aku menceritakannya dengan lengkap. Dia terkejut ketika mendengar cerita istana dan bertanya, 'Apa yang Anda lakukan?' Saya menjawab, 'Saya menutup kembali peti-peti dan pintu-pintu itu.' Dia diam sejenak dan berkata, 'Duduk lah!' Lalu sebuah awan melintasi kami dan menyapa orang tua itu, 'Assalamualaik, wahai wali Allah,' orang tua itu bertanya kepada awan, 'Kemana tujuan Anda?' la menjawab,”Saya ingin menuju ke arah sana,' Beberapa awan melintasi begitu saja, sampai sebuah awan datang. Orang tua itu bertanya, 'Tujuan Anda kemana?' la menjawab, 'Basrah.' Orang tua berkata, 'Turunlah!' Awan turun dan berada di didepannya. Orang tua itu berkata, 'Bawalah orang ini dan antarkan dia sampai ke rumahnya dengan selamat!'
"Ketika saya berada diatas awan, saya bertanya kepada Orang tua itu, dengan menyebut nama Allah yang memuliakan Anda, aku mohon Anda berkenan menerangkan kepadaku mengenai istana, dua orang yang berkuda, dan mengenai Anda sendiri.' Orang tua itu menjawab, 'Mengenai istana, itulah tempat penghormatan yang diberikan oleh Allah kepada para syuhada laut. Allah menugaskan beberapa malaikat untuk mengambil tubuh mayat mereka dari laut, memasukkannya ke dalam peti-peti itu, dan mengafani dengan kain sutera. Adapun mengenai dua orang yang berkuda, maka keduanya adalah dua malaikat yang mendatangi mayat para syuhada pada waktu pagi dan sore hari untuk menyampaikan salam dari Allah. Sedang saya, sayalah al-Khidir. Saya memohon kepada Tuhanku, agar saya dikumpulkan bersama umat nabimu.'"
Selanjutnya orang itu bercerita, "Ketika saya berada di atas pemukaan awan, saya merasa takut dan cemas yang luar biasa, sehingga mata saya menjadi seperti yang Anda lihat."
Syaikh al-Islam Ibn Hajar memaparkan cerita ini dalam bukunya al-Ishabah fi Ma’rifati al-Shahabah, dalam biografi al-Khidir a.s
BAB 25
SURGA DAN NERAKA YANG DIPERLIHATKAN KEPADA MAYAT
Allah berfirman pada ayat 46 surat al-Ghafir (al-Mu'min),
"Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang”
472. Ibn Abi Syaibah meriwayatkan bahwa Huzail berkata, "Roh-roh keluarga Fir’aun berada dalam rongga burung-burung berwarna hitam yang terbang pada pagi dan petang ke api neraka; itulah yang dimaksud penampakan api neraka kepada mereka
473. Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibn 'Umar, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya bila seseorang dari kamu Wafat, maka kepadanya ditampakkan tampatnya di akhifat pada pagi dan petang hari, jika ia termasuk penghuni surga, maka tempatnya disurga. Sebaliknya, jika ia termasuk penghuni neraka, maka tempatnya di neraka. Kepadanya dikatakan, inilah tempat Anda yang akan Anda tempati nantinya pada hari Kiamat"1
1 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh al'Bukhari (1379), Muslim (2866), al-Nasa'i (4/107). al-Turmudzi (1072), Ibn Majah (4270), al-Baghawi (1524, dan 1379), al-Baihaiqi dalam 'Azab 'al-Qabr (59,60); daan lain-lain
Penampakan Tempat Kembali: Antara Umum Dan Khusus
Imam al-Qurtubi berkata, "Ada pendapat yang menyatakan penampakan tempat di surga itu, berlaku khusus untuk mukmin yang tidak menjalani penyiksaan di kubur. Dan pendapat lain menyatakan penampakan itu berlaku umum untuk semua mukmin, apakah yang menjalani penyiksaan maupun yang tidak menjalaninya. Dan mungkin saja, mukmin yang disiksa di kubur melihat kedua tempat itu sekaligus, dalam waktu yang berbeda atau dalam waktu yang sama
Penampakan Tempat Kembali: Roh atau Roh dan Jasad
Imam al-Qurthubi berkata lagi, "Ada pendapat yang menyatakan bahwa penampakan tempat itu hanya kepada roh saja, Dan mungkin saja. penampakan itu beserta sebagian anggota badan, atau dengan seluruh anggota badan, Pada waktu itu, roh dimasukkan kembali ke badan seperti pada waktu mayat diuji dan ditanya oleh malaikat pada awal masuk kubur."
474. Al-Lalika'i di dalam Syarh al-Sunnah meriwayatkan hadis di atas dengan lafal, "Tidak ada seorang hamba pun yang wafat, kecuali rohnya ditampakkan kepadaku."
475. Hannad ibn al-Sari di dalam al-Zuhd meriwayatkan dari Ibn 'Umar bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya kepada mayat di kubur ditampakkan tempatnya di surga dan di neraka pada pagi dan petang."2
2 Hadis shahih. Diriwayatkan oleh Hannad dalam al-Zuhd (365)
476. Al-Baihaqi di dalam Syu'ab al-lman meriwayatkan bahwa Abu Hurairah berkata, "Ada dua suara teriakan setiap hari, yaitu pada pagi dan petang. Pada waktu fajar menyingsing, isi suara teriakan itu ialah, 'Malam telah berlalu dan siang telah tiba. Dan kepada keluarga Fir’aun diperlihatkan api neraka.' Semua orang yang mendengar suara teriakan itu memohon perlindungan kepada Allah dari api neraka. Pada waktu petang menjelang maghrib, isi suara teriakan itu ialah, 'Siang telah berlalu dan malam telah tiba. Dan kepada keluarga Fir'aun diperlihatkan api neraka.' Semua orang yang mendengar suara teriakan itu memohon perlindungan kepada Allah dari api neraka. 3
3 Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman (2/332) dan dalam Azab al-Qabr (62). Disanadnya ada Maimun ibn Maisarah. Ibn Abi Hatim dalam al-Jarh wa al-Ta’dil (8/235) menyebut namanya dengan tanpa berikan penilaian mengenai dirinya sedikitpun
BAB 26
AMAL YANG DIPERLIHATKAN KEPADA MAYAT
477. Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya amal-amal kamu diperlihatkan kepada keluarga-keluargamu yang sudah wafat. Jika amal-amal itu baik, maka mereka gembira. Sebaliknya, jika amal-amal itu buruk, maka mereka berdoa:
'Ya Allah, janganlah engkau wafatkan mrreka sebelum Engkau memberi hidayah kepada mereka sebagaimana Engkau memberi hidayah kepada kami.'"1
1 Hadis daif. Diriwayatkan oleh Ahmad (3/165) dari jalur 'Abd al-Razzaq, ia berkata, "Sufyan meriwayatkan kepada kami dengan Shighah Tahdits (ungkapan penyampaian dan penerimaan hadis yang menunjukka bahwa si penerima mendengar langsung dari gurunya.) bahwa ia menerima hadis ini dan seseorang yang mendengarnya dari Anas." Sanad hadis ini daif. Al-Haitsami dalam al-Majma' (2/331 - 332) menulis, "Di sanadnya ada perawi yang tidak disebut namanya."
478. Al-Thayalisi di dalam al-Musnad meriwayatkan dari Jabir ibn 'Abdillah, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya amal-amal kamu diperlihatkan kepada keluargamu yang sudah wafat di kubur mereka. Jika amal-amal itu baik, maka mereka gembira. Sebaliknya, jika amal-amal itu buruk, mereka akan berdoa:
'Ya Allah, berilah mereka hidayah agar mereka beramal saleh.'"2
2 Hadis sangat daif. Diriwayat oleh al-Thayalisi (1794), disanadnya ada al-Shalt ibn Dinar, dia matruk (tidak dapat dipercaya). Demikian juga halnya dengan Nashibi. Sedang al-Hasan tidak pernah mendengar hadis dari Jabir
479. Ibn al-Mubarak dan Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa Abu Ayyub berkata, "Amal-amal kamu diperlihatkan kepada orang-orang yang telah wafat. Jika mereka melihat amal saleh, maka mereka bergembira dan bersuka cita. Sebaliknya, jika mereka melihat amal jahat, maka mereka berdoa,
'Ya Allah, kembalikanlah amal jahatnya itu kepadanya.'"3
3 Hadis daif. Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam Zawaid Ibn al Muabarak (165). Mata rantai sanadnya terputus antara Abd al-Rahman ibn Jubair ibn Nafir dan Ayyub al-Anshary
480. Ibn Abi Syaibah dalam al-Mushannaf, Ibn Abi al-Dunya, dan Ibn 'Asakir meriwayatkan bahwa Ibrahim ibn Maisarah berkata, "Abu Ayyub a Abu Ayyub al-Anshary, Khalid ibn Zaid, wafat 52H menyerang benteng dan kota Kostantinopel b sekarang disebut Istanbul Turki la melintasi seorang tukang cerita yang berkata, Jika seorang hamba mengerjakan suatu amal (yang baik dan yang jahat) pada waktu pagi hingga siang, maka amalnya itu diperlihatkan kepada kenalannya yang telah wafat pada waktu sorenya; Dan Jika seseorang hamba mengerjakan suatu amal pada waktu sore, maka amalnya itu diperlihatkan kepada kenalannya yang telah wafat pada waktu pagi hari berikutnya.'
Abu Ayyub berkafa, 'Pikirkanlah apa yang Anda Ucapkan!' Ia menjawab, 'Demi Allah, penampakan amal itu sungguh seperti yang aku katakann.” Abu Ayyub berkata, 'Ya Allah, Janganlah Engkau tampakkan kepada 'Ubadah ibn al-Shamit dan Sa'ad Ibn 'Ubadah (dua Orang sahabat dekatnya) kesalahan-kesalahanku yang aku lakukan setelah mereka wafat.
Tukang cerita itu berkata, 'Demi Allah; bila Allah mengangkat seseorang menjadi wali, maka Dia menutupi segala aib dan kesalahan wali itu dan memuji amal terbaiknya."'4
4 Diriwayatkan oleh Ibn Abi al-Dunya dalam al-Auliya (40) sanadnya Hasan
481, Al-Turmudzi di dalam Nawadir al-Ushul meriwayatkan dari 'Abdu! Ghafur ibn 'Abdul 'Azis, dari ayahnya, dan kakeknya, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Seluruh amal diperlihatkan kepada Allah pada hari Senin dan Kamis. Dan diperlihatkan kepada para Nabi dan ornag tua pada hari Jumat, Mereka gembira dengan amal baik umat dan keturunan mereka, Wajah-wajah mereka bertambah ceria dan berseri karenanya, Bertakwalah kepada Allah, dan Janganlah kamu menyakiti orang-orang yang sudah wafat dengan amal burukmu!'5
5 Hadis palsu. Diriwayatkan oleh al-Hakim al-Turmudzi dalam nawadir al-UShul sebagaimana yang disebut dalam al-Hawi li al-Fatawa karya al-Suyuthi (2/360) dari jalur 'Abd al-Ghafur ibn 'Abd al-'Aziz, dari ayahnya dari kakeknya dengan menyandarkan perkataannya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam Di sanadnya ada 'Abd al-Ghafur, dia dituduh melakukan pemalsuan banyak hadis.
Hadis ini, juga diduga dipalsukannya.
482. Ibn Abi al-Dunya di dalam kitab al-Manamat meriwayatkan bahwa al-Nu'man ibn Basyir berkata, "Saya mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, 'Bertaqwalah kepada Allah, demi saudara-saudaramu di kubur. Sesungguhnya amal-amalmu diperlihatkan kepada mereka.” 6
6 Hadis daif. Diriwayatkan oleh Ibn Abi al-Dunya dalam al-Manamat (1) dan al-Hakim dalam al-Mustadrak (4/307). Al-Hakim menilai hadis ini sahih. Penilaian ini dibantah oleh al-Dzahabi dengan menyatakan, "Di sanadnva ada dua orang perawi yaug tidak dikenal." Menurut kami (mmuhaqqiq) mereka adalah, Abu Isma'il al-Sakuni dan Malik ibn Adi
483. Ibn Abi al-Dunya dan al-Ashbahani di dalam al-Targhib meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Janganlah kamu dengan amal-amal burukmu mempermalukan dirimu sendiri di hadapan saudara-saudara-mu di kubur. Sesungguhnya, amal-amal burukmu diperlihatkan kepada pemimpin-pemimpin kamu yang telah wafat."7
7 Hadis daif. Diriwayatkan oleh Ibn Abi al-Dunya dalam al-.Manamat (2). Di sanadnya ada Abu Sa'id 'Abdullah ibn Syabib al-Madini. Al-Dzahabi dalam al-Mujan (2/438) menulis, "Dia seorang tokoh sejarawan yang terkemuka, tetapi dia daif.” Abu Ahmad al-Hakim berkata,”dia daif” lihat Ibn Hajar: al-Lisan (3/299)
484. Ibn al-Mubarak dan al-Ashbahani meriwayatkan bahwa Abu al-Darda' berkata, "Sesungguhnya amal-amal kamu diperlihatkan kepada (keluarga dan kenalan kamu) yang sudah wafat. Karena itu terkadang mereka bergembira, dan sebaliknya, terkadang mereka bersedih." Dan beliau berdoa, "Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari mengerjakan pekerjaan yang mempermalukan 'Abdullah ibn Rawahah."8
8 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Ibn Abi al-Dunya dal al-Manamat (4) dan Nu'aim ibn Hamad dalam Ziyadat Zuhd Ibn Mubarak (165).
485. Ibn al-Mubarak meriwayatkan bahwa Sa'id ibn Jubair berkata kepada 'Utsman ibn 'Abdullah ibn Aus, "Saya minta izin untuk bertemu dengan isteri Anda." Isteri 'Utsman itu adalah anak perempuan 'Amr ibn Aus.'a Amr ibn Aus sudah wafat, ia adalah teman karib Sa’id ibn Jubair, dengan demikian Sa’id ingin bertemu dengan anak perempuan teman karibnya Sa'id diizinkan dan bertemu dengan anak perempuan 'Amr. la bertanya, "Bagaimana .sikap suamimu kepadamu?" la menjawab, "Sikapnya kepada saya baik." Sa'id berkata kepada suami perempuan itu, "Wahai Utsman, berbuat baiklah kepadanya! Karena semua perbuatan dan sikapmu kepadanya akan diketahui oleh 'Amr ibn Aus, ayahnya." Saya bertanya, "Apakah orang yang sudah wafat mengetahui berita-berita orang yang masih hidup?" la menjawab, 'Ya. Bila seseorang wafat dan memiliki keluarga dekat, maka berita-berita keluarganya itu sampai kepadanya. Jika berita itu baik, maka ia akan gembira, senang, dan mengucapkan selamat kepadanya. Sebaliknya, jika berita itu buruk, maka ia akan susah dan sedih. Bahkan roh-roh itu bertanya kepada yang membawa berita mengenai orang yang baru saja wafat. Bila dijawab dengan pertanyaan, 'Apakah roh itu tidak bergabung denganmu?' Mereka menjawab, 'Tidak. Kalau begitu rohnya dibawa ke neraka Hawiyah.'"9
9 Diriwayatkan oleh Ibn al-Mubarak dalam al-Zuhd (447)
486. Abu Nu'aim meriwayatkan bahwa Ibn Mas'ud berkata, "Sambungkan dan peliharalah hubungan baik Anda dengan orang yang mempunyai hubungan baik dengan ayah Anda. Sesungguhnya hal itu adalah cara Anda menyambung dan memelihara hubungan silaturahmi Anda dengan ayah Anda yang telah Wafat."
BAB 27
ROH YANG TERTAHAN
487. Al-Turmudzi, Ibn Majah, dan al-Baihaqi meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Roh orang mukmin ditahan karena hutang yang belum dibayarnya. Penahanan itu akan berakhir setelah hutangnya dilunasi."1
Sebagian ulama berkata: Arti "ditahan" dalam hadis ini ialah tertahan sehingga tidak dapat mencapai tempatnya yang mulia.
1 'Hadis sahih. Diriwayatkan oleh al-Turmudzi (1078, 1079), Ibn Majah (2413), Ahmad (2/508), al-Hakim (2/26, 27), al-Baihaqi dalani al-Sunan al-Kubra (6/49, 76) dan dalam Azab al-Qabr (150, 151), al-Baghawi dalam Syarh, al-Sunnah (2147) dan lain-lain
488. Al-Thabrani di dalam al-Awsath, al-Baihaqi, dan a Ashbahani di dalam al-Targhib, meriwayatkan dari Samrah ibh Jundub, bahwa Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam melaksanakan salat Subuh, kemudian beliau bertanya, "Apakah di sini hadir seorang dari suku Bani Polan? Sesungguhnya roh saudara kamu tertahan di pintu surga, akibat hutang yang belum dibayarnya. Bila kamu tidak berkeberatan, kamu bisa membayarkan hutangnya. Sebaliknya, bila kamu tidak melunasi hutangnya, berarti kamu rela dia diazab karena hutang tersebut."2
2 Hadis daif. Diriwayatkan oleh 'Abd al-Razzaq didalam al-Mushannaf (15263). Lihat juga al-Mundziri: al-Targhib wa al-Tarhib (3/36 - 37).
489. Imam Ahmad dan al-Baihaqi meriwayatkan bahwa Jabir berkata, "Seorang sahabat wafat dengan meninggalkan hulang sebesar dua dinar. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam tidak menyalatkannya. Lalu, setelah Abu Qatadah berjanji akan membayarnya, baru Nabi Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam berkenan menyalatkannya. Pada keesokan harinya, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bertanya kepada Abu Qatadah, 'Bagaimana masalah hutang yang sebesar dua dinar itu?' la menjawab, 'Belum sempat saya bayar, karena dia baru wafat kemarin.' Keesokan harinya Abu Qatadah bertemu lagi dengan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam dan melapor, 'Saya sudah membayarnya, Rasul.' Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, 'Sekarang, kulitnya sudah dingin.'"3
3 'Hadis hasan. Diriwayatkan oleh Ahmad (3/330), al-Daruquthni (3/79), al-Hakim (2/58), al-Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubra (6/74, 75) dan dalam 'Azab al-Qabr (153) dan lain-lain. Sanadnya hasan, karena didalamnya ada Abdullah ibn Muhammad ibn Aqil dia adil telapi daya hafalnya sederhana, Hadisnya Insyaallah hasan.
490. Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Sa'id ibn al-Athwal berkata, "Ayah saya wafat dengan meninggalkan warisan sebesar tiga ratus dirham, beberapa orang anak kecil yang harus diberi nafkah, dan sejumlah hutang. Saya ingin memberi nafkah kepada anak-anaknya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, 'Sesungguhnya roh ayah Anda tertahan karena hutangnya. Oleh karena itu, bayarlah hutangnya itu!' 4
4 Hadis hasan; Diriwayatkan oleh Abu Ya'la dalam al-Musnad (3/80), Ahmad (4/136, 5/7), Ibn Majah (2433), dan lain-lain
491. Al-Thabrani di dalam al-Awsath dari al-Barra' al-'Azib bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Orang yang wafat dengan meninggalkan hutang, maka rohnya ditahan karena hutangnya itu. Dan ia mengadukan kesepiannnya kepada Allah."5
5 'Hadis daif. Diriwayatkan oleh Thabrani dal al-Awsath seperti disebutkan dalam Majma’ al-Zawaid karya al-Haitsami (8/132). Didalm sanad mereka berdua ada Mubarak ibn Fudhalah, dia mudallis dan selalu meriwayatkan hadis dengan ‘an’anah
492. Abu al-Syaikh Ibn Hayyan di dalam kitab al-Washaya meriwayatkah bahwa Qais ibn Qabishah berkata, dan dia menyandarkan perkataannya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam "Siapa yang tidak meninggaikan wasiat.a Untuk membayar hutangnya atau menyuruh keluarganya bertaqwa setelah ia wafat maka dia tidak diizinkan berbicara dengan roh-roh yang telah wafat terlebih dahulu darinya," Seseorang bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah roh-roh orang yang telah wafat itu dapat berbicara?" Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam menjawab, "Tentu, bahkan mereka saling kunjung-mengunjungi,"6
6 Hadis daif. Pengarang buku ini sendiri menilainya daif dalam al-Jami' al-Shaghir (9033, menurut penomoran buku Faidh al-Qadir). Al-Hafizh ibn Hajar juga menilainya daif dalam al-Ishabah (5/263).
BAB 28
PERTEMUAN ROH ORANG HIDUP DENGAN ROH ORANG MATI DALAM MIMPI
Bukti Pertemuan Antara Roh: Inderawi dan Naqli
Pertemuan antara roh-roh orang mati dengan orang hidup merupakan suatu hal yang sudah pasti Bukti dan dalilnya sangat banyak dan tidak dapat dihitung. Salah satu bukti yang kuat untuk itu ialah indera yang dapat menangkap dan merasakannya
493. Ibn Mandah didalam al Ruh dan al-Thabrani didalm al-Awsath meriwayatkan dari jalur Sa’id ibn Jubair bahwa Ibn ‘Abbas menafsirkan ayat 42 surat al-Zumar, dengan berkata, ”Sebuah riwayat yang saya terima menyatakan bahwa roh-roh orang yang masih hidup dan sudah wafat bertemu dalam mimpi, lalu mereka berbicara dan saling bertanya. Kemudian Allah menahan roh-roh orang yang sudah wafat dan mengembalikannya roh-roh orang yang masih hidup ke tubuhnya masing-masing.” 1
1 'Diriwayatkan oleh al-Thabrani dalam al-Awsat dan semua perawinya stiqah, demikian tulis al-Haitsami dalam al-Majma’ (7/103)
494. Ibn Abi Hatim meriwayatkan bahwa al-Sudi, ketika menafsirkan potongan ayat 42 surat al-Zumar, "Dan Dia (memegang) jiwa orang yang belum mati diwaktu tidurnya," berkata, "Allah mencabut roh dari jasad pada waktu tidur. Lalu roh orang hidup dan roh orang mati bertemu. Keduanya berkenalan dan berbicara, kemudian rob orang hidup dikembalikan ke jasadnya di dunia untuk menghabiskan sisa umurnya Roh orang mari juga ingin kembali masuk ke jasadnya, tetapi tidak di izinkan."
495. Juwaibir meriwayatkan bahwa Ibn 'Abbas menafsir kan ayat 42 surat al-Zumar, la berkata, "Ada suatu tali (kabel) yang terbentang antara timur dan barat, dan antara langit dan bumi, Roh-roh orang yang telah wafat dan roh-roh orang yapg masih hidup berada di tali itu. Karena itu, roh mayat dapat berhubungan dengan roh orang hidup. Roh orang yang masih hidup dlizinkan kembali memasuki tubuhnya untuk menghabiskan sisa rezekinya. Jadi, roh mayat ditahan sedang roh orang hidup dilepas,"2
2 Sanadnya sangat daif, karena di sanadnya ada Juwaibir dan cacat hadis ini terletak pada dirinya. Dia halik (lemah dan tidak dipercaya), selain antara dia dan Ibn 'Abbas minimal ada seorang perawi.
Ibn al-Qayyim berkata, "Salah satu bukti adanya pertemuan antara roh orang hidup dengan roh mayat ialah orang hidup melihat orang yang telah wafat dalam mimpinya. Orang yang telah wafat itu memberitahunya beberapa masalah gaib yang terbukti kebenarannya."
496. Ibn Abi al-Dunya dan Ibn al-Jauzi di dalam 'Uyun al-Hikayat dengan sanadnya meriwayatkan bahwa Syahr ibn Hausyab berkata:
“Sha'ab ibn Jutsamah dan 'Auf ibn Malik berteman akrab. Sha'ab berkata kepada 'Auf, "Siapa yang lebih dahulu wafat di antara kita berdua, maka ia harus memunculkan dirinya dalam mimpi yang masih hidup." 'Auf bertanya, "Mungkinkah hal itu?" Sha'ab menjawab, ''Tentu saja mungkin." Tidak lama berselang, Sha'ab ditakdirkan lebih dahulu wafat daripada 'Auf. 'Auf melihatnya dalam sebuah mimpi dan bertanya, "Apa yang Anda alami?" la menjawab, "Dosaku diampuni setelah merasakan kesusahan." 'Auf berkata, "Saya melihat ada bercak hitam di lehernya dan saya tanyakan hal itu. la menjawab, 'Duh, ini semua disebabkan uang sepuluh dinar yang saya pinjam dari seorang Yahudi. Uang itu berada di tabung anak panahku. Tolong Anda serahkan uang tersebut kepadanya. Ketahuilah, setelah aku wafat, tidak ada berita mengenai keluargaku yang tidak aku ketahui, hatta mengenai matinya seekor kucing beberapa hari yang lalu. Ketahuilah pula, bahwa anak perempuanku akan wafat enam hari lagi. Bimbinglah dia baik-baik!'"
'Auf berkata, "Keesokan harinya, saya mendatangi keluargany'a dan melihat sebuah tabung anak panah. Saya menurunkannva dan melihat sesuatu di dalamnya. Saya berkata, 'Semoga Allah merahmati Sha'ab, dia termasuk sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam yang terbaik. Saya memberinya pinjaman uang sebesar sepuluh dinar. Dan uang itu saya masukkan ke dalam tabung anak panah ini.'a
a Sebenarnya, seperti yang kita ketahui, berdasarkan informasi dari mimpi, pihak pemberi pinjaman adalah orang Yahudi, bukan Auf ibn Malik yang berbalik mengakui hal itu. Barangkali, Auf ibn Malik berbohong sedikit untuk menjaga perasaan keluarga Ibn Jutsamah
Keluarganya berkata, 'Tentu saja, demi Allah, itu adalah uang Anda.' Saya bertanya, 'Adakah peristiwa yanp terjadi dalam keluargamu setelah Sha'ab wafat?' Mereka menjawab, 'Ya.' Lalu mereka menceritakan berbagai macam peristiwa, termasuk seekor kucing yang mati. Saya bertanya, 'Di mana anak perempuan saudara saya itu?' Mereka menjawab, 'Dia sedang bermain.' Saya mendatanginya dan meraba tubuhnya. Ternyata dia sedang demam. Saya berkata kepada mereka, 'Jagalah dia baik-baik!' Tepat enam hari berikutnya, anak perempuan itu pun wafat."3
3 Diriwayatkan oleh Ibn Abi al-Dunya dalam al-Manamat
497. Abu al-Syaikh Ibn Hayyan di dalam al-Washaya, al-Hakim di dalam al-Mustadrak, al-Baihaqi dalam al-Dala’il dan Abu Nu'aim meriwayatkan—dua Imam yang terakhir ini meriwayatkan dari Atha’ al-Khurasani—bahwa anak perempuan Tsabit ibn Oais Ibn Syammas berkata;
“Sesungguhnya Tsabif gugur dalam perang Yamamah dalam kondisi memakai baju besi yang bagus. Lalu seorang muslim menemukannya dan memakainya. Lalu seorang muslim yang lain dalam mimpinya melihat Tsabit. Tsabit berkata, "Saya menyampaikan sebuah wasiat kepada anda. Jangah Anda mengira bahwa ini sekadar mimpi biasa, sehingga Anda tidak melaksanakan wasiatku; ketahuilah, ketika saya wafat kemarin, seorang muslim melintasi jasad saya dan mengambil baju besi saya. Rumahnya berada di pinggir kampung. Didekat kemahnya ada kuda yang tinggi, kuat dan kencang larinya. Baju besi saya itu disembunyikannya dibawah sebauah panci besar, dan diatas panci besar itu ada pelana kuda. Temuilah Khalid ibn Walid dan mintalah agar ia mengutus seseorang untuk mengambil baju besi itu. Selanjutnya bila Anda telah tiba dikota Madinah dan bertemu dengan Khalifah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam—Abu Bakr al-Shiddiq—sampaikan kepadanya bahwa saya punya hutang sejumlah sekian. Dan aku merdekakan budakku, Si Poland an si Polan."
Lalu orang yang bermimpi itu menemui dan menyampaikan mimpinya kepada Khalid. Khalid mengutus seseorang untuk mengambil dan membawa orang yang mencuri kepadanya. Lalu orang yang bermimpi itu menemui Abu Bakr dan menceritakan mimpinya. Abu Bakr melaksanakan wasiatnya. Abu Bakr berkata,”Kami tidak mengetahui ada orang yang dipenuhi dan dilaksakan wasiatnya setelah wafat selain Tsabit ibn Qais.”
BAB 29
KONDISI ROH KETIKA TIDUR
498. Al-Hakim di dalam al-Mustadrak, al-Thabrani di dalam al-Awsath, dan al-'Uqaili meriwayatkan dari Ibn 'Umar yang menceritakan bahwa 'Umar bertemu dengan 'Ali a.s dan berkata, "Seseorang bermimpi, mimpinya itu ada yang benar dan ada yang dusta.” 'Ali a.s menjawab, "Ya; benar. Saya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, 'Bila Seorang manusia tidur nyenyak, maka rohnya dibawa naik ke 'Arasy. Bila ia terbangun dari tidurnya setelah rohnya sampai di Arasy, mimpinya itu benar, sebaliknya, bila ia terbangun dari tidurnya sebelum rohnya sampai di Arasy, maka mimpinya itu bohong"1
1 Hadis daif, diriwayatkan oleh al-hakim (4/396-397) dengan tanpa menilai dan menyebut kualitas hadis tersebut. A-Dzahabi menilainya dengan menyatakan,”Hadis ini “munkar”. Pengarang buku ini sendiripun tidak menilainya shahih. Kemungkinan besar cacat hadis ini terletak pada perawinya yang bernama Azhar.” Lihat biografi Azhar dalam al-Lisan karya Ibn Hajar (1/339)
Hadis munkar ialah hadis yang menyendiri dalam periwayatannya, yang diriwayatkan oleh orang yang banyak kesalahannya, atau kelengahannya atau jelas kefasikannya yang bukan karena dusta
499. Al-Bahaqi di dalam Syu’ab al-Iman meriwayatkan bahwa Abdullah ibn Amr ibn Ash berkata,” naik ke langit pada waktu tidur dan disuruh bersujud di 'Arasy. Orang yang tidur dalam keadaan suci dari hadas akan sujud di 'Arasy. Sebaliknya, orang yang tidur dalam keadaan tidak suci dari hadas akan sujud di tempat yang jauh dari 'Arsy,"
500. Ibn al-Mubarak meriwayatkan bahwa Abu al-Darda berkata, "Apabila seseorang tidur, maka rohnya dibawa naik ke atas sampai tiba di 'Arasy, bila ia dalam keadaan suci dari hadas besar, maka ia diizinkan untuk sujud di 'Arasy, Sebaliknya, bila ia dalam keadaan junub, maka ia tidak diizinkan unutk sujud di 'Arasy,'2
2 Diriwayatkan oleh Ibn al-Mubarak dalam al-Zuhd (1245).
501. Al-Nasa'i meriwayatkan bahwa Khuzaimah berkata, "Saya bermimpi seolah-olah saya sujud di kening Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam. Saya menceritakan mimpi saya itu kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam Beliau bersabda, 'Sesungguhnya roh-roh saling bertemu,'"3
3 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh Ahmad (5/214, 215, 216), dan Ibn al-Atsir dalam Asad al-Ghabah (2/114).
Al-Syaikh 'Izzu al-Din ibn 'Abd al-Salam menjelaskan mengenai roh dan kesadaran sebagai berikut! "Menurut kebiasaan yang ditentukan oleh Allah, bila roh berada dalam tubuh, maka manusia dalam kondisi sadar dan terjaga. Sebaliknya, bila roh keluar dari tubuh dan berada di luar tubuh, maka manusia dalam kondisi tidur. Dan roh itu melihat berbagai macam mimpi di dalam tidurnya. Bila roh itu bermimpi melihat sesuatu ketika berada di langit, maka mimpinya ku benar, karena setan tidak mampu naik ke langit. Sebaliknya, bila roh itu bermimpi melihat sesuatu ketika berada di bawah langit, maka mimpi itu berasal dari setan. Dan bila roh itu kembali masuk ke dalam tubuh, maka manusia akan sadar kembali seperti semula
Beberapa Penafsiran Lain
'Ikrimah dan Mujahid berkata, "Apabila seorang manusia tidur, maka ada sebuah media tertentu yang dapat dilalui dan dilewati rohnya. Pangkal media itu terletak di dalam tubuh. Roh itu pergi berkelana ke tempat-tempat yang diinginkan oleh Allah. Selama roh itu pergi berkelana selama itu pula manusia tidur. Sebaliknya, bila roh itu kembali masuk ke dalam tubuh, maka manusia terbangun dari tidurnya dan tersadar. Media itu bagaikan matahari. Cahayanya sampai ke permukaan bumi, sedang sumber cahayanya terletak di matahari itu sendiri."
Ibn Mandah berkata, "Sebagian ulama berpendapat, sesungguhny roh itu berbentuk seperti tali yang memanjang keluar dari lubang hidung manusia, dan pangkal roh itu berada di tubuhnya. Seandainya roh itu keluar total dari tubuh, maka orang itu wafat. Roh itu seperti sumbu pelita. Bila sumbu itu dipisahkan dari pelita, maka dian tersebut akan padam. Tidakkah Anda melihat bahwa sumber api itu berada di sumbu, sedang cahayanya memenuhi ruangan rumah? Demikian juga halnya dengan roh. la berbentuk sesuatu yang memanjang dan keluar dari lubang hidung manusia ketika tidur, lalu pergi berkelana dan berkeliling di alam raya. Malaikat yang bertugas mengurusi roh-roh manusia memperlihatkan kepadanya pemandangan yang disukai malaikat. Kemudian malaikat itu mengembalikan roh tersebut ke tubuhnya."
502. Abu al-Syaikh, dalam al-'Azhamah meriwayatkan bahwa 'Ikrimah ditanya mengenai seseorang yang bermimpi seolah-olah ia berada di Khurasan, Syria, dan negara-negara lain yang tak pernah didatanginya. 'Ikrimah menjawab, 'Yang melihat dalam mimpi itu adalah roh. Roh itu punya hubungan dengan jiwa. Apabila seseorang terbangun dari tidurnya, praktis jiwanya akan menarik roh itu."
503. Abu al-Syaikh juga meriwayatkan dari Jalur lain bahwa 'Ikrimah ketika menafsirkan potongan ayat 60 surat al-Anam, "Dan Dia-lah yang mewafatkan kamu dimalam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari."
Allah mencabut seluruh roh pada setiap malam; Lalu Dia bertanya kepada seluruh jiwa tentang apa yang dikerjakannya hari itu. Kemudian Dia memanggil malaikat Israil dan berfirman, 'Cabutlah nyawa si Polan dan si Polan!" 4
4 'Hadis dalf. Diriwayatkan oleh Abu al-Syaikh dalam ial-Azhamah (431), di sanadnya ada Hafsh ibn Umar, dia daif.
BAB 30
UCAPAN YANG MENYAKITKAN MAYAT
504. Al-Dailami meriwayatkan dari 'Aisyah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya mayat di kubur merasa sakit oleh sesuatu yang menyakitinya ketika ia masih hidup di dunia."1
1 Hadis munkar, demikian diungkapkan oleh Abu Hatim al-Razi dalam al-'Ilal kepada anaknya (1/372). Hadis ini termaktub dalam Musnad al-Dailami (754) tanpa sanad.
Pengertian Ucapan yang Menyakitkan Mayat
Imam al-Qurthubi berkata, "Mungkin, segala yang menyakitkan mayat, baik berupa perbuatan maupun perkataan orang yang masih hidup, sampai kepada mayat melalui suatu cara pemberitahuan yang halus, misalnya malaikat memberitahunya, lewat tanda, isyarat, bukti atau yang lain. Hal ini sebagai peringatan kepada orang yang masih hidup agar tidak mengeluarkan perkataan keji terhadap orang-orang yang sudah mati. Atau mungkin juga yang dimaksud darinya adalah siksaan malaikat kepadanya berupa celaan dan teguran keras guna menghapus dosa-dosa yang diperbuatnya."
505. Imam al-Bukhari meriwayatkan dari 'Aisyah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Janganlah kamu mencaci maki orang-orang yang sudah wafat. Karena mereka sudah meng-akhiri amal-arnal mereka dan sudah mendapat ganjarannya. 2
2 Hadis sahih. Diriwayatkan oleh al-'Bukhari (3/258), al-Nasa'i (4/54) Ahmad (6/1801), dan lain-lain.
(imam Ibn Hajar berpendapat, dibenarkan menyebut kesalahan dan aib kafir dan fasik sebagai peringatan kepada orang lain. Dan ulama sepakat bahwa boleh menyebut kelemahan dan kesalahan para perawi yang lemah (daif), baik ketika masih hidup maupun sudah wafat
506. Imam al-Nasa'i meriwayatkan bahwa Shufiyah binti Syaibah berkata, "Kesalahan seseorang yang sudah wafat disebut-sebut di majelis Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam lalu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, 'Janganlah kamu menyebut-nyebut ihwal orang yang telah wafat kecuali kebaikannya.'"3
3 Hadis shahih, diriwayatkan oleh al-Nasa’i (4/52)
507. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan dari Ibn 'Umar bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda, "Ceritakanlah kebaikan-kebaikan orang yang telah wafat dan janganlah menceritakan keburukan-keburukannya."
508. Ibn Abi al-Dunya meriwayatkan bahwa 'Aisyah berkata, "Saya mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Alihi Wasallam bersabda; 'janganlah kamu menyebut-nyebut orang yang sudah wafat kecuali dengan kebaikan. Jika mereka termasuk penduduk surga maka mereka telah terhindar dari dosa. Sebaliknva, jika mereka termasuk penduduk neraka, bukankah sudah cukup neraka itu sebagai siksaan mereka.'"
END

Tidak ada komentar: